Hari Pers Nasional: Ini Peraih Anugerah Adinegoro 2016
Selasa, 9 Februari 2016 15:16 WIB
Ilustrasi - Anugerah Adinegoro 2016 (www.haripersnasional.com)
Nama Adinegoro sejak lama ditetapkan insan pers nasional sebagai nama anugerah raihan karya jurnalistik tertinggi di Tanah Air dan secara tradisi diserahkan pada hari puncak peringatan Hari Pers Nasional saban tahun.
Tokoh pers nasional ini bernama lengkap Djamaluddin Adinegoro (14 Agustus 1904-8 Januari 1967), terlahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. Dia pernah menjadi pemimpin redaksi --jabatan profesi jurnalistik tertinggi di satu penerbitan-- Panji Pustaka, Sumatra Shimbun (masa penjajahan Jepang), dan bersama Prof Supomo mendirikan dan memimpin Mimbar Indonesia.
Adinegoro kemudian menjadi salah satu jurnalis senior Kantor Berita ANTARA hingga akhir hayatnya. Dia menjadi saksi banyak peristiwa penting dan menentukan bagi perjalanan dan eksistensi negara dan bangsa Indonesia, di antaranya meliput Konferensi Meja Bundar, di Den Haag, pada 1949, dan Sidang Umum PBB khusus membahas plebisit untuk Irian Barat, pada 1963.
Adinegoro kemudian ditetapkan kalangan pers nasional sebagai salah satu tokoh pokok peletak dasar jurnalistik nasional, dimulai saat masih Belanda menjajah Indonesia.
Berikut daftar peraih Anugerah Adinegoro 2016:
Kategori Jurnalistik Foto diraih pewarta Tribune Sumatera Selatan, Abriansyah Liberto, dengan judul karya Tinjau Titik Api yang disiarkan pada 6 September 2015.
Kategori Jurnalistik Karikatur diraih pewarta Harian Kompas, Didie Sri Widiyanto, dengan judul karya Inikah Kartini-Kartini Kita Sekarang? yang disiarkan pada 22 April 2015.
Kategori Jurnalistik Radio diraih pewarta Kantor Berita Radio 68 H, Hermawan Arifianto, dengan judul karya Menelusuri Sejarah Kelam Pembantaian Dukun Slamet yang disiarkan pada 25 Maret 2015.
Kategori Jurnalistik Televisi diraih Trans 7 dengan judul karya Tantangan Menuju Rampi oleh Indrayati Laksmi yang dipublikasikan pada 23 Februari 2015.
Kategori Jurnalistik Tajuk Rencana diraih pewarta Suara Pembaruan, Primus Dorimulu dengan judul karya Merdeka Dari Korupsi, yang disiarkan pada 18 Agustus 2015.
Kategori Jurnalistik Berkedalaman diraih Tim Pendidikan dan Kebudayaan Kompas dari media Kompas dengan judul karya Kecukupan Guru Masih Semu, Beban Para Guru di Daerah Tertinggal, yang disiarkan pada 23-26 November 2015.
Sementara peraih penghargaan HPN 2016, Kategori Inovasi Jurnalisme Infotaimen diraih Subkhan dari Media Tempo dengan judul Jagoan Lokal Tak Kalah Pede, yang disiarkan pada 26 Juli 2015.
Kategori Inovasi Jurnalisme Siber diraih oleh Andi Nurroni dari www.republika.co.id, dengan judul karya Salim Kancil, Buta Huruf Yang Menjadi Martir Lingkungan, yang disiarkan pada 30 September 2015.
Sementara itu, daftar nama Dewan Juri Anugerah Adinegoro 2015 seperti Jurnalistik Foto; Oscar Matuloh dan Enny Nuraheni; Jurnalistik TV: Arswendo Atmowiloto, Immas Sunarya, dan Nurjaman Mohtar.
Reportase Berkedalaman: Marah Sakti Siregar, Banjar Chaeruddin, dan Endy Bayuni; Tajuk Rencana: Atmakusumah Astraatmadja, Saur Hutabarat, dan Hermin Kleden.
Jurnalistik Radio: Errol Jonathans, Awanda Erna dan Chandra Novriadi; dan Jurnalistik Karikatur: Dolorosa Sinaga, Karlina Supelli, dan Gatot Eko.
