Sejumlah mobil pemadam kebakaran tampak lalu lalang di jalanan Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.

Kepanikan dan keramaian terjadi di kompleks markas Kepolisian Daerah Jawa Tengah.

Tak hanya mobil pemadam kebakaran, mobil meriam air yang biasa bersiaga saat terjadi demonstrasi dikerahkan untuk memadamkan api yang membakar gedung A di markas Polda Jawa Tengah yang berlokasi di Jalan Pahlawan Semarang.

Para polisi serta pegawai negeri sipil yang bertugas di markas kepolisian tersebut, tampak sibuk menyelamatkan sejumlah berkas dan perangkat keras dalam peristiwa yang terjadi pada tengah hari tersebut.

Tak hanya menyelamatkan berkas, para polisi juga menyelamatkan senjata api beserta amunisi yang tersimpan di gudang senjata di kompleks tersebut.

Sebanyak 74 tahanan Polda Jawa Tengah turut diungsikan menyusul kebakaran hebat tersebut.

Puluhan tahanan tersebut dipindahkan ke Polrestabes Semarang dan sejumlah polsek di Ibu Kota Jawa Tengah itu yang masih mampu menampung.

Sebelum dipindahkan, puluhan tahanan tersebut diungsikan ke masjid yang berada di sisi utara kompleks markas polda setempat.

Dalam kebakaran tersebut, gedung B serta aula yang berada di jembatan penghubung dengan gedung utama, ludes terbakar.

Gedung yang terbakar tersebut ditempati sejumlah satuan kerja di lingkungan Polda Jawa Tengah, yakni Direktorat Intelijen dan Keamanan, Biro Sumber Daya Manusia, Inspektorat Pengawas Daerah, Bagian Keuangan, serta Biro Perencanaan,
Selain bangunan bersama isinya, kebakaran juga menghanguskan puluhan sepeda motor milik anggota maupun masyarakat yang berkunjung ke markas kepolisian tersebut.

Puluhan sepeda motor tersebut terbakar karena tidak mungkin diselamatkan pemiliknya mengingat akses keluar dari area parkir telah tertutup reruntuhan bangunan.

Laboratorium Forensik Mabes Polri Cabang Semarang memastikan kebakaran gedung Markas Polda Jawa Tengah pada 30 September tersebut, akibat hubungan pendek arus listrik.

"Akibat hubungan pendek arus listrik di salah satu ruang di lantai tiga di ruang Biro Sumber Daya Manusia," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Liliek Darmanto.

Menurut dia, korsleting listrik itu berawal dari beberapa kabel yang disatukan.

Lapisan karet kabel-kabel tersebut, lanjut dia, meleleh karena panas hingga mengakibatkan kawat tembaga yang ada di dalamnya saling bersentuhan.

"Kawat tembaga dalam kabel itu bersentuhan hingga menimbulkan percikan api," katanya.

Ia menuturkan instalasi listrik di gedung yang terbakar tersebut, sudah berusia relatif tua, sementara beban listrik terus bertambah seiring berjalannya waktu.

Adapun kerugian akibat kebakaran di markas Polda Jawa Tengah itu sendiri mencapai Rp37 miliar,
"Berdasarkan perhitungan Biro Perencanaan kerugian sekitar Rp37 miliar," katanya di Semarang, Senin.

Ia menuturkan perhitungan tersebut, antara lain meliputi kerusakan gedung Rp12,5 miliar, bangunan aula Rp662 juta, serta berbagai mebel kantor yang mencapai Rp53 juta.

Menurut dia, masih ada berbagai barang yang ludes terbakar dalam peristiwa itu hingga ditotal telah menyebabkan kerugian Rp37 miliar.


Pelayanan normal
Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Nur Ali menegaskan operasional kesatuan kepolisian provinsi itu tetap berjalan normal pascakebakaran yang melanda tempat tersebut.

"Polda Jawa Tengah tetap berjalan normal," katanya.

Ia menuturkan data penting Direktorat Intelijen dan Keamanan berhasil diselamatkan menyusul kebakaran hebat tersebut.

