Salah seorang tokoh pengrajin blangkon, M. Djazuli di Jalan Arjuna Raya RT 02/V Potrojayan Kecamatan Serengan Solo, Selasa, mengatakan banyak melayani pesanan pembeli asing dari berbagai negara seperti Thailand, Malaysia, Belanda, Amerika Serikat, dan negera Eropa lain.

Turis asing pesan blangkon dengan ukuran diameter kepala lebih besar yakni sembilan hingga 10 dibanding untuk lokal yakni enam hingga tujuh.

Menurut dia, para wisatawan tersebut biasanya datang langsung ke rumah untuk memesan sendiri sesuai yang diinginkan. Mereka kebanyaknya lebih tertarik dengan blangkon model Solo atau Jawa Tengah.

Djazuli menjelaskan memulai bisnis sebagai pengrajin blangkon sejak 1975. Zaman dahulu jumlah pengrajin di kampung ini, hanya dua termasuk dirinya.

Namun, kampung Petrojayan dari tahun ke tahun semakin berkembang menjadi sentral kerajinan blangkon, dengan jumlah pengrajin hingga17 orang.

"Saya awalnya mempunyai banyak tenaga kerja, tetapi mereka kini sudah berkembang dan mampu berdiri sendiri menjadi perajin blangkon. Pengrajin di Kampung Petrojayan ini, kebanyakan bekas ikut saya menjadi perajin," paparnya.

Ia mengatakan keahliannya sebagai pengrajin blangkon kini juga diikuti kedua anak laki-lakinya yang meneruskan memproduksi blangkon baik model Solo, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Yogakarta.

"Blangkon model Solo atau Jawa Tengah, ada lima jenis antara lain untuk masyarakat biasa hingga bangsawan, dan keluarga keraton," tuturnya.