Lulusan SD Ciptakan Alat Perontok Duri Salak
Senin, 22 Oktober 2012 09:24 WIB
"Alat ini cukup sederhana, tidak menggunakan mesin hanya menggunakan tenaga manusia. Tapi ini lebih efektif dibanding membuang duri salak dengan cara manual," kata Sarna, di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
Sarna merupakan pegawai Taman Wisata Mekarsari, bertugas dibagian produksi salak di kebun komersil Blok A.
Sejak 1993, pria lulusan sekolah dasar ini bekerja di Mekarsari, hampir setiap hari ia bergelut dengan salak. Ia bertugas memanen buah salak mulai dari batangnya hingga bisa dipasarkan di kebun komersik.
Buah salak yang dipanen, agar bisa dijual dan dinikmati masyarakat terlebih dahulu dibersihkan durinya. Duri salak dibuang dengan cara manual. Yakni diayak dalam sebuah keranjang dengan menggunakan tangan.
"Karena belum ada alat khusus perontok duri salak, selama ini duri dibuang dengan cara manual. Masukkan dalam keranjang, lalu digoyang-goyang sampai durinya lepas, lalu salak yang sudah bersih dipilah ukurannya dari yang kecil, sedang dan besar," katanya.
Alat perontok duri salak diciptakan Sarna pada tahun 2011, seminggu sebelum Lebaran Idul Fitri. Alat ia buat karena pengalaman sendiri yang betugas merontokkan duri salak. Ia berinisiatif mencari alat yang dapat membantunya merontokkan duri salak dalam waktu cepat dan hasil memuaskan.
Alat perontok duri salak terbuat dari bahan kayu kaso, triplek dan bambu. Semuanya bahan bekas yang ia ambil dari gudang. Selama satu minggu ia melakukan percobaan hingga akhirnya menemukan alat tersebut.
Alat perontok duri salak milik Sarna berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 1,5 meter dengan lebar 80 cm. Terdiri dari bagian atas tempat salak yang baru dipanen dimasukkan, lalu bagian tengah tempat perontok duri, dan bagian bawah tempat salak yang sudah dirontokkan berdasarkan kelas ukurannya atau disebut bagian "grading".
Duri salak dirontokkan, di dalam tabung silinder yang terbuat dengan rangkai kayu-kayu kaso yang disusun berjarak sehingga ada ruang tempat duri-duri salam yang rotok terbuang.
Cara merontokkan duri salak, salak yang sudah masuk ke dalam tabung, lalu diputar-putar selama kurang lebih 10 hingga 20 menit. Silinder diputar dengan tangan, disisi kanan alat ada pedal yang digunakan untuk memutar tabung saat proses perontokkan duri dilakukan (seperti alat pembuat lumpia).
"Dengan alat ini, lebih cepat dan efisien. Untuk panen 1 ton, kita bisa merontokkan duri salak selama 5-6 menit. Bila dibandingkan dengan cara manual, 1 ton salak baru bisa selesai dua hari," katanya.
Selain mudah dan cepat, alat perontok duri salak juga, memiliki bagian yang akan memilah salak sesuai kelas ukurannya yakni kelas a untuk ukuran besar, kelas b untuk ukuran sedang dan kelas c untuk ukuran kecil.
Sarna mengatakan, alat tersebut ia buat dengan modal Rp52.000. Yang diperkirakan penggunaannya bisa tahan dua tahun.
Public Relation Taman Wisata Mekarsari, Putri Ayu Pratami mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi pegawainya yang telah menciptakan alat inovasi perontok duri salak.
"Kita tahu selama ini duri salak dibersihkan secara manual. Dan ini memerlukan waktunyang cukup lama. Dengan alat ini, merontokkan duri salak bisa lebih cepat dan hemat tenaga," katanya.
Ia mengatakan, Manajemen Mekarsari, tengah mengupayakan untuk mendaftarkan hak cipta atas penemuan alat tersebut oleh pegawainya.
"Kita sedang dalam proses kesana, tapi memang ini tidak mudah, karena ini termasuk dalam riset penelitian. Maka harus ada tahapan yang dilakukan. Kita akan mendaftarkannya dalam 105 karya inovasi pada tahun depan (2013)," kata Putri. (KR-LR)
Pewarta : -
Editor:
Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA 2024