Hollande Berjanji Hancurkan "Tentara Fanatik"
Sabtu, 28 November 2015 6:41 WIB
Presiden Prancis Francois Hollande (REUTERS/Philippe Wojazer)
"Kami tidak akan menyerah pada ketakutan atau kebencian," kata Hollande di halaman gedung Invalides di pusat kota Paris di depan 2.000 pejabat dan korban terluka dalam serangan itu.
"Untuk kalian semua, saya sungguh-sungguh berjanji bahwa Prancis akan melakukan segalanya untuk menghancurkan tentara fanatik, yang melakukan kejahatan ini," kata Hollande.
Upacara khidmat itu dimulai dengan kedatangan presiden tersebut pada hari dingin dan berkabut, kemudian diiringi lagu kebangsaan "La Marseillaise", yang dimainkan garda republik.
Foto 130 korban tewas dalam serangan 13 November diperlihatkan di layar hitam, sementara penyanyi membuai penonton dengan membawakan nyanyian klasik "Quand on na que lamour" (Ketika Kami Semua Punya Cinta) ciptaan Jacques Brel dari Belgia.
Hollande mengatakan, "130 masa depan telah dicuri, 130 tawa tidak akan pernah terdengar lagi" dan menambahkan bahwa mereka berasal dari lebih 50 daerah di Prancis dan 17 negara.
Hollande memaparkan sebagian besar korban berusia di bawah 35 tahun dan menggarisbawahi serangan Paris ini menargetkan tempat dengan kehidupan malam yang terkenal di ibu kota Prancis tersebut, termasuk bar, restoran dan ruang konser.
"(Alasan penyerangan) itu karena mereka (korban) yang menggambarkan kehidupan kemudian dibunuh, karena mereka mewakili Prancis kemudian dibantai, karena mereka mewakili kebebasan kemudian dibunuh besar-besaran," kata Presiden.
Di antara kerumunan, 350 korban selamat luka-luka dalam serangan turut hadir, kebanyakan memakai kursi roda.
Bom bunuh diri dan serangan bersenjata terkoordinasi di bar dan restoran, gedung konser serta stadion Stade de France dua pekan lalu merupakan serangan teror terburuk yang pernah terjadi di tanah Prancis.
Serangan tersebut diakui oleh kelompok Negara Islam dan telah disimpulkan oleh Hollande sebagai deklarasi perang.
Penyerang bertindak atas nama alasan yang tidak masuk akal dan Tuhan yang dikhianati, kata Hollande.
Presiden menambahkan bahwa Prancis akan menanggapi serangan dengan lebih banyak lagu, konser dan pertunjukan serta menegaskan, "kami akan terus pergi ke stadion, demikian AFP.
"Untuk kalian semua, saya sungguh-sungguh berjanji bahwa Prancis akan melakukan segalanya untuk menghancurkan tentara fanatik, yang melakukan kejahatan ini," kata Hollande.
Upacara khidmat itu dimulai dengan kedatangan presiden tersebut pada hari dingin dan berkabut, kemudian diiringi lagu kebangsaan "La Marseillaise", yang dimainkan garda republik.
Foto 130 korban tewas dalam serangan 13 November diperlihatkan di layar hitam, sementara penyanyi membuai penonton dengan membawakan nyanyian klasik "Quand on na que lamour" (Ketika Kami Semua Punya Cinta) ciptaan Jacques Brel dari Belgia.
Hollande mengatakan, "130 masa depan telah dicuri, 130 tawa tidak akan pernah terdengar lagi" dan menambahkan bahwa mereka berasal dari lebih 50 daerah di Prancis dan 17 negara.
Hollande memaparkan sebagian besar korban berusia di bawah 35 tahun dan menggarisbawahi serangan Paris ini menargetkan tempat dengan kehidupan malam yang terkenal di ibu kota Prancis tersebut, termasuk bar, restoran dan ruang konser.
"(Alasan penyerangan) itu karena mereka (korban) yang menggambarkan kehidupan kemudian dibunuh, karena mereka mewakili Prancis kemudian dibantai, karena mereka mewakili kebebasan kemudian dibunuh besar-besaran," kata Presiden.
Di antara kerumunan, 350 korban selamat luka-luka dalam serangan turut hadir, kebanyakan memakai kursi roda.
Bom bunuh diri dan serangan bersenjata terkoordinasi di bar dan restoran, gedung konser serta stadion Stade de France dua pekan lalu merupakan serangan teror terburuk yang pernah terjadi di tanah Prancis.
Serangan tersebut diakui oleh kelompok Negara Islam dan telah disimpulkan oleh Hollande sebagai deklarasi perang.
Penyerang bertindak atas nama alasan yang tidak masuk akal dan Tuhan yang dikhianati, kata Hollande.
Presiden menambahkan bahwa Prancis akan menanggapi serangan dengan lebih banyak lagu, konser dan pertunjukan serta menegaskan, "kami akan terus pergi ke stadion, demikian AFP.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017