"Dokumen dan alat operasional bisa diselamatkan, tidak ada yang serius," katanya.

Direktur Intelijen dan Keamanan Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Mamat Surahmat menambahkan tidak ada dokumen yang hilang terbakar.

Menurut dia, data penting intelijen telah "di-back up" di Mabes Polri.

"Masih ada masternya di 'harddisk'," katanya.

Operasional Direktorat Intelijen dan Keamanan Polda Jawa Tengah sendiri untuk sementara dipindah ke kompleks Polsek Gajahmungkur Semarang, menyusul kebakaran yang melanda markas kepolisian daerah tersebut.

Menurut dia, salah satu layanan di Direktorat Intelijen yang harus segera dioperasikan, yakni loket pembuatan surat keterangan catatan kepolisian.

Selain Polsek Gajahmungkur, pelayanan sejumlah satuan kerja yang ruangannya terbakar juga telah dipindahkan, seperti Bagian Inspektorat Pengawas Daerah akan menggunakan salah satu gedung di kompleks Rumah Sakit Bhayangkara.

Bagian Keuangan akan menggunakan Aula Direktorat Lalu Lintas, sementara Biro Perencanaan dan Biro Sumber Daya Manusia akan menggunakan ruang di Direktorat Reserse Narkotika.


Bangun gedung baru
Menyusul kebakaran hebat yang terjadi, Polda Jawa Tengah bergerak cepat untuk segera membangun kembali bangunan yang rusak guna mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat.

Polda Jawa Tengah berencana membangun gedung berlantai enam di atas bangunan di kompleks markas kepolisian tersebut yang terbakar.

"Akan dibangun kembali, rencananya berlantai enam," kata Kabid Humas Komisaris Besar Liliek.

Menurut dia, konsep gedung baru tersebut sudah dipaparkan dan disampaikan kepada Kapolda Inspektur Jenderal Polisi Nur Ali.

Bahkan, kata dia, kapolda juga telah melapor kepada Presiden mengenai rencana pembangunan tersebut.

Pembangunan gedung berlantai enam itu, kata dia, akan meliputi gedung B yang terbakar serta gedung utama polda.

"Jadi, nanti gedung utama dan yang terbakar akan diganti gedung baru," katanya.

Ia menuturkan terdapat sejumlah pertimbangan dalam rancangan gedung yang diharapkan dapat mulai dibangun pada 2016.

Selain kebutuhan ruang untuk berbagai satuan kerja, kata dia, ada pula pertimbangan pemenuhan ruang parkir untuk anggota dan pengunjung.

"Jadi, nanti enggak lagi parkir di sekitar Jalan Pahlawan," katanya.

Adapun untuk kebutuhan dana, Liliek mengaku belum bisa menjelaskan secara detail.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yudhi Chrisnandi yang datang untuk mengecek langsung kondisi markas Polda Jawa Tengah juga telah memeroleh pemaparan tentang rencana pembangunan gedung baru tersebut.

"Sebagai penanggung jawab pengawasan dan pembinaan aparatur negara, saya ingin memastikan apakah pelayanan kepolisian ini terganggu atau tidak," kata Yudhi.

Ia meminta pengalihan tempat pelayanan akibat kebakaran itu, tidak berlangsung terlalu lama.

Menurut dia, markas Polda Jawa Tengah harus segera dibangun kembali.

"Polda Jawa Tengah ini kan polda tipe A yang strategis. Jangan terlalu lama, harus segera diperbaiki," katanya.

Berkaitan dengan rencana pembangunan kembali gedung polda yang terbakar, kata dia, Presiden Joko Widodo sudah memberi perhatian serius.

Kapolda Jawa Tengah, kata dia, telah memaparkan rencana pembangunan kembali markas kepolisian setempat.

"Sudah ada konsep yang disusun sejak 2003 lalu, secepatnya akan dibangun," katanya.

Adapun perhitungan kebutuhan dana, menurut dia, berdasarkan laporan kapolda masih berada pada kisaran Rp100 miliar hingga Rp200 miliar.