Manula di Shanghai Telurkan Lukisan bergaya Cina klasik
Kamis, 17 Oktober 2013 12:03 WIB
Ketika memasuki gedung berlantai empat yang semua fasilitasnya gratis itu, Eva Kusuma Sundari selaku pimpinan delegasi bersama 14 kader PDI Perjuangan digiring ke ruang ekspedisi seni di Lantai 1 untuk melihat pameran lukisan bergaya Cina klasik.
Rombongan terpaku mengamati salah satu lukisan tentang bunga yang terdapat puisi yang bercerita seputar musim gugur lebih berarti daripada musim semi. Bunga-bunga lebih berwarna-warni serta panen di seluruh negeri.
Madame Fang Shi Mei, Direktur Community Center, menjelaskan kepada para tamunya bahwa lukisan itu adalah karya para manula di kota tersebut. Mereka tampaknya mengibaratkan diri mereka dengan musim gugur.
Madame lantas mengajak tamunya ke Lantai 2. Eva bersama rekan-rekannya melihat ruang tempat ibu-ibu berlatih menari, sementara kaum Adam bermain pingpong.
Rombongan kemudian memasuki perpustakaan yang mengoleksi lebih dari 40.000 judul buku yang sistemnya terhubung dengan perpustakan-perpusatakaan di 203 pusat komunitas sejenis yang tersebar seluruh Shanghai yang berpenduduk 24 juta jiwa. Di ruang ini juga ada pojok untuk anak-anak.
Di sela mereka melakukan kunjungan di gedung itu, beberapa pengurus dari sejumlah partai di Cina itu menjelaskan kepada para tamunya bahwa keberadaan mereka merupakan penugasan partai-partai sesuai dengan usulan komite-komite buruh, pelajar, masyarakat, maupun kelompok kepentingan yang lain di negara itu.
Para kader partai itu, kata Eva, bertugas untuk mengadakan identifikasi kebutuhan masyarakat setempat, menjalin hubungan dengan perusahaan-perusahaan guna memastikan fasilitas-fasilitas untuk mereka tersedia.
"Tidak hanya itu, mereka juga melakukan pendampingan agar masyarakat menjadi mandiri dan otonom, termasuk dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan setempat," kata Eva.
Pewarta : Kliwon
Editor:
Kliwon
COPYRIGHT © ANTARA 2024