Wakil ketua DPR Sinyalir Peredaran Beras Sintetis karena Ulah Importir
Kamis, 21 Mei 2015 15:14 WIB
"Insya Allah bukan dari internal tapi lebih pada permainan impor," kata dia, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis. Penampilan beras sintetik alias beras plastik yang membahayakan nyawa manusia itu sangat mirip dengan beras asli. Beras plastik dibuat dari campuran kentang, ubi, dan resin (serupa dengan material pokok perabotan melamin).
Oleh karena itu, ia menilai, peredaran beras sintetis itu karena kelalaian dari instansi pembantu presiden.
"Menterinya harus bertanggung jawab, jangan semuanya dibebankan ke presiden saja. Kementerian Perdagangan, Pertanian, Bea Cukai serta Bulog harus dilibatkan karena sudah meresahkan dan membahayakan masyarakat," katanya.
Ditambahkan dia, beredarnya beras sintetis itu karena dibantu pihak-pihak yang ingin mendapatkan keuntungan banyak dan cepat.
"Kalau tidak didukung oleh black market, tidak akan masuk ke Indonesia dan itu harus diusut tuntas. Pidananya berlapis-lapis karena menyangkut hajat hidup orang banyak," demikian Kurniawan.
Sementara, Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron, menyatakan, pekan depan (26/5), DPR akan memanggil BPOM dan Kementerian Pertanian.
"Komisi IV DPR akan memanggil BPOM, Badan Karantina dan Kementerian Pertanian untuk mempertanyakan beredarnya beras sintetis tersebut," kata dia.
Juga, sebut dia, beredarnya beras sintetis tersebut menjelang puasa tentu menjadi pertanyaan besar.
"Pelaku usaha atau importir melihat ada peluang untuk mengedarkan beras sintetis menjelang puasa karena kebutuhan akan beras sangat tinggi sehingga mendapat untung besar," kata dia.
Oleh karena itu, ia menilai, peredaran beras sintetis itu karena kelalaian dari instansi pembantu presiden.
"Menterinya harus bertanggung jawab, jangan semuanya dibebankan ke presiden saja. Kementerian Perdagangan, Pertanian, Bea Cukai serta Bulog harus dilibatkan karena sudah meresahkan dan membahayakan masyarakat," katanya.
Ditambahkan dia, beredarnya beras sintetis itu karena dibantu pihak-pihak yang ingin mendapatkan keuntungan banyak dan cepat.
"Kalau tidak didukung oleh black market, tidak akan masuk ke Indonesia dan itu harus diusut tuntas. Pidananya berlapis-lapis karena menyangkut hajat hidup orang banyak," demikian Kurniawan.
Sementara, Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron, menyatakan, pekan depan (26/5), DPR akan memanggil BPOM dan Kementerian Pertanian.
"Komisi IV DPR akan memanggil BPOM, Badan Karantina dan Kementerian Pertanian untuk mempertanyakan beredarnya beras sintetis tersebut," kata dia.
Juga, sebut dia, beredarnya beras sintetis tersebut menjelang puasa tentu menjadi pertanyaan besar.
"Pelaku usaha atau importir melihat ada peluang untuk mengedarkan beras sintetis menjelang puasa karena kebutuhan akan beras sangat tinggi sehingga mendapat untung besar," kata dia.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017