Sedikitnya 26 Tewas dalam Serangan Atas Kamp Oposisi Iran
Sabtu, 31 Oktober 2015 15:20 WIB
Pekerja kota membersihkan lokasi serangan bom mobil di distrik Karaada, Baghdad, Irak, Rabu (26/2). Sebuah bom mobil meledak di sebuah pasar yang ramai Selasa malam, menewaskan setidaknya 14 orang, menambah jumlah korban tewas dalam kekerasan politik
Menurut sumber-sumber keamanan Irak, sedikitnya 15 roket yang ditembakkan dari suatu kawasan di sebelah barat Baghdad yang disebut Bakriya menghantam kamp tersebut dan sekitar Kamp Hurriya, yang dikenal dengan nama Kamp Kebebasan pada Kamis malam.
Sejauh ini belum diketahui siapa di balik serangan tersebut.
"Sekretaris jenderal mengutuk serangan kemarin atas Kamp Hurriya dekat bandar udara internasional Baghdad, yang menyebabkan sedikitnya 26 orang meninggal dan banyak lagi luka-luka," kata juru bicara Ban Ki-moon dalam satu pernyataan.
Pangkalan bekas militer AS dekat bandara itu dijadikan tempat untuk menampung para anggota Organisasi Kaum Mujahidin Iran (PMOI).
PMOI berpihak kepada Irak di bawah Saddam Hussein dalam perang dengan Iran pada 1980-an tetapi invasi pimpinan AS pada 2003 membawa para pemimpin Irak yang tidak menyukai kelompok itu.
Organisasi tersebut berhasil melobi agar tidak dimasukkan dalam daftar teror AS tetapi lebih 2.000 pembangkang yang masih ada di kamp itu terdampar dan menuntut relokasi.
Ban mendesak pemerintah Irak dan pemangku kepentingan internasional untuk bekerja sama dengan penasihat khusus PBB tentang relokasi warga Kamp Hurriya keluar Irak, sebagai "satu-satunya solusi yang aman dan berjangka waktu lama" atas nasib mereka.
AS, PBB dan kelompok hak asasi manusia Amnesty International juga mengutuk serangan atas kamp itu.
Sejauh ini belum diketahui siapa di balik serangan tersebut.
"Sekretaris jenderal mengutuk serangan kemarin atas Kamp Hurriya dekat bandar udara internasional Baghdad, yang menyebabkan sedikitnya 26 orang meninggal dan banyak lagi luka-luka," kata juru bicara Ban Ki-moon dalam satu pernyataan.
Pangkalan bekas militer AS dekat bandara itu dijadikan tempat untuk menampung para anggota Organisasi Kaum Mujahidin Iran (PMOI).
PMOI berpihak kepada Irak di bawah Saddam Hussein dalam perang dengan Iran pada 1980-an tetapi invasi pimpinan AS pada 2003 membawa para pemimpin Irak yang tidak menyukai kelompok itu.
Organisasi tersebut berhasil melobi agar tidak dimasukkan dalam daftar teror AS tetapi lebih 2.000 pembangkang yang masih ada di kamp itu terdampar dan menuntut relokasi.
Ban mendesak pemerintah Irak dan pemangku kepentingan internasional untuk bekerja sama dengan penasihat khusus PBB tentang relokasi warga Kamp Hurriya keluar Irak, sebagai "satu-satunya solusi yang aman dan berjangka waktu lama" atas nasib mereka.
AS, PBB dan kelompok hak asasi manusia Amnesty International juga mengutuk serangan atas kamp itu.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Insiden
Lihat Juga
40 Orang Dikawatirkan Tewas Setelah Perahu Karet Pembawa Migran Tenggelam
05 September 2015 12:40 WIB, 2015