Ulama: Jangan Bawa-Bawa Jihad dalam Aksi Terorisme
Kamis, 7 April 2016 16:56 WIB
"Jihad itu ada aturannya, makanya terorisme itu bukan jihad. Ini harus ditegaskan, terutama kepada generasi muda agar tidak mudah dipengaruhi oleh paham-paham menyesatkan, apakah radikalisme atau terorisme," katanya di Jakarta, Kamis.
Ketua Umum Ikatan Persatuan Imam Masjid (IPIM) Indonesia itu menjelaskan aturan jihad di dalam ajaran Islam, di antaranya tidak boleh membunuh orang yang tidak memerangi umat Islam, orang berusia lanjut, wanita, dan anak-anak.
"Coba yang namanya teroris, begitu mereka meledakkan bom, jangankan wanita, anak yang masih dalam kandungan pun ikut meninggal. Jadi jangan dibawa-bawa jihad dalam segala macam aksi terorisme," ujarnya.
Menurut mantan Rais Syuriah PBNU itu, "jihad" yang digembar-gemborkan kelompok teroris jelas berbeda dengan fatwa jihad yang dikeluarkan Rais Akbar NU KH Hasyim Asyari, di mana tanggal keluarnya fatwa itu kini diperingati sebagai Hari Santri.
Menurut dia, fatwa jihad KH Hasyim Asyari adalah masalah fikih atau tepatnya jihad yang dianjurkan itu sesuai hukum Islam yaitu mempertahankan negara.
"Artinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sah menurut hukum Islam. Kalau bukan negara sah, untuk apa KH Hasyim Asyari mengeluarkan fatwa tersebut," katanya.
Mantan Imam Besar Masjid Istiqlal itu menerangkan bahwa dalam Islam tidak boleh membunuh hanya karena perbedaan agama. Kalaupun terjadi perang, itu karena faktor lain yaitu sosial dan politik, seperti yang terjadi di zaman perang kemerdekaan dulu.
"Kita berperang waktu itu karena Belanda dan Jepang menjajah Indonesia. Itu yang harus dikedepankan," katanya.
Sebelumnya, mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dalam Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme yang digelar BNPT di Solo beberapa hari lalu menegaskan bahwa ajaran Islam melarang seseorang melakukan bunuh diri.
Apalagi, kata Hasyim, tindakan bunuh diri yang mengatasnamakan jihad itu mengakibatnya banyak orang yang meninggal.
"Indonesia itu negara damai, jadi tidak ada alasan melakukan jihad di sini. Jihad dibolehkan bila negara atau agama kita dalam kondisi terancam," kata Hasyim.
Ketua Umum Ikatan Persatuan Imam Masjid (IPIM) Indonesia itu menjelaskan aturan jihad di dalam ajaran Islam, di antaranya tidak boleh membunuh orang yang tidak memerangi umat Islam, orang berusia lanjut, wanita, dan anak-anak.
"Coba yang namanya teroris, begitu mereka meledakkan bom, jangankan wanita, anak yang masih dalam kandungan pun ikut meninggal. Jadi jangan dibawa-bawa jihad dalam segala macam aksi terorisme," ujarnya.
Menurut mantan Rais Syuriah PBNU itu, "jihad" yang digembar-gemborkan kelompok teroris jelas berbeda dengan fatwa jihad yang dikeluarkan Rais Akbar NU KH Hasyim Asyari, di mana tanggal keluarnya fatwa itu kini diperingati sebagai Hari Santri.
Menurut dia, fatwa jihad KH Hasyim Asyari adalah masalah fikih atau tepatnya jihad yang dianjurkan itu sesuai hukum Islam yaitu mempertahankan negara.
"Artinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sah menurut hukum Islam. Kalau bukan negara sah, untuk apa KH Hasyim Asyari mengeluarkan fatwa tersebut," katanya.
Mantan Imam Besar Masjid Istiqlal itu menerangkan bahwa dalam Islam tidak boleh membunuh hanya karena perbedaan agama. Kalaupun terjadi perang, itu karena faktor lain yaitu sosial dan politik, seperti yang terjadi di zaman perang kemerdekaan dulu.
"Kita berperang waktu itu karena Belanda dan Jepang menjajah Indonesia. Itu yang harus dikedepankan," katanya.
Sebelumnya, mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dalam Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme yang digelar BNPT di Solo beberapa hari lalu menegaskan bahwa ajaran Islam melarang seseorang melakukan bunuh diri.
Apalagi, kata Hasyim, tindakan bunuh diri yang mengatasnamakan jihad itu mengakibatnya banyak orang yang meninggal.
"Indonesia itu negara damai, jadi tidak ada alasan melakukan jihad di sini. Jihad dibolehkan bila negara atau agama kita dalam kondisi terancam," kata Hasyim.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017