PBNU : Hari Lahir Pancasila Pengingat Ideologi Bangsa
Selasa, 31 Mei 2016 6:36 WIB
Saifullah Yusuf. (ANTARA FOTO/ Rudi Mulya )
Jakarta, Antara Jateng - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Syaifullah Yusuf mengatakan peringatan Hari Lahir Pancasila sebagai pengingat bagi masyarakat untuk tetap mempertahankan Pancasila dalam kondisi apa pun.
Pada era globalisasi seperti ini, pergumulan ideologi sering terjadi dan mengikis falsafah bangsa, kata Syaifullah yang akrab disapa Gus Ipul itu, di Jakarta, Senin.
"Padahal Pancasila ini istimewa karena hanya kita yang punya, sehingga harus kita banggakan. Kalau enggak ada jalan tengah Pancasila mungkin tak ada kerukunan dalam keberagaman seperti ini," katanya lagi.
Dia menuturkan, sebagai pedoman berbangsa, Pancasila sudah final, sehingga bagi kelompok yang menolak hendaknya kembali mengkaji Pancasila dan dilihat aspeknya yang mampu menyatukan berbagai perbedaan.
"Indonesia ini kan bangsa besar. Terdiri dari ribuan pulau, bahasa, suku, dan latar belakang yang macam-macam. Masalah seperti itu enggak bisa kita hindari. Tapi bagaimana nantinya kearifan lokal perlu diseleraskan untuk kepentingan nasional," kata dia.
Pada Muktamar ke-27 NU di Situbondo, Jawa Timur, KH Ahmad Shiddiq menjelaskan pandangan Islam terhadap NKRI bahwa mendirikan negara serta membentuk kepemimpinan negara dalam rangka memelihara keluhuran agama serta mengatur kesejahteraan kehidupan duniawi adalah wajib.
Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menyiapkan rancangan peraturan presiden tentang penetapan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila.
Selanjutnya, setiap tanggal 1 Juni akan ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, hingga kini rancangan perpres yang mengatur hal itu tersebut masih difinalisasi. Presiden akan segera menandatangani jika draf perpres selesai.
"Presiden Jokowi tak hanya menginginkan Pancasila dikenang dan diperingati atau hanya dilestarikan, tetapi juga benar-benar menjadi realitas dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia di berbagai aspek kehidupan," kata Pramono.
Pada era globalisasi seperti ini, pergumulan ideologi sering terjadi dan mengikis falsafah bangsa, kata Syaifullah yang akrab disapa Gus Ipul itu, di Jakarta, Senin.
"Padahal Pancasila ini istimewa karena hanya kita yang punya, sehingga harus kita banggakan. Kalau enggak ada jalan tengah Pancasila mungkin tak ada kerukunan dalam keberagaman seperti ini," katanya lagi.
Dia menuturkan, sebagai pedoman berbangsa, Pancasila sudah final, sehingga bagi kelompok yang menolak hendaknya kembali mengkaji Pancasila dan dilihat aspeknya yang mampu menyatukan berbagai perbedaan.
"Indonesia ini kan bangsa besar. Terdiri dari ribuan pulau, bahasa, suku, dan latar belakang yang macam-macam. Masalah seperti itu enggak bisa kita hindari. Tapi bagaimana nantinya kearifan lokal perlu diseleraskan untuk kepentingan nasional," kata dia.
Pada Muktamar ke-27 NU di Situbondo, Jawa Timur, KH Ahmad Shiddiq menjelaskan pandangan Islam terhadap NKRI bahwa mendirikan negara serta membentuk kepemimpinan negara dalam rangka memelihara keluhuran agama serta mengatur kesejahteraan kehidupan duniawi adalah wajib.
Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menyiapkan rancangan peraturan presiden tentang penetapan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila.
Selanjutnya, setiap tanggal 1 Juni akan ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, hingga kini rancangan perpres yang mengatur hal itu tersebut masih difinalisasi. Presiden akan segera menandatangani jika draf perpres selesai.
"Presiden Jokowi tak hanya menginginkan Pancasila dikenang dan diperingati atau hanya dilestarikan, tetapi juga benar-benar menjadi realitas dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia di berbagai aspek kehidupan," kata Pramono.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017