Dewan Juri Inovasi Jurnalisme HPN 2016, untuk Media Online: Budiono Darsono, Onno Purbo, dan Rita Sri Hastuti; Infotainmen: Amalia Maulana, Sri Mustika, dan Farid Iskandar.
Tokoh pers nasional ini bernama lengkap Djamaluddin Adinegoro (14 Agustus 1904-8 Januari 1967), terlahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. Dia pernah menjadi pemimpin redaksi --jabatan profesi jurnalistik tertinggi di satu penerbitan-- Panji Pustaka, Sumatra Shimbun (masa penjajahan Jepang), dan bersama Prof Supomo mendirikan dan memimpin Mimbar Indonesia.
Adinegoro kemudian menjadi salah satu jurnalis senior Kantor Berita ANTARA hingga akhir hayatnya. Dia menjadi saksi banyak peristiwa penting dan menentukan bagi perjalanan dan eksistensi negara dan bangsa Indonesia, di antaranya meliput Konferensi Meja Bundar, di Den Haag, pada 1949, dan Sidang Umum PBB khusus membahas plebisit untuk Irian Barat, pada 1963.
Adinegoro kemudian ditetapkan kalangan pers nasional sebagai salah satu tokoh pokok peletak dasar jurnalistik nasional, dimulai saat masih Belanda menjajah Indonesia.
Berikut daftar peraih Anugerah Adinegoro 2016:
Kategori Jurnalistik Foto diraih pewarta Tribune Sumatera Selatan, Abriansyah Liberto, dengan judul karya Tinjau Titik Api yang disiarkan pada 6 September 2015.
Kategori Jurnalistik Karikatur diraih pewarta Harian Kompas, Didie Sri Widiyanto, dengan judul karya Inikah Kartini-Kartini Kita Sekarang? yang disiarkan pada 22 April 2015.
Kategori Jurnalistik Radio diraih pewarta Kantor Berita Radio 68 H, Hermawan Arifianto, dengan judul karya Menelusuri Sejarah Kelam Pembantaian Dukun Slamet yang disiarkan pada 25 Maret 2015.
Kategori Jurnalistik Televisi diraih Trans 7 dengan judul karya Tantangan Menuju Rampi oleh Indrayati Laksmi yang dipublikasikan pada 23 Februari 2015.
Kategori Jurnalistik Tajuk Rencana diraih pewarta Suara Pembaruan, Primus Dorimulu dengan judul karya Merdeka Dari Korupsi, yang disiarkan pada 18 Agustus 2015.
Kategori Jurnalistik Berkedalaman diraih Tim Pendidikan dan Kebudayaan Kompas dari media Kompas dengan judul karya Kecukupan Guru Masih Semu, Beban Para Guru di Daerah Tertinggal, yang disiarkan pada 23-26 November 2015.
Sementara peraih penghargaan HPN 2016, Kategori Inovasi Jurnalisme Infotaimen diraih Subkhan dari Media Tempo dengan judul Jagoan Lokal Tak Kalah Pede, yang disiarkan pada 26 Juli 2015.
Kategori Inovasi Jurnalisme Siber diraih oleh Andi Nurroni dari www.republika.co.id, dengan judul karya Salim Kancil, Buta Huruf Yang Menjadi Martir Lingkungan, yang disiarkan pada 30 September 2015.
Sementara itu, daftar nama Dewan Juri Anugerah Adinegoro 2015 seperti Jurnalistik Foto; Oscar Matuloh dan Enny Nuraheni; Jurnalistik TV: Arswendo Atmowiloto, Immas Sunarya, dan Nurjaman Mohtar.
Reportase Berkedalaman: Marah Sakti Siregar, Banjar Chaeruddin, dan Endy Bayuni; Tajuk Rencana: Atmakusumah Astraatmadja, Saur Hutabarat, dan Hermin Kleden.
Jurnalistik Radio: Errol Jonathans, Awanda Erna dan Chandra Novriadi; dan Jurnalistik Karikatur: Dolorosa Sinaga, Karlina Supelli, dan Gatot Eko.
Dewan Juri Inovasi Jurnalisme HPN 2016, untuk Media Online: Budiono Darsono, Onno Purbo, dan Rita Sri Hastuti; Infotainmen: Amalia Maulana, Sri Mustika, dan Farid Iskandar.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017