PPI: Peran Pemerintah sebagai Penengah Bisa Netralkan Konflik soal Laut Tiongkok Selatan
Jumat, 29 April 2016 11:31 WIB
London, Antara Jateng - Perhimpunan Pelajar Indonesia kawasan Amerika dan Eropa (PPI Amerop) mendorong Pemerintah Indonesia berperan aktif sebagai mediator atau penengah dalam isu Laut Tiongkok Selatan.
"Ini merupakan salah satu hasil dari kesepakatan simposium PPI se-Amerika dan Eropa yang tema Memaknai Kembali Identitas Bangsa dalam Rangka Menghadapi Komunitas ASEAN yang diadakan di Rijswijk, Belanda yang berlangsung selama tiga hari dari tanggal 24-26 April," kata Sekretaris Jenderal PPI Belanda, Ali Abdillah kepada Antara London, Jumat.
Ia menyebutkan peran pemerintah sebagai penengah ini diharapkan bisa menetralkan konflik yang mungkin muncul di Laut Tiongkok Selatan.
Koordinator PPI Amerop Puput Cibro mengatakan Indonesia harus meneguhkan identitas nasionalnya dalam menghadapi persoalan yang ada di dalam dan di luar negeri. Salah satu identitas nasional dalam politik luar negeri adalah politik bebas dan aktif.
"Salah satu ciri dari politik yang telah menjadi identitas nasional ini adalah aktif dalam mengupayakan perdamaian dunia," ujarnya.
Peran ini, lanjut Puput, sangat penting dimainkan oleh pemerintah Indonesia selaku salah satu negara terbesar di kawasan Asia Tenggara. Apalagi, dua negara ASEAN seperti Filipina dan Vietnam termasuk sebagai pihak yang berkonflik dengan Tiongkok seputar permasalahan ini.
"Indonesia harus bisa menunjukan dirinya sebagai pemimpin di kawasan ASEAN. Salah satunya adalah mengambil peran sebagai penengah ini," ujarnya.
Simposium yang diadakan PPI Amerop dihadiri 27 orang perwakilan PPI se-wilayah Amerika dan Eropa.
Selain mendorong agar pemerintah Indonesia berperan aktif sebagai penengah dalam sengketa Laut Tiongkok Selatan, simposium PPI Amerop ini juga menghasilkan sejumlah rekomendasi lain untuk pemerintah dalam rangka menghadapi komunitas ASEAN.
Rekomendasi di antaranya mewujudkan ketahanan energi nasional, mendorong pembangunan ekonomi Indonesia dengan memanfaatkan keberagaman potensi daerah, dan mendorong peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya sertifikasi tenaga kerja.
"Ini merupakan salah satu hasil dari kesepakatan simposium PPI se-Amerika dan Eropa yang tema Memaknai Kembali Identitas Bangsa dalam Rangka Menghadapi Komunitas ASEAN yang diadakan di Rijswijk, Belanda yang berlangsung selama tiga hari dari tanggal 24-26 April," kata Sekretaris Jenderal PPI Belanda, Ali Abdillah kepada Antara London, Jumat.
Ia menyebutkan peran pemerintah sebagai penengah ini diharapkan bisa menetralkan konflik yang mungkin muncul di Laut Tiongkok Selatan.
Koordinator PPI Amerop Puput Cibro mengatakan Indonesia harus meneguhkan identitas nasionalnya dalam menghadapi persoalan yang ada di dalam dan di luar negeri. Salah satu identitas nasional dalam politik luar negeri adalah politik bebas dan aktif.
"Salah satu ciri dari politik yang telah menjadi identitas nasional ini adalah aktif dalam mengupayakan perdamaian dunia," ujarnya.
Peran ini, lanjut Puput, sangat penting dimainkan oleh pemerintah Indonesia selaku salah satu negara terbesar di kawasan Asia Tenggara. Apalagi, dua negara ASEAN seperti Filipina dan Vietnam termasuk sebagai pihak yang berkonflik dengan Tiongkok seputar permasalahan ini.
"Indonesia harus bisa menunjukan dirinya sebagai pemimpin di kawasan ASEAN. Salah satunya adalah mengambil peran sebagai penengah ini," ujarnya.
Simposium yang diadakan PPI Amerop dihadiri 27 orang perwakilan PPI se-wilayah Amerika dan Eropa.
Selain mendorong agar pemerintah Indonesia berperan aktif sebagai penengah dalam sengketa Laut Tiongkok Selatan, simposium PPI Amerop ini juga menghasilkan sejumlah rekomendasi lain untuk pemerintah dalam rangka menghadapi komunitas ASEAN.
Rekomendasi di antaranya mewujudkan ketahanan energi nasional, mendorong pembangunan ekonomi Indonesia dengan memanfaatkan keberagaman potensi daerah, dan mendorong peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya sertifikasi tenaga kerja.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
HPN 2025, Dialog Rektor "Membedah Masa Depan Peran Pers" digelar di Unimus
10 January 2025 21:31 WIB
KPU Banyumas apresiasi peran petugas dan partisipasi masyarakat dalam Pilkada Serentak 2024
29 November 2024 17:19 WIB
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017