Priyo Ungkap Dukung Novanto setelah Berbicara dengan ARB dan Luhut
Selasa, 17 Mei 2016 12:28 WIB
Para calon ketua umum Partai Golkar dari kiri ke kanan, Mahyudin, Aziz Syamsuddin, Ade Komarudin, Airlangga Hartarto, Priyo Budi Santoso dan Syahrul Yasin Limpo bergandengan tangan seusai memberi keterangan pers di sela Musyawarah Nasional Luar Biasa
Jakarta, Antara Jateng - Kandidat calon Ketua Umum Golkar Priyo Budi Santoso mengaku sudah mengalihkan dukungannya kepada Setya Novanto sebelum voting pemilihan Ketua Umum Golkar dilakukan Selasa dini hari.
"Saya sudah mengadakan pertemuan empat mata dan bersepakat untuk mendukung Setya Novanto sekaligus mengalihkan dukungan," kata Priyo kepada wartawan di arena Munaslub Golkar di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Selasa.
Menurut Priyo, kesepakatan itu dibangun Selasa dini hari sekitar pukul 02.00 WITA, sebelum voting dilakukan.
Kesepatakan diambil di kamar 1510 di Hotel Bali Nusa Dua Convention Center.
"Kesepakatan ini terinspirasi dari pembicaraan sebelumnya yang saya lakukan dengan pak Aburizal Bakrie dan pak Luhut, secara terpisah," kata Priyo.
Meskipun demikian Priyo tidak menyebutkan apa kesepakatan antara dirinya dengan Novanto.
Setya Novanto secara resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2014-2019 melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa pagi.
"Dengan mengucap bismillahirahmanirahim, kita tetapkan pak Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar," ujar Ketua Sidang Munaslub Nurdin Halid di arena Munaslub di Nusa Dua Bali, Selasa.
Dalam penghitungan suara, perolehan suara delapan bakal calon Ketua Umum antara lain Ade Komarudin 173 suara, Setya Novanto 277 suara, Airlangga Hartarto 14 suara, Mahyudin dua suara, Priyo Budi Santoso satu suara, Aziz Syamsuddin 48 suara, Indra Bambang Utoyo satu suara, Syahrul Yasin Limpo 27 suara dan suara tidak sah berjumlah 11, sehingga total suara 554.
Dari hasil tersebut sejatinya Ade dan Novanto masih harus menjalani pemilihan tahap kedua karena keduanya memenuhi perolehan suara 30 persen.
Melihat ini, kandidat Ketua Umum Syahrul Yasin Limpo menyarankan agar Ade menganggap hasil tersebut final, tanpa harus menjalani pemilihan putaran kedua. (Baca: Ade: jika saya tetap maju maka Munas Golkar tidak rekonsiliatif)
Ade Komarudin kemudian mengambil sikap. Ade yang perolehan suaranya lebih rendah menyatakan agar Novanto segera ditetapkan sebagai Ketua Umum tanpa perlu ada pemilihan putaran kedua.
Baca: Alasan Ade mundur sehingga Novanto jadi Ketua Umum Golkar
"Saya sudah mengadakan pertemuan empat mata dan bersepakat untuk mendukung Setya Novanto sekaligus mengalihkan dukungan," kata Priyo kepada wartawan di arena Munaslub Golkar di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Selasa.
Menurut Priyo, kesepakatan itu dibangun Selasa dini hari sekitar pukul 02.00 WITA, sebelum voting dilakukan.
Kesepatakan diambil di kamar 1510 di Hotel Bali Nusa Dua Convention Center.
"Kesepakatan ini terinspirasi dari pembicaraan sebelumnya yang saya lakukan dengan pak Aburizal Bakrie dan pak Luhut, secara terpisah," kata Priyo.
Meskipun demikian Priyo tidak menyebutkan apa kesepakatan antara dirinya dengan Novanto.
Setya Novanto secara resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2014-2019 melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa pagi.
"Dengan mengucap bismillahirahmanirahim, kita tetapkan pak Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar," ujar Ketua Sidang Munaslub Nurdin Halid di arena Munaslub di Nusa Dua Bali, Selasa.
Dalam penghitungan suara, perolehan suara delapan bakal calon Ketua Umum antara lain Ade Komarudin 173 suara, Setya Novanto 277 suara, Airlangga Hartarto 14 suara, Mahyudin dua suara, Priyo Budi Santoso satu suara, Aziz Syamsuddin 48 suara, Indra Bambang Utoyo satu suara, Syahrul Yasin Limpo 27 suara dan suara tidak sah berjumlah 11, sehingga total suara 554.
Dari hasil tersebut sejatinya Ade dan Novanto masih harus menjalani pemilihan tahap kedua karena keduanya memenuhi perolehan suara 30 persen.
Melihat ini, kandidat Ketua Umum Syahrul Yasin Limpo menyarankan agar Ade menganggap hasil tersebut final, tanpa harus menjalani pemilihan putaran kedua. (Baca: Ade: jika saya tetap maju maka Munas Golkar tidak rekonsiliatif)
Ade Komarudin kemudian mengambil sikap. Ade yang perolehan suaranya lebih rendah menyatakan agar Novanto segera ditetapkan sebagai Ketua Umum tanpa perlu ada pemilihan putaran kedua.
Baca: Alasan Ade mundur sehingga Novanto jadi Ketua Umum Golkar
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Peneliti RI di Jerman ungkap temuan kunci masa depan sistem pangan nasional
17 October 2024 19:48 WIB
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017