Prof. Wiwieq: ANTARA Jangan Sampai Terseret Kepentingan Sesaat
Jumat, 13 Desember 2013 17:41 WIB
"Apalagi, pada tahun politik sekarang ini yang suhunya makin menghangat dan/atau nyaris memanas, dan lingkungan politik cenderung kurang jernih," kata Prof. Wiwieqsapaan akrab Prof. Dr. R. Siti Zuhro, M.A.kepada Antara Jateng, Jumat petang.
Pada Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-76 Perum LKBN Antara tahun ini, kata dosen tetap pada Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Riau itu, diwarnai oleh hangatnya politik nasional menjelang Pemilu 2014.
Menurut dia, kehadiran Kantor Berita Antara yang ke-76 ini dari sisi usia tergolong sepuh. Dengan usia sepuh seperti ini perannya diharapkan makin signifikan di tengah Indonesia menjalani sistem demokrasi yang tak mudah.
"Dalam situasi seperti ini, LKBN Antara bisa tetap menempatkan institusinya sebagai rujukan bagi berita nasional. Di sinilah peran penting dan makna signifikan dari Antara," kata alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember, Jawa Timur, itu.
Selain itu, lanjut dia, Kantor Berita Antara juga perlu meningkatkan perannya menjadi "rujukan" atau "simpul" bagi sumber berita yang jernih, jujur, dan netral, serta tidak partisian yang bisa dipercaya rakyat.
"Melalui informasi-informasi yang disampaikan, Antara hadir sebagai sumber berita yang mencerahkan dan memberi pendidikan kepada masyarakat luas," harapnya.
Produk Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, khususnya berupa berita, kata Prof. Wiwieq, harus menjadi "pelopor" bagi kebebasan pers atau media era demokrasi yang sarat dengan dedikasi dan kontribusi sesuai dengan usianya yang telah mencapai 76 tahun.
Tak kalah pentinya juga, lanjut alumnus Curtin University, Perth, Australia itu, Antara perlu menyuarakan kembali peran media atau pers dalam demokratisasi dan kehidupan politik Indonesia yang makin signifikan.
Oleh karena itu, Prof. Wiwieq menegaskan bahwa sekali media memerankan dirinya secara salah pada tahun politik sekarang ini maka media atau pers harus ikut bertanggung jawab terhadap implikasi negatif yang ditimbulkannya.
Pewarta : Kliwon
Editor:
D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2024