Mendikbud: Pelaksanaan UN dengan CBT Lebih Efisien
Senin, 23 Februari 2015 18:16 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
"Justru idenya CBT itu supaya tidak ujian pada jam yang sama. Kalau pakai tertulis harus jam yang sama karena soalnya keluar kan ya," katanya, Jakarta, Senin.
Anies Baswedan mengatakan pada sistem CBT, hanya dilakukan transfer aplikasi dan data dari perangkat penghubung ke komputer sehingga aplikasi itu dapat dipasang di komputer.
Dengan demikian, soal-soal ujian nasional itu dapat diakses untuk dikerjakan melalui aplikasi yang terpasang itu.
"Kalau online kan kita harus login. Kalau computer based bahannya dibawa ke USB(perangkat penghubung untuk mentransfer data) terus dicolokin ke komputer, habis itu buat ujian," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam menambahkan penyelenggaraan UN dengan sistem CBT akan mendorong terciptanya efisiensi pelaksanaan UN.
Dari segi waktu, pelaksanaan UN akan bisa lebih efektif, efisien dan fleksibel, ujarnya.
"Sehingga ujian itu tidak harus terjadwal secara nasional, tidak lagi mengerikan seperti sekarang, karena ini logistik mengirim jutaan soal itu kan luar biasa sekali itu seperti pemilu tapi setiap tahun mengirimkan dari Sabang sampai Merauke. Semua harus dijaga dirahasiakan harus dikawal setengah mati itu kerjanya," kata Nizam.
Menggunakan sistem CBT, lanjutnya, hanya memerlukan sinkronisasi data, kemudian data diujikan dan soal ujian tetap tersimpan di komputer.
Menurut dia, pelaksanaan UN dengan CBT akan mendorong efektivitas anggaran karena tidak perlu melakukan pengadaan percetakan soal ujian seperti pada UN tertulis atau paper based test.
"Semoga akan efisien paling tidak kan nantinya tidak perlu lagi ada cetak mencetak, karena anggaran cetak mencetak itu sekitar ratusan miliar untuk satu kali pengadaan UN," tutur dia.
Ia juga mengatakan pelaksanaan UN dengan CBT akan mendorong transformasi lebih modern dalam penilaian.
"Ini kan satu perubahan besar dari dunia kertas dan pensil masuk ke dunia yang lebih ramah lingkungan dan teknologi," ujarnya.
Anies Baswedan mengatakan pada sistem CBT, hanya dilakukan transfer aplikasi dan data dari perangkat penghubung ke komputer sehingga aplikasi itu dapat dipasang di komputer.
Dengan demikian, soal-soal ujian nasional itu dapat diakses untuk dikerjakan melalui aplikasi yang terpasang itu.
"Kalau online kan kita harus login. Kalau computer based bahannya dibawa ke USB(perangkat penghubung untuk mentransfer data) terus dicolokin ke komputer, habis itu buat ujian," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam menambahkan penyelenggaraan UN dengan sistem CBT akan mendorong terciptanya efisiensi pelaksanaan UN.
Dari segi waktu, pelaksanaan UN akan bisa lebih efektif, efisien dan fleksibel, ujarnya.
"Sehingga ujian itu tidak harus terjadwal secara nasional, tidak lagi mengerikan seperti sekarang, karena ini logistik mengirim jutaan soal itu kan luar biasa sekali itu seperti pemilu tapi setiap tahun mengirimkan dari Sabang sampai Merauke. Semua harus dijaga dirahasiakan harus dikawal setengah mati itu kerjanya," kata Nizam.
Menggunakan sistem CBT, lanjutnya, hanya memerlukan sinkronisasi data, kemudian data diujikan dan soal ujian tetap tersimpan di komputer.
Menurut dia, pelaksanaan UN dengan CBT akan mendorong efektivitas anggaran karena tidak perlu melakukan pengadaan percetakan soal ujian seperti pada UN tertulis atau paper based test.
"Semoga akan efisien paling tidak kan nantinya tidak perlu lagi ada cetak mencetak, karena anggaran cetak mencetak itu sekitar ratusan miliar untuk satu kali pengadaan UN," tutur dia.
Ia juga mengatakan pelaksanaan UN dengan CBT akan mendorong transformasi lebih modern dalam penilaian.
"Ini kan satu perubahan besar dari dunia kertas dan pensil masuk ke dunia yang lebih ramah lingkungan dan teknologi," ujarnya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Menristekdikti: Program "Sarjana masuk desa" Berikan Inovasi Pertanian dan Peternakan
31 January 2017 15:33 WIB, 2017
Pagelaran Wayang Kulit, PDIP Ingin Masyarakat Jakarta Junjung Tinggi Kebhinekaan
29 January 2017 7:05 WIB, 2017
Presiden ingin Sekolah Wajibkan Murid ikut Kegiatan Luar dalam Ekstrakulikuler
26 January 2017 12:50 WIB, 2017
Presiden: Kartu Indonesia Pintar yang akan Dibagikan pada 2017 Sebanyak 19 Juta
26 January 2017 12:02 WIB, 2017
Kemendikbud tidak hanya Menghabiskan Uang, tetapi bisa Menghasilkan Uang, Kata Muhajir
24 January 2017 11:23 WIB, 2017
Mendikbud: Pengalihan Penyelenggaraan SMA/SMK ke Provinsi Diperbaiki
17 January 2017 14:52 WIB, 2017
Nilai-Nilai Kebhinekaan perlu Dipelihara dan Dikembangkan seluruh Lembaga Pendidikan
17 January 2017 12:11 WIB, 2017
Menhub Ingin Pilot lulusan sarjana menambah Kedewasaan dan Wawasan Luas
13 January 2017 18:05 WIB, 2017