Pemkab Kudus targetkan areal tanam padi tahun 2025 seluas 26.000 ha

Senin, 6 Januari 2025 18:29 WIB

Seorang petani tengah membajak sawah di Desa Mlatinorowito, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dengan mesin traktor untuk mempersiapkan musim tanam (MT) pertama, Senin (6/1/2025). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Kudus (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menargetkan luas areal tanaman padi selama tahun 2025 seluas 26.000 hektare dengan target produksi sekitar 156.000 ton gabah kering panen (GKP).

"Target luas areal tanam tersebut, sesuai dengan pencapaian tahun 2024 seluas 26.000 hektare," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Agus Setiawan di Kudus, Senin.

Sementara luas lahan sawah yang ada di Kabupaten Kudus, kata dia, berkisar 12.480 hektare yang tersebar di sembilan kecamatan.

Namun, dengan adanya air irigasi dari Bendungan Logung juga bertambah karena sebelumnya yang menanam padi hanya 3.000 hektare, kemudian setelah ada suplai air dari bendungan bertambah menjadi 5.000 hektare.

Dalam rangka upaya mencapai target, maka lahan yang rawan dilanda banjir diminta mempercepat tanam agar saat panen tidak bertepatan dengan curah hujan tinggi.

Di antaranya di Kecamatan Undaan wilayah utara, meliputi Desa Wates, Ngemplak dan Karangrowo yang selama ini selalu gagal panen saat musim tanam (MT) pertama yang bertepatan dengan musim hujan.

"Kami perkirakan bulan ini mulai panen atau maksimal awal Februari 2025. Sedangkan prediksi dari BMKG curah hujan tinggi terjadi pada bulan Februari 2025, sehingga peluang panen cukup besar," ujarnya.

Upaya percepatan tanam tersebut, kata dia, didukung dengan ketersediaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) dengan menggunakan mesin penyedot air untuk keperluan irigasi karena jika harus menunggu aliran irigasi dari Waduk Kedungombo membutuhkan waktu sehingga berpotensi tanamnya juga mundur.

Genangan air yang tersedia, kata dia, bisa dimanfaatkan untuk pengairan dengan menggunakan mesin penyedot air.

Untuk ketersediaan pupuk bersubsidi juga tidak ada permasalahan, karena pemerintah juga mengalokasikan pupuk sesuai kebutuhan petani.