Regenerasi Juara Dunia dari Chris John
Minggu, 16 Maret 2014 05:23 WIB
Atau, Filipina dengan petinju ternama Manny Pacquiao. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa Indonesia pernah memiliki lima petinju yang mampu menjadi juara dunia, bahkan sampai kini petinju Sasana Kayong Utara Kalimantan Barat Daud Yordan masih memegang gelar juara dunia kelas ringan (61,2 kilogram) IBO.
Sebut saja yang pertama adalah Ellyas Pical yang menjadi juara dunia IBF kelas terbang junior (1985--1989), kemudian Nico Thomas menjadi juara dunia IBF kelas terbang mini (1989), Chris John menjadi juara dunia kelas bulu (57,1 kilogram) WBA selama 10 tahun lebih, Muhammad Rachman juara dunia IBF kelas terbang mini (2004--2007) dan kelas terbang mini WBA (2011), dan Daud Yordan.
Chris "The Dragon" John memang petinju Indonesia satu-satunya yang memegang gelar juara dunia. Suami dari mantan atlet wushu Jateng Anna Maria Megawati ini menjadi yang terbaik di dunia sejak 2003. Saat itu dia merebut gelar juara dunia setelah mengalahkan petinju Kolombia Oscar Leon melalui pertarungan di Bali, 26 September 2003.
Selama menjadi juara dunia kelas bulu WBA ini, ayah dari Maria Luna Fersiha dan Maris Rosa Christiani ini sudah 18 kali mempertahankan gelarnya, bahkan petinju kelahiran Jakarta 14 September 1979 ini mendapat predikat Super Champions karena berhasil mempertahankan gelar sebanyak 10 kali tanpa putus.
Gelar Super Champions ini diraih Chris John setelah mengalahkan petinju Jepang Hiroyuki Enoki di Jepang, 24 Oktober 2008.
Dari 18 kali pertarungan mempertahankan gelar yang dijalani Sang Naga tersebut, lima di antaranya melalui pertarungan wajib atau "mandatory figh" yaitu melawan Jose Cheo Rojas (Venezuela), Derrick Gainner (Amerika Serikat), Juan Manuael Marquez (Meksiko), Hiroyuki Enoko (Jepang), dan Roinet Caballero (Panama).
Sisanya, 13 kali melalui pertarungan pilihan atau "choice", termasuk dua kali melawan Jose Cheo Rojas dan dua kali melawan petinju Amerika Serikat Rocky Juarez, karena pada pertandingan pertama berakhir dengan hasil imbang.
Pada usia yang terus merambat naik, Chris John berusaha mempertahankan gelar yang ke-19 kali dengan harapan bisa menyamai rekor Eseubio Pedroza. Pertarungan ke-19 tersebut dilangsungkan di Metro City, Perth, Australia, 6 Desember 2013, melawan petinju Afrika Selatan Simpiwe Vetyeka.
Akan tetapi, ternyata keinginannya tidak terpenuhi, Chris John dipaksa harus mengakui keunggulan Simpiwe "V12" Vetyeka pada ronde keenam karena saat memasuki ronde ketujuh petinju dengan nama lengkap Christian Johanes ini tidak bisa melanjutkan pertarungan lagi.
Kemudian, pada tanggal 19 Januari 2014, Chris John memutuskan untuk pensiun dari tinju. "Saya mundur bukan karena kalah, melainkan karena kecepatan gerak saya mulai berkurang dan mungkin juga faktor usia," kata petinju asal Kabupaten Banjarnegara, Jateng.
"Seperti yang sudah pernah saya katakan bahwa saya akan mundur dari dunia tinju saat usia 35 tahun dan inilah saat yang tepat bagi saya untuk mundur," kata Chris John yang sampai mundur memiliki rekor bertarung 48 kali menang (22 di antaranya dengan KO), tiga kali seri, dan sekali kalah.
