Komisi II DPR akan Bentuk Panja Kabut Asap
Selasa, 6 Oktober 2015 14:01 WIB
Warga melintasi jalanan yang masih diselimuti asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (1/10). (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Panja Kabut Asap Komisi II DPR akan berkoordinasi dengan Menteri Sekretaris Negara, Menteri Dalam Negeri, Menteri Sekretaris Kabinet, Menteri Agraria dan Tata Ruang serta Kepala Staf Kepresidenan.
"Kita menganggap lima institusi ini yang paling berkepentingan untuk menyelesaikan kabut asap secara komprehensif, dan agar tidak terulang lagi tahun-tahun berikutnya," kata Wakil Ketua Komisi II DPR Lukman Edy di Yogyakarta, Selasa.
DPR, ia menjelaskan, akan mendesak pemerintah segera menetapkan bencana asap sebagai bencana nasional untuk memudahkan pengucuran dana untuk penanganan bencana.
"Sekarang ini terkesan terseok-seok dan kami dapat laporan dari daerah bahwa gubernur dan bupati tidak berani keluarkan dana bencana alamnya karena belum ada ketentuan bahwa ini adalah bencana nasional atau tidak," kata Lukman, anggota DPR dari Riau, yang berselimut asap kebakaran hutan dan lahan.
"Sementara masyarakat terkukung dengan asap, susah bernafas, sekolah libur sebulan kemudan PNS on-off, on-off. Belum lagi rumah sakit dipenuhi penderita ISPA dan empat anak-anak jadi korban," katanya.
Panja Kabut Asap, menurut dia, juga akan menanyakan hasil evaluasi penanganan kabut asap oleh pemerintah daerah ke Kementerian Dalam Negeri.
"Kok tak ada gerakan dari Mendagri untuk berkoordinasi dengan pemda, tidak ada kesan Mendagri berupaya mengumpulkan gubernur yang daerahnya terkena bencana untuk menanyakan soal penanganan kabut asap," katanya.
Selain itu Panja Kabut Asap Komisi II DPR akan mempelajari penyataan Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan bahwa semua lahan-lahan yang terbakar itu akan dicabut hak guna usahanya dan diambil alih oleh pemerintah.
"Sejak kapan ada kebijakan lahan gambut untuk perkebunan, apakah pemerintah tidak sadar bahwa ini lahan gambut rawan terbakar," katanya.
"Kita menganggap lima institusi ini yang paling berkepentingan untuk menyelesaikan kabut asap secara komprehensif, dan agar tidak terulang lagi tahun-tahun berikutnya," kata Wakil Ketua Komisi II DPR Lukman Edy di Yogyakarta, Selasa.
DPR, ia menjelaskan, akan mendesak pemerintah segera menetapkan bencana asap sebagai bencana nasional untuk memudahkan pengucuran dana untuk penanganan bencana.
"Sekarang ini terkesan terseok-seok dan kami dapat laporan dari daerah bahwa gubernur dan bupati tidak berani keluarkan dana bencana alamnya karena belum ada ketentuan bahwa ini adalah bencana nasional atau tidak," kata Lukman, anggota DPR dari Riau, yang berselimut asap kebakaran hutan dan lahan.
"Sementara masyarakat terkukung dengan asap, susah bernafas, sekolah libur sebulan kemudan PNS on-off, on-off. Belum lagi rumah sakit dipenuhi penderita ISPA dan empat anak-anak jadi korban," katanya.
Panja Kabut Asap, menurut dia, juga akan menanyakan hasil evaluasi penanganan kabut asap oleh pemerintah daerah ke Kementerian Dalam Negeri.
"Kok tak ada gerakan dari Mendagri untuk berkoordinasi dengan pemda, tidak ada kesan Mendagri berupaya mengumpulkan gubernur yang daerahnya terkena bencana untuk menanyakan soal penanganan kabut asap," katanya.
Selain itu Panja Kabut Asap Komisi II DPR akan mempelajari penyataan Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan bahwa semua lahan-lahan yang terbakar itu akan dicabut hak guna usahanya dan diambil alih oleh pemerintah.
"Sejak kapan ada kebijakan lahan gambut untuk perkebunan, apakah pemerintah tidak sadar bahwa ini lahan gambut rawan terbakar," katanya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Mulyono umumkan penyitaan 14 aset penunggak pajak wilayah Solo Raya disita
03 September 2024 12:12 WIB
Dana kerohiman Rp49 miliar Proyek Jalan Tol Semarang-Demak tahap II dibayarkan
28 August 2024 6:54 WIB
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017