Obama Berbicara dengan Karzai Pascaserangan NATO
Rabu, 10 April 2013 15:07 WIB
Gedung Putih mengumumkan pembicaraan itu namun tidak mengungkapkan apakah Obama membahas mengenai serangan tersebut, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan sipil dan telah membuat marah Karzai dan kembali menguji hubungan Kabul dan Washington.
Sebuah pernyataan Gedung Putih mengatakan bahwa para pemimpin membahas transisi keamanan dari NATO kepada pasukan Afghanistan dan upaya perdamaian dan pengakuan pimpinan Afghanistan.
"Presiden Karzai menegaskan dukungannya terhadap proses inklusif untuk mempersiapkan pemilihan umum Afghanistan pada 2014, dan para pemimpin mencatat bahwa pemilihan umum yang bebas, adil, dan kredibel akan penting bagi masa depan Afghanistan dan berlanjutnya dukungan internasional," kata pernyataan itu, menurut AFP.
Obama memuji pembicaraan Karzai baru-baru ini dengan emir Qatar mengenai kemungkinan membuka kantor Taliban di negara Teluk itu untuk mendorong upaya rekonsiliasi di Afghanistan.
Karzai sementara itu mengatakan bahwa ia menyambut baik serah terima kendali penjara Bagram bulan lalu kepada Afghanistan. Penjara itu acapkali menjadi sumber ketegangan antara Washington dan Kabul.
"Para pemimpin berkomitmen bahwa tim mereka akan terus menjaga tahanan berbahaya tidak terlibat di medan perang dan bekerja sama dalam kemitraan di fasilitas itu, konsisten dengan kedaulatan Afghanistan."
Pembicaraan telepon antara Obama dan Karzai itu dilakukan setelah pemimpin Afghanistan tersebut pada hari Minggu sangat mengutuk serangan NATO di provinsi Kunar yang berbatasan dengan Pakistan yang menurut para pejabat Afghanistan telah menewaskan 11 anak-anak.
Setelah sebuah serangan udara pada Februari lalu yang menewaskan 10 warga sipil, sebagian besar wanita dan anak, Karzai melarang pasukan keamanan Afghanistan untuk melakukan serangan udara NATO.
Namun tidak jelas apakah larangan tersebut telah dijalankan, dan banyak operasi dilakukan bersama-sama oleh pasukan NATO dan Afghanistan.
Serangan terbaru itu terjadi sehari setelah sedikitnya lima orang warga Amerika Serikat, termasuk seorang diplomat perempuan muda, tewas dalam dua serangan Taliban di timur dan selatan negara itu, demikian seperti yang dilaporkan oleh AFP.
Pewarta : Antaranews
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024