Mundurnya Chris John mengundang petinju Indonesia lainnya Daud Yordan untuk berkomentar. "Sebenarnya kalau dari sisi usia, Chris John masih mampu untuk bertinju. Akan tetapi, semua tergantung pada yang bersangkutan dan tentunya keluarganya," kata Daud Yordan.
Terlepas dari itu, Daud Yordan memandang bahwa Chris John sebagai seorang petinju besar yang ada di Indonesia dan dunia. "Sulit lo untuk meraih prestasi seperti yang dilakukan Chris John," katanya.
Tongkat Estafet
Setelah Chris John mundur dari dunia tinju, sekarang ini beban juara dunia ada di pundak Daud Yordan untuk melanjutkan kiprah Chris John supaya gelar juara dunia tidak lepas dari Indonesia.
Daud Yordan, petinju kelahiran Sukadana, Kalimantan Barat, 10 Juni 1987, tersebut memulai kiprahnya di dunia tinju pada tahun 2005 dan saat itu menggeluti kelas bulu (57,1 kilogram).
Ayah dari Miquel Angel Yordan Jr. tersebut meraih gelar juara dunia pada usia 25 tahun, sedangkan Chris John meraih gelar juara dunia saat usianya baru mencapai 24 tahun.
Gelar juara dunia yang dicapai Daud Yordan tersebut saat yang bersangkutan memukul KO ronde kedua petinju Filipina Lorenzo Villanueva di Singapura, Mei 2012. Akan tetapi, sebelumnya Daud juga telah berusaha memperbaiki peringkatnya di kelas bulu seperti saat melawan petinju Kolombia Calestino Caballero di Amerika Serikat, kemudian menantang Chris John di Jakarta meskipun akhirnya kalah.
Suami dari Angela Megaria Penuda ini sempat sekali mempertahankan gelarnya, yaitu saat menang atas petinju Mongolia Choi Tseveenpurev di Jakarta sebelum akhirnya gelar juara dunia kelas bulu IBO melayang karena kalah dari petinju Afrika Selatan Simpiwe Vetyeka di Jakarta, 14 April 2013.
Setelah itu, akhirnya Daud memutuskan untuk naik dua kelas dari bulu ke ringan (61,2 kilogram) karena berat badannya sudah tidak mampu untuk bertarung di kelas bulu. "Saya harus memaksakan diri menurunkan berat badan jika ingin bertarung sehingga saya memutuskan naik ke kelas ringan dengan target menjadi juara dunia lagi," kata Daud saat itu.
Dalam jangka tiga bulan--setelah naik ke kelas ringan--, Daud Yordan membuktikan ucapannya karena mampu meraih gelar juara dunia IBO dengan mengalahkan petinju Argentina Daniel Eduardo Brizuela di Australia, 6 Juli 2013.
Gelar itu akhirnya bisa dipertahankan saat mengalahkan petinju Afrika Selatan Shipo Taliwe melalui pertarungan yang menegangkan di Metro City, Perth, Australia Barat, Australia, 6 Desember 2013.
Pada saat yang bersamaan, Chris John gagal mempertahankan gelarnya setelah kalah dari petinju Afrika Selatan yang lain Simpiwe Vetyeka.
Indonesia sekarang tinggal memiliki satu petinju yang menjadi juara dunia setelah kekalahan dan mundurnya Chris John. Akan tetapi, gelar yang diraih Daud Yordan ini masih akan dipertahankan lagi pada pertarungan di Australia, 2 April 2013.
Calon lawan Daud Yordan pada pertarungan mendatang adalah petinju Ghana, Immanuel Tagoe dan ini petinju dengan rekor bertarung 32 kali menang (23 di antaranya dengan KO) dan tiga kali kalah sejak Jumat (12/2) menjalani latihan di Sasana Herry's Gym di Perth, Australia, untuk persiapan menghadapi pertarungan mendatang.
"Saya minta doa dan dukungan masyarakat Indonesia supaya bisa membawa pulang kembali gelar itu ke Tanah Air," kata Daud Yordan.
Pewarta : Hernawan Wahyudono
Editor:
M Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025