Logo Header Antaranews Jateng

Bayi Penderita Kelainan Hati Akhirnya Meninggal

Senin, 2 April 2012 18:00 WIB
Image Print
Karin Nafisah ketika masih menjalani perawatan di RSUP dr Kariadi Semarang


"Karin meninggal pada hari Jumat (30/3) pukul 17.00 WIB karena ada reaksi penolakan tubuh pasien terhadap organ donor," kata Kepala Bagian Humas, Hukum, dan Pemasaran RSUP dr. Kariadi Semarang dokter Darwito di Semarang, Senin.

Sebelumnya diwartakan, RSUP dr. Kariadi Semarang pada tanggal 14 Januari 2012 kedatangan pasien kelainan hati dari Samarinda, Kalimantan Timur, bernama Karin Nafisah, putri pertama Ulianto Fikri (24) dan Nurvitasari (18).

Bocah malang yang kemudian didiagnosa menderita atresia bilier (saluran empedu tak terbentuk sempurna) itu sebelumnya sempat dirawat di RSUD Abdul Moeis Samarinda, Kaltim, sebelum dirujuk ke RSUP dr. Kariadi Semarang.

Menurut Darwito, tim dokter sebenarnya telah melakukan operasi cangkok hati dengan organ donor dari sang ayah, Ulianto, pada hari Sabtu, 24 Maret lalu, setelah menjalani perawatan intensif dan berbagai pemeriksaan.

"Bahkan, kami mendapatkan juga dokter ahli dari Singapura untuk memastikan kondisi hati donor (pemberi) dengan penerima (recipient) agar tidak terjadi kesalahan sebelum memutuskan melakukan operasi cangkok hati," katanya.

Ia mengatakan bahwa operasi cangkok hati yang mengerahkan sebanyak 20 dokter ahli--bedah anak, bedah plastik, dan bedah vaskuler--itu berhasil dan pasien kemudian dipindahkan ke ruang "intensive care unit" (ICU).

Setelah operasi, kata dia, pihaknya tetap melakukan pemantauan intensif di ruang ICU, namun dalam perkembangannya diketahui ada penurunan kondisi dan lima hari setelah dirawat akhirnya Karin meninggal dunia.

Menurut dia, pihaknya sudah mengupayakan yang terbaik dan melakukan tindakan medis yang dibutuhkan, namun tubuhnya tetap menolak organ hari yang didonorkan dari sang ayah, dan terjadi kegagalan multiorgan.

"Jenazah Karin sudah diterbangkan oleh keluarganya ke Samarinda pada Sabtu (31/3) lalu. Keluarganya meminta Karin dikuburkan di kota asal. Ini risiko, yang jelas kami sudah mengupayakan yang terbaik," kata Darwito.

Nenek mendiang Karin, Yatmi, saat dikonfirmasi via telepon seluler membenarkan adanya reaksi penolakan dari tubuh karin atas organ hati yang didonorkan dari sang ayah meski tim dokter sudah mengupayakan yang terbaik.

"Operasi yang dilakukan tim dokter sudah bagus, semuanya sudah dipersiapkan dengan baik. Namun, tubuh Karin tidak kuat menerima donor hati meski dari ayahnya. Karin sudah dimakamkan pada hari Minggu (1/4)," katanya.

Pewarta :
Editor: Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA 2024