"Semua itu rekayasa, ada yang membikin dan tidak mungkin gerakan itu menjadi 'main stream', karena apa mungkin orang sedunia menjadi ISIS semua," katanya di Temanggung, Jumat malam.

Ia mengatakan hal tersebut usai pentas bersama Kiai Kanjeng di Alun-Alun Temanggung dalam acara "Sinau Kedaulatan Bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng" yang diselenggarakan Pemkab Temanggung bersama Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung.

Ia menuturkan yang mereka bunuh itu bukan orang kafir, tetapi yang mereka bunuh itu sesama orang Islam.

"Gerakan itu merupakan program permanen memecah belah Timur Tengah atau memecah belah Islam sehingga mereka rapuh," katanya.

Kalau sudah rapuh, katanya maka diambil minyaknya seperti Irak.

"Syiria ini sulit diambil maka dibuatlah ISIS, jadi itu hanya orang merampok, sama dengan Indonesia hanya dirampok.

Acara "Sinau Kedaulatan Bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng" dihadiri ribuan warga Temanggung, khususnya para petani tembakau.

Panitia "Sinau Kedaulatan Bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng" Agus Setiawan menuturkan Cak Nun merupakan sosok yang memiliki perhatian serius terhadap kedaulatan, baik kedaulatan bangsa maupun kedaulatan individu.

"Acara ini untuk belajar kedaulatan secara lebih luas dan mendalam sekaligus sekaligus bermujahadah menyambut masa tanam tembakau," katanya.

Ia mengharapkan melalui kegiatan ini pemahaman masyarakat tentang kedaulatan semakin kuat.

"Sektor budidaya tembakau yang menjadi sumber kehidupan warga Temanggung sedang disudutkan dengan isu-isu kesehatan yang diimpor dari luar. Peraturan yang dikeluarkan pemerintah semakin memberikan berbagai batasan bagi berkembangnya sektor budidaya tembakau," katanya.