ESET Proteksi Anak Panti Dari Konten Negatif Internet
Kamis, 11 Desember 2014 21:08 WIB
Country Manager PT Proeperita ESET Indoensia Yudhi Kukuh (kiri) menyerahkan sertifikat kepada National Director SOS Children's Villages Gregor Hadi Nitihardjo (kanan)
"Kita semua tahu internet sebagai teknologi informasi juga kerap menimbulkan dampak negatif bagi anak-anak," kata Marketing Director PT Prosperita ESET-Indonesia Chrissie Maryanto di Semarang, Kamis.
Hal itu diungkapkannya di sela penyerahan produk "ESET Endpoint Security" untuk memproteksi perangkat "server" dan komputer dari "content" negatif internet di Panti Asuhan SOS Children's Villages Semarang.
ESET merupakan perusahaan keamanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang didirikan sejak 1992 dan bermarkas di Slovakia. Produk yang dihasilkannya, seperti program antivirus untuk perangkat lunak.
Setidaknya ada delapan Panti Asuhan SOS Children's Villages di berbagai wilayah yang diberikan proteksi lewat "ESET Endpoint Security" dan "ESET Mail Security" untuk memproteksi semua surat elektronik.
Chrissie menjelaskan bahwa produk-produk ESET itu mampu memproteksi internet dari "content" negatif sehingga anak-anak dari panti asuhan tersebut bisa "berselancar" menjelajah internet dengan aman.
"Rasa aman adalah hak dasar anak yang harus dipenuhi, termasuk dalam mengakses internet sebagai bagian teknologi. Kami ingin berkontribusi memberikan rasa aman bagi anak lewat teknologi," tukasnya.
Takhanya dengan produk ESET itu, kata dia, serangkaian pelatihan konfigurasi antivirus dan program pembangunan kapasitas proteksi komputer juga diberikan, sekaligus jasa konsultasi TIK.
"Ada pula 'parental control' yang merupakan salah satu fitur yang ada di ESET akan membantu memberikan sekat keamanan untu melindungi anak-anak dari ancaman dunia digital," kata Chrissie.
Sementara itu, National Director SOS Children's Villages Indonesia mengakui bahwa perkembangan teknologi, termasuk internet memang memberikan dampak positif, tetapi memiliki pula dampak negatif.
"Banyak kejahatan melalui internet yang bisa mengancam anak-anak, seperti 'content' pornografi, kekerasan, perjudian, dan sebagainya. Belum termasuk jejaring sosial yang berimbas penculikan," tukasnya.
Ia menjelaskan SOS Children's Villages merupakan organisasi nonprofit yang memberikan pengasuhan bagi anak-anak yang telah atau terancam kehilangan pengasuhan orang tua, atau bisa disebut panti asuhan.
Sejauh ini, kata dia, setidaknya sudah ada delapan SOS Children's Villages yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, yakni di Banda Aceh, Meulaboh, Medan, Lembang, Jakarta, Semarang, Bali, dan Flores.
"Sama seperti panti asuhan lainnya. Hanya saja, kami menerapkan sistem pengasuhan berbasis keluarga. Tentu saja, kami sangat menyambut program ESET dalam memproteksi internet di lingkungan ini," pungkasnya.
Hal itu diungkapkannya di sela penyerahan produk "ESET Endpoint Security" untuk memproteksi perangkat "server" dan komputer dari "content" negatif internet di Panti Asuhan SOS Children's Villages Semarang.
ESET merupakan perusahaan keamanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang didirikan sejak 1992 dan bermarkas di Slovakia. Produk yang dihasilkannya, seperti program antivirus untuk perangkat lunak.
Setidaknya ada delapan Panti Asuhan SOS Children's Villages di berbagai wilayah yang diberikan proteksi lewat "ESET Endpoint Security" dan "ESET Mail Security" untuk memproteksi semua surat elektronik.
Chrissie menjelaskan bahwa produk-produk ESET itu mampu memproteksi internet dari "content" negatif sehingga anak-anak dari panti asuhan tersebut bisa "berselancar" menjelajah internet dengan aman.
"Rasa aman adalah hak dasar anak yang harus dipenuhi, termasuk dalam mengakses internet sebagai bagian teknologi. Kami ingin berkontribusi memberikan rasa aman bagi anak lewat teknologi," tukasnya.
Takhanya dengan produk ESET itu, kata dia, serangkaian pelatihan konfigurasi antivirus dan program pembangunan kapasitas proteksi komputer juga diberikan, sekaligus jasa konsultasi TIK.
"Ada pula 'parental control' yang merupakan salah satu fitur yang ada di ESET akan membantu memberikan sekat keamanan untu melindungi anak-anak dari ancaman dunia digital," kata Chrissie.
Sementara itu, National Director SOS Children's Villages Indonesia mengakui bahwa perkembangan teknologi, termasuk internet memang memberikan dampak positif, tetapi memiliki pula dampak negatif.
"Banyak kejahatan melalui internet yang bisa mengancam anak-anak, seperti 'content' pornografi, kekerasan, perjudian, dan sebagainya. Belum termasuk jejaring sosial yang berimbas penculikan," tukasnya.
Ia menjelaskan SOS Children's Villages merupakan organisasi nonprofit yang memberikan pengasuhan bagi anak-anak yang telah atau terancam kehilangan pengasuhan orang tua, atau bisa disebut panti asuhan.
Sejauh ini, kata dia, setidaknya sudah ada delapan SOS Children's Villages yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, yakni di Banda Aceh, Meulaboh, Medan, Lembang, Jakarta, Semarang, Bali, dan Flores.
"Sama seperti panti asuhan lainnya. Hanya saja, kami menerapkan sistem pengasuhan berbasis keluarga. Tentu saja, kami sangat menyambut program ESET dalam memproteksi internet di lingkungan ini," pungkasnya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Tren proteksi berubah, Generali Indonesia sinergi Bank Victoria luncurkan BeSMART Lite
16 August 2024 7:50 WIB
Danamon-Manulife luncurkan PPIU bantu nasabah raih kebebasan finansial
31 March 2023 23:21 WIB, 2023
Generali Indonesia hadirkan proteksi jiwa-penyakit kritis 110 persen premi kembali
14 February 2023 21:27 WIB, 2023
Tingkatkan proteksi individu, warga diminta sukseskan program vaksinasi penguat
20 January 2022 11:19 WIB, 2022