Logo Header Antaranews Jateng

Catatan Akhir Tahun - Ancaman Teror di Solo

Minggu, 23 Desember 2012 04:35 WIB
Image Print
ilustrasi


Masyarakat Kota Solo pada kepemimpinan Wali Kota Joko Widodo dan Wakil Wali Kota FX Hadi Rudyatmo dinilai berhasil memajukan daerahnya, membangun kota dengan tetap menonjolkan dan melindungi benda-benda cagar budaya.

Masyarakat Solo yang mengutamakan hidup rukun berdampingan, dan bergotong royong dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi budaya. Mereka tidak mudah terpancing jika ada daerah lain terjadi konflik atau peristiwa kerusuhan lainnya.

Namun, ketenangan daerah yang juga sering disebut "Kota Bengawan" itu, terusik dengan munculnya berbagai peristiwa seperti bentrok antarwarga dan ancaman berbagai teror bom sepanjang tahun 2012 ini.

Bahkan, pasukan Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri sering beroperasi di wilayah Kota Solo dan sekitarnya karena mereka mencari persembunyian para pelaku teror.

Peristiwa tersebut diawali terjadinya bentrokan antara kedua kelompok massa di kawasan Gandekan dan Kampung Sewu Kota Solo, pada tanggal 3 Mei 2012.

Jajaran Kepolisian Resor Kota Surakarta melakukan penjagaan ketat di setiap sudut jalan di Kampung Sewu, Jebres, Kota Solo, itu selama 24 jam. Kejadian di Jalan RE. Martadinata, Kampung Sewu membuat sejumlah petugas Polresta, TNI, bersama sejumlah tokoh masyarakat berjaga di sudut-sudut gang masuk kampung itu.

Menurut Kepala Polresta Surakarta Kombes Polisi Asdjima'in, pihaknya menurunkan dua satuan setingkat kompi (SSK) dari Brimob dan Sabhara serta didukung anggota TNI untuk mengamankan lokasi kejadian.

Pada peristiwa bentrok selama dua hari tersebut, tiga orang mengalami luka-luka, termasuk satu orang wartawan televisi lokal yang sedang meliput.

Beberapa hari kemudian, 11 Mei 2012, pasukan Detasemen Khusus 88 Mabes Polri juga menangkap satu orang terduga teroris di Kota Solo. Terduga teroris itu adalah Rizki Dian Furqoni (17), warga RT 06 RW 05 Jalan Comal 6 Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon.

Rizki Dian Furqoni ditangkap oleh Densus 88, di Jalan Kiai Mojo, Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, saat pulang dari Shalat Jumat.

Menurut Wahyono (63), ketua pengamanan Kelurahan Semanggi, kejadian penangkapan Dian sangat cepat di pertigaan Jalan Kiai Mojo dan Jalan Comal 6 RT 06 RW 05 Semanggi.

"Saya mendengar dua tembakan di lokasi kejadian dan Dian langsung dimasukkan ke sebuah mobil Toyota Avanza warga hitam," kata Wahyono.

Keluarga dari terduga teroris Rizki Dian Furqoni (17), kemudian mendatangi Markas Polresta Surakarta meminta perlindungan terkait denan penangkapan anaknya oleh Densus 88 Mabes Polri.

Rudi Hartono (44), orang tua Rizki Dian Furqoni, yang didampingi Ketua Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) Endro Sudarsono, datang ke Markas Polresta Surakarta.

Menurut Rudi Hartono, Rizki Dian Furqoni, anak pertama dari lima saudara tersebut bekerja setiap hari sebagai pedagang pakaian dan sepatu keliling. Dia tidak percaya jika anaknya terlibat jaringan terorisme.

Kota Solo kembali digemparkan dengan adanya tindak teror penembakan dua anggota polisi yang sedang bertugas di Posko pengamanan Lebaran di Gemblegan, Serangan, pada 17 Agustus 2012. Dalam insiden ini, anggota polisi Bripka Endro Mardiyanto dan Brigradir Kukuh Budiyanto mengalami luka tembak.

Menurut Kapolresta Surakarta Kombes Pol Asdjima'in, kejadian tersebut berawal ketika ada pengendara sepeda motor yang berboncengan dari arah selatan menuju Jalan Yos Sudarso.

