Kemristekdikti: Lulusan Diploma IV bisa Menyandang Gelar Sarjana Terapan
Sabtu, 16 Juli 2016 12:46 WIB
Waisai, Antara Jateng - Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Patdono Suwignjo mengatakan saat ini lulusan Diploma IV juga bisa menyandang gelar sarjana yakni sarjana terapan.
"Kalau sebelumnya kan hanya ahli madya, sekarang disetarakan dengan sarjana," katanya usai rakor Kopertis XIV Papua dan Papua Barat di Waisai, Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu.
Dia menambahkan karena persoalan gelar itu pula, menyebabkan pendidikan tinggi jenjang pendidikan diploma IV menjadi kurang diminati.
Jenjang pendidikan diploma lebih banyak pada pendidikan vokasi atau berbasis pada keahlian.
"Salah satu solusi dari kami, yakni dengan menyetarakannya dengan sarjana. Dengan demikian, kami berharap masyarakat tidak lagi ragu untuk masuk ke pendidikan vokasi," kata dia.
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaaan Kemristekdikti Prof Intan Ahmad mengatakan masih banyak pemahaman orang tua yang ingin anaknya menjadi sarjana.
"Ini yang harus kita beri pemahaman baru pada para orang tua, bahwa sekarang penekanannya bukan pada akademis tapi keterampilan," ujar Intan.
Hal itu yang yang menyebabkan politeknik jarang diminati. Para orang tua lebih menganjurkan anaknya untuk masuk universitas.
Padahal saat ini, lanjut Intan, yang dibutuhkan oleh dunia kerja adalah para tenaga kerja yang terampil.
"Malah banyak lulusan politeknik yang mendapat gaji lebih besar dari sarjana."
Intan menjelaskan di politeknik lebih banyak belajar praktik langsung dibandingkan teori. Berbanding terbalik di universitas, yang lebih banyak teori dibanding praktik.
Untuk itu, dia mengajak masyarakat untuk lebih memilih pendidikan vokasi dibandingkan pendidikan sarjana.
Saat ini, perguruan tinggi yang berbasis vokasi masih amat sedikit. Kemristekdikti dalam waktu dekat akan mendirikan sejumlah politeknik yang berbasis potensi daerah.
"Kalau sebelumnya kan hanya ahli madya, sekarang disetarakan dengan sarjana," katanya usai rakor Kopertis XIV Papua dan Papua Barat di Waisai, Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu.
Dia menambahkan karena persoalan gelar itu pula, menyebabkan pendidikan tinggi jenjang pendidikan diploma IV menjadi kurang diminati.
Jenjang pendidikan diploma lebih banyak pada pendidikan vokasi atau berbasis pada keahlian.
"Salah satu solusi dari kami, yakni dengan menyetarakannya dengan sarjana. Dengan demikian, kami berharap masyarakat tidak lagi ragu untuk masuk ke pendidikan vokasi," kata dia.
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaaan Kemristekdikti Prof Intan Ahmad mengatakan masih banyak pemahaman orang tua yang ingin anaknya menjadi sarjana.
"Ini yang harus kita beri pemahaman baru pada para orang tua, bahwa sekarang penekanannya bukan pada akademis tapi keterampilan," ujar Intan.
Hal itu yang yang menyebabkan politeknik jarang diminati. Para orang tua lebih menganjurkan anaknya untuk masuk universitas.
Padahal saat ini, lanjut Intan, yang dibutuhkan oleh dunia kerja adalah para tenaga kerja yang terampil.
"Malah banyak lulusan politeknik yang mendapat gaji lebih besar dari sarjana."
Intan menjelaskan di politeknik lebih banyak belajar praktik langsung dibandingkan teori. Berbanding terbalik di universitas, yang lebih banyak teori dibanding praktik.
Untuk itu, dia mengajak masyarakat untuk lebih memilih pendidikan vokasi dibandingkan pendidikan sarjana.
Saat ini, perguruan tinggi yang berbasis vokasi masih amat sedikit. Kemristekdikti dalam waktu dekat akan mendirikan sejumlah politeknik yang berbasis potensi daerah.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pendaftaran CPNS Kemenag dibuka 1 September, lulusan Ma'had Aly bisa daftar
01 September 2024 10:52 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Menristekdikti: Program "Sarjana masuk desa" Berikan Inovasi Pertanian dan Peternakan
31 January 2017 15:33 WIB, 2017
Pagelaran Wayang Kulit, PDIP Ingin Masyarakat Jakarta Junjung Tinggi Kebhinekaan
29 January 2017 7:05 WIB, 2017
Presiden ingin Sekolah Wajibkan Murid ikut Kegiatan Luar dalam Ekstrakulikuler
26 January 2017 12:50 WIB, 2017
Presiden: Kartu Indonesia Pintar yang akan Dibagikan pada 2017 Sebanyak 19 Juta
26 January 2017 12:02 WIB, 2017
Kemendikbud tidak hanya Menghabiskan Uang, tetapi bisa Menghasilkan Uang, Kata Muhajir
24 January 2017 11:23 WIB, 2017
Mendikbud: Pengalihan Penyelenggaraan SMA/SMK ke Provinsi Diperbaiki
17 January 2017 14:52 WIB, 2017
Nilai-Nilai Kebhinekaan perlu Dipelihara dan Dikembangkan seluruh Lembaga Pendidikan
17 January 2017 12:11 WIB, 2017
Menhub Ingin Pilot lulusan sarjana menambah Kedewasaan dan Wawasan Luas
13 January 2017 18:05 WIB, 2017