Pencarian Imigran Srilanka di Perairan Nusakambangan Terus Dilakukan
Kamis, 31 Januari 2013 16:00 WIB
"Sesuai prosedur tetap kami, pencarian dilakukan selama tujuh hari, sampai hari Sabtu (2/2)," kata Komandan Pos Basarnas Cilacap, Tri Joko Priyono, di Cilacap, Kamis siang.
Menurut dia, pencarian terhadap Thangeswaran (36) ini tidak hanya melibatkan personel Basarnas tetapi juga personel Pangkalan TNI Angkatan Laut Cilacap, Satuan Polisi Air Kepolisian Resor Cilacap, petugas sejumlah lembaga pemasyarakatan di Pulau Nusakambangan, serta masyarakat.
Ia mengatakan, upaya pencarian tersebut dilakukan di sepanjang perairan selatan Pulau Nusakambangan terutama sekitar lokasi karamnya kapal pengangkut imigran asal Srilanka.
"Kita tetap lakukan pencarian meskipun tidak tahu titik jatuhnya," kata dia menjelaskan.
Menurut dia, Thangeswaran dilaporkan menceburkan diri ke laut tiga hari sebelum 24 imgran asal Srilanka lainnya ditemukan oleh nelayan dan dievakuasi oleh petugas gabungan pada Senin (28/1) malam.
Sebelumnya, sebuah kapal kayu yang mengangkut 25 imigran mengalami kecelakaan laut di perairan selatan Pulau Nusakambangan dalam perjalanan menuju Pulau Kokos, Australia, hingga akhirnya penumpangnya dievakuasi oleh petugas gabungan dari Cilacap dan dititipkan di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Nusakambangan, pada Senin (28/1) malam.
Sebelum mengalami kecelakaan akibat menabrak karang, mesin kapal itu mati sehingga kapal terombang-ambing selama 15 hari di Samudera Hindia.
Bahkan, salah seorang imigran bernama Thangeswaran (36) dilaporkan menceburkan diri ke laut dan akhirnya hilang.
Thangeswaran diduga mengalami halusinasi seolah melihat daratan sehingga dia melompat dari kapal dan berenang di lautan guna mendekati daratan yang dia anggap sebagai Pulau Kokos, Australia.
Selain itu, dua imigran lainnya, yakni seorang perempuan bernama Suta Nilakshan (25) dan seorang laki-laki bernama Thampappela Vijayaraja (40) meninggal dunia akibat kelaparan dan dehidrasi.
Dua imigran lainnya, Ithy Safeekaabdul Jabar (30) dan Ahamed Fatheen (4) harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap karena sakit.
Ahamed Fatheen yang merupakan anak dari pasangan Ahamed Rispiyan (33) dan Ithy Safeekaabdul Jabar.
Hingga Kamis sore, seluruh imigran asal Srilanka yang selamat masih ditampung di eks Kantor Imigrasi Cilacap karena menunggu kedatangan petugas dari "International Organization for Migration (IOM)".
"Hingga sore ini, petugas dari IOM belum tiba di Cilacap," kata Kepala Seksi Pengawas dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Cilacap Edi Rohaedi.
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2025