Pelaku yang ada di depan (pengendara) menggunakan pistol melepaskan tembakan ke Pospam, sambil mengendarai sepada motornya. Pelaku melepaskan serentetan tembakan ke arah Pospam dan melukai pinggang sebelah kiri anggota jaga di Pospam Gemblegan, Bripka Endro Margiyanto, dan Brigadir Kukuh Budiyanto terkena ibu jari kaki kiri.

Dua hari kemudian, aksi teror kembali terjadi berupa pelemparan granat di Pospam Gladak Solo oleh pengendara sepeda motor tak dikenal.

Menurut Asdjima'in, ledakan cukup keras di Pospam Gladak, Kota Solo pada Sabtu (18/8) sekitar pukul 23.32 WIB itu berasal dari benda jenis granat yang dilempar oleh orang tak dikenal dengan mengendarai sepeda motor.

Namun, kejadian tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa, karena petugas jaga sempat menyelamatkan diri sebelum benda itu meledak.

Bahkan, akibat kejadian teror pada malam Lebaran tersebut pada saat itu Wali Kota Solo Joko Widodo yang kini menjadi Gubernur DKI langsung ke lokasi kejadian untuk menenangkan warganya.

Joko Widodo meminta masyarakat tetap tenang dan merayakan Lebaran dengan Shalat Idul Fitri 1433 Hijriah secara khusyuk meskipun kota itu sempat dua kali menghadapi teror.

Pos polisi di dekat Swalayan Matahari Singosaren Kota Surakarta, juga menjadi sasaran penembakan oleh orang tak dikenal, pada 30 Agustus 2012, mengakibatkan seorang petugas menjadi korban dan dilarikan ke RS PKU Solo.

Kasus itu mengakibatkan anggota Samapta Polsek Serengan Polresta Surakarta, Bripka Dwi Data Subekti (57), tewas.

Setelah kejadian tersebut, 31 Agustus 2012, Densus 88 menyergap terduga teroris pengendara sepeda motor yang berboncengan di Jalan Veteran Tipes, Kecamatan Serengan, Kota Solo. Pada penyergapan itu terjadi baku tembak, dan mengakibatkan dua terduga teroris tewas dan satu korban dari anggota Densus.

Menurut Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal polisi Timur Pradopo, para pelaku aksi terorisme di Kota Solo yang tewas merupakan kelompok baru, dan kini masih dalam penyidikan oleh pasukan Densus 88.

Polri dari langkah-langkah hukum atas serangkaian aksi teror di tiga tempat Solo, berhasil menembak tewas dua pelaku yakni Farhan Mujahidin (19) dan Muhksin (19)) di Tipes, Serengan, Jumat (31/8) sekitar pukul 21.30 WIB, sedangkan satu lainnya B ditangkap hidup-hidup di Gondarejo Karanganyar.

Namun, satu anggota Densus 88 Aipda Suherman meninggal dunia dalam penyergapan di Tipes tersebut.

Menurut Kapolri, kedua tersangka yang tewas tersebut merupakan pelaku aksi teror penembakan di Pospam Gemblegan, Jumat (17/8), dan penembakan anggota di Pos Polisi Singosaren, Kamis (30/8).

Tim Densus 88 berhasil melumpuhkan dua tersangka hingga tewas, karena para pelaku itu sangat berbahaya dan melakukan perlawanan saat disergap oleh petugas.

Pada aksi penyergapan tersebut, aparat berhasil menyita sejumlah barang bukti antara lain satu senjata api laras pendek jenis pistol, tiga magazine, 43 peluru ukuran sembilan milimeter, satu "handpone", sejumlah dokumen dari tangan tersangka.

Kepala Kepolisian Daerah Provinsi Jawa Tengah Irjen Pol Didiek S Triwidodo, menegaskan kepada anggotanya untuk melakukan tembak mati bagi pelaku tindakan teroris di wilayahnya.

"Saya perintahkan anggota menembak mati kepada pelaku teror, dan jangan hanya dilumpuhkan karena dapat mengancam jiwa," kata Kapolda di sela gelar pasukan Operasi Lilin Candi Pengamanan Natal 2012 dan Tahun Baru 2013 di Lapangan Kota Barat Solo, beberapa waktu lalu.

Menurut Kapolda, pihaknya tidak dapat mengendorkan antisipasi tindakan terorisme karena kasus itu bisa datang secara tiba-tiba dan menimpa siapa saja.


Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025