Bandara Adi Soemarmo Surakarta Operasikan Pemindai Suhu Tubuh
Jumat, 2 September 2016 7:28 WIB
Kepala KKP Semarang Priagung AB sedang melakukan pengecekan alat thermo scanner pemindai suhu tubuh penumpang di Bandara Adi Soemarmo Boyolali, Kamis (1/9). Alat ini dioperasikan untuk pencegahan penyebaran virus Zika dari Singapura. (Foto ANTARA/Bam
Boyolali, Antara Jateng - Pengelola Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah telah mengoperasikan "thermo scanner" (alat untuk memindai suhu) tubuh penumpang sebagai langkah pencegahan penyebaran virus zika.
"Alat 'thermo scanner' itu baru dioperasikan tiga hari ini, di terminal lantai dua ruang kedatangan penumpang penerbangan dari luar negeri," kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Semarang, Priagung Adhi Bawono di sela mengecekan alat, di Bandara Adi Soemarmo Boyolali, