"Produk ini bahkan sudah banyak dibeli untuk oleh-oleh lokal khas Desa Wonosari. Banyak yang datang kemari, selain melihat peternakan lele yang dimiliki masyarakat mereka juga membeli abon lele untuk oleh-oleh," kata Ketua UKM Mitra di Kabupaten Demak Rini di Demak, Selasa.

         Rini bercerita, pembuatan produk abon lele tersebut berawal dari banyaknya budi daya lele yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Dari situlah, pihaknya mulai berpikir cara mengembangkan produk dari ikan air tawar tersebut.

         "Kami melihat, tentunya abon lele juga akan menjadi alternatif daya jual yang ekonomis bagi masyarakat Desa Wonosari," katanya.

         Dirinya mengaku sudah 15 tahun terakhir membuat abon lele sebelum akhirnya dia bersama anggota lain UKM Mitra mencoba memberdayakan masyarakat setempat untuk membuat produk tersebut.

         Meski produksi sudah berjalan sejak lama, Rini dan anggota lain terus mengembangkan produk tersebut, salah satunya adalah dari sisi produksi hingga pengemasan. Saat ini, proses dari awal hingga pengemasan hanya membutuhkan waktu selama dua hari.

         "Hingga saat ini saya juga masih terus mengenalkan dan memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk ikut memproduksi abon lele ini. Meski sebagian masih enggan memproduksi karena prosesnya yang cukup rumit, saya tetap berusaha memberikan pelatihan," katanya.

         Sementara itu, diakuinya kelancaran produksi belum diikuti dengan lancarnya proses pemasaran. Menurut dia, hingga saat ini pemasaran masih menjadi kendala bagi para produsen abon lele.

         "Padahal sudah banyak orang baik dari kalangan mahasiswa ataupun umum ikut membantu menjual abon lele dari UKM Mitra," katanya.

         Oleh karena itu, untuk memperluas pemasaran tersebut, dirinya mewakili UKM rajin mengikuti ekspo baik yang diadakan oleh kabupaten maupun provinsi dengan tujuan untuk mengenalkan abon lele.