Logo Header Antaranews Jateng

PG Rendeng Tetap Menjaga Tradisi "Temanten Tebu"

Kamis, 17 Mei 2012 08:26 WIB
Image Print
Ilustrasi Pabrik Gula (PG). (ANTARA/Oky Lukmansyah)


Tahun tersebut, juga menjadi cikal bakal berdirinya PG Rendeng yang ada di Jalan Jenderal Sudirman Kudus, tepatnya di Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.

Bangunan PG Rendeng memang masih terlihat megah dengan arsitektur kuno, demikian halnya mesin produksinya juga masih banyak yang mengandalkan mesin yang sudah berusia cukup tua, meskipun beberapa suku cadangnya sudah banyak yang diganti dengan yang baru.

Memasuki usianya yang ke-172 dengan era yang sudah semakin modern dan maju, prosesi "temanten tebu" masih tetap digelar sebagai tanda musim giling tahun 2012 akan dimulai.

Ritual tersebut layaknya prosesi pernikahan antara "laki-laki pengantin" bernama Bagus Joyo Widodo asal Kebun Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, Kudus dan "wanita pengantin" bernama Arum Rahayu Lestari yang berasal dari kebun Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Kudus.

Kedua "pasangan pengantin" terlebih dahulu diarak oleh 45 orang yang dimeriahkan oleh kesenian barongan sebelum dimasukkan ke mesin penggilingan bersama puluhan batang tebu lainnya sebagai pengiring.

Makna angka 45 mengisyaratkan jumlah angka tertinggi dengan harapan memiliki tekad dalam merealisasikan target yang ditetapkan.

"Pemberian nama pengantin Bagus Joyo Widodo memiliki arti baik, jaya, selamat. Sedangkan Arum Rahayu Lestari memiliki arti bau harum, selamat dan sukses, serta abadi," kata Administrator PG Rendeng Kudus Teguh Agung Tri Nugroho.

Dengan demikian, kata dia, PG Rendeng diharapkan selalu sukses dan jaya untuk selamanya.

Menurut dia, tradisi tersebut memang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Tradisi kuno yang juga disebut selamatan giling ini, merupakan rangkaian acara yang diselenggarakan setiap tahun sebagau wujud atau tanda PG Rendeng telah siap melaksanakan pekerjaan besar, yakni giling tebu.

Seperti halnya musim giling sebelumnya, sebelum acara puncak selamatan digelar Rabu (16/5) pagi, PG Rendeng juga menyelenggarakan ziarah ke Makam Sunan Kudus dan Makam Mbah Juwero Musa karena dianggap memiliki kedekatan dengan keberadaan PG Rendeng Kudus.

Kegiatan lainnya, yakni memberikan santunan kepada anak yatim, menggelar MTQ, lomba bulu tangkis, dan jalan sehat yang melibatkan seluruh karyawan PG Rendeng.

Sedangkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk digelar Rabu (16/5) dengan lakon "Sadewa Ruwat" yang memiliki makna dengan rahmat Allah SWT, semua kesulitan yang dihadapi dengan seizin Allah akan dapat dilalui dengan selamat.


Menjadi Spirit Pekerja
Salah seorang pekerja di PG Rendeng, Tri Priyanto mengakui, ritual selamatan yang sudah ada sejak pabrik ini berdiri, memang tidak bisa dihilangkan karena sudah menjadi spirit tersendiri bagi para pekerja.

"Jika tidak ada selamatan, kami justru tidak bisa bekerja secara lepas karena khawatir akan terjadi sesuatu pada pekerja maupun mesin gilingnya," ujarnya.

Untuk itu, dia meyakini, ritual tersebut bisa memberikan ketenangan para pegawai dalam bekerja, karena sudah diawali dengan kegiatan keagamaan yang dipadu dengan adat jawa seraya memohon doa kepada Tuhan agar musim giling tahun ini berjalan lancar dan tidak halangan.

Ritual tersebut, juga diyakini para pekerja bisa menghindarkan pekerja mengalami kecelakan kerja.

"Sejauh ini, kecelakaan kerja memang nihil, di samping standar operasional prosedur juga tetap dilaksanakan dengan disiplin," ujarnya.

Bahkan, lanjut dia, masyarakat sekitar juga ikut menyaksikan ritual yang digelar di setiap akan memasuki musim giling di PG Rendeng.

Salah seorang warga sekitar, Budianto (27) mengaku, tertarik melihat prosesi "temanten tebu" karena tergolong unik dan hanya bisa dilihat setiap akan memasuki musim giling tebu di PG Rendeng.

"Meskipun sudah modern, tradisi kuno tersebut masih tetap dijaga agar tidak punah. Padahal, keterkaitannya dengan hasil giling tebu tentunya sulit diterima akal," ujarnya.

Ia menganggap, untuk mencapai hasil produksi gula yang maksimal, selain kerja keras tentunya harus didukung sarana dan prasarana yang memadai, serta pasokan bahan baku tebu yang berkualitas.

Sedangkan ritual tersebut, dianggap hanya sebatas spirit bagi pekerja yang diyakini bisa menghindarkan mereka dari musibah.

Pada musim giling tahun ini, PG Rendeng Kudus menargetkan tingkat produksi gula sebanyak 254.586 kuintal dengan jumlah tebu yang akan digiling sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebanyak 3,54 juta kuintal.

Bahan baku tebu berasal dari Kabupaten Demak, Kudus, Jepara, Pati, Blora, dan Rembang dengan target luas areal tanaman tebu sekitar 6.000 hektare.

Target pencapaian rendemen tebu pada periode giling tahun ini, diharapkan bisa mencapai 7,1 atau lebih tinggi dari realisasi target sebelumnya mencapai 6,02.

Produksi gula pada musim giling tahun ini akan dilaksanakan selama 145-150 hari yang dimulai sejak 22 Mei hingga pertengahan Oktober 2012.

Adapun kapasitas giling PG Rendeng setiap harinya, mencapai 24.500 kuintal tebu atau setara 400 truk per hari.

Pewarta :
Editor: M Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024