Pertarungan bisnis semen di Kalimantan Selatan kian sengit bersamaan dengan kehadiran merek-merek baru, termasuk dari Tiongkok, yang membangun pabrik di Desa Saradang, Tanjung Tabolong, pada 2014.

Dengan beroperasinya pabrik semen milik Anhui Conch Group Co itu, saat ini setidaknya 11 merek bertarung di Kalsel. Padahal, konsumsi semen di Pulau Kalimantan sebenarnya belum terlalu gendut karena hanya urutan keempat setelah Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.

Sebelum Conch merangsek Kalsel, pasar ini sepenuhnya dikuasai produsen semen domestik, Semen Gresik salah satunya. Kini, setiap merek harus bertarung untuk merebut pangsa pasar dari total permintaan di Kalsel yang masih di bawah 3 juta ton/tahun.

Meski permintaan pasarnya masih relatif kecil, PT Semen Indonesia bertekad all out  bertarung di pasar Kalimantan, termasuk di Kalsel.

Pertarungan sengit bisnis semen di Kalsel boleh jadi merupakan miniatur persaingan bisnis bahan bangunan nasional di masa mendatang. Di Jawa, dalam beberapa tahun mendatang, juga akan hadir pabrik-pabrik baru, termasuk yang dibangun oleh investor asing.

Secara nasional, Semen Indonesia menguasai hampir 44 persen dari konsumsi sekitar 65 juta ton pada 2015 dengan pangsa terbesar di Jatim dan Jateng.

Peta berubah
Yang pasti, setelah merek semen Tiongkok masuk, peta kekuatan semen domestik di Kalsel mulai berubah. Kiat dagang banting harga menjadi pilihan merek tersebut untuk menerobos pangsa pasar yang sebelumnya dikuasai merek-merek domestik.

Harga eceran Conch memang fantastis, hanya Rp42.000 per sak untuk ukuran 50 kilogram. Harga ini jauh lebih murah ketimbang semen merek domestik di Jawa yang dilepas Rp51.000/sak untuk ukuran 40 kg.

Semen Gresik ukuran 50 kg yang sebelumnya di Kalsel dijual Rp65.000/sak dipaksa menyesuaikan harga semen merek Tiongkok, mengingat selisihnya begitu lebar. Semen Gresik akhirnya berdamai dengan menurunkan menjadi Rp49.000.

"Memang harganya masih lebih tinggi dibanding merek tersebut, namun kami pastikan mutu Semen Gresik di atas merek tersebut," kata Kepala Biro Komunikasi PT Semen Indonesia Sigit Wahono kepada pewarta yang tergabung dalam Jurnalis Semen Indonesia Semarang (JSIS) di Banjarmasin, Kamis (27/5) malam.

Semen Gresik merupakan jenis PPC (portland pozzolan cement) yang memiliki kekuatan lebih dibanding jenis lain. PPC sudah terbukti kokoh dengan masih berdirinya sejumlah bangunan monumental, antara lain Monas dan Jembatan Suramadu.

Kiat turun harga yang diterapkan Semen Gresik terbukti membuahkan hasil meski hal itu sedikit menurunkan profit margin.

Dengan taktik tersebut, volume penjualan dan pangsa pasar Semen Gresik di Kalsel mulai menggeliat setelah turun pada 2015. Pada 2014 Semen Gresik masih menggenggam sekitar 28 persen pangsa pasar, namun pada 2015 tergerus menjadi 16 persen.

Namun, sukses menaikkan volume penjualan bukan semata dipicu oleh "penyesuaian" harga dengan kompetitor. Ada kiat lain yang disebutnya strategi holistik yang diterapkan, misalnya, efisiensi di semua lini.

Menurut Sigit, membaiknya volume penjualan pada triwulan I 2016 juga disebabkan konsumen sudah membuktikan bahwa mutu Semen Gresik memang di atas merek pendatang baru.

"Konsumen, terutama kontraktor, yang sempat beralih ke merek lain yang lebih murah, kini kembali ke Semen Gresik. Mereka sudah membuktikannya (mutu Semen Gresik)," katanya didamping koleganya, Ahmad Parno.

Dengan menggeliatnya kembali Semen Gresik, kini roda mesin pengepakan semen di packing plant   Banjarmasin yang berkapasitas 600.000 ton/tahun berputar lebih kencang lagi.

"Pengapalan semen curah ke packing plant  ini selama ini juga lancar," tutur Manajer Wilayah Luar Jawa PT Semen Indonesia, Ahmad Zein. Dengan satu silo dan dua mesin pengepak berputar, setiap jam bisa mengisi 2.200 sak.

Sigit menyatakan kinerja penjualan pada triwulan 1 2016 memberi optimisme bahwa hingga akhir tahun ini bakal ada kenaikan signifikan dibanding tahun lalu.

Sebagai raja semen, PT Semen Indonesia tentu tidak ingin pangsa pasarnya tergerus dengan kehadiran merek-merek baru.

Oleh karena itu, strategi holistik diterapkan demi tetap menjadi penguasa pasar semen yang kokoh tak tertandingi di negeri ini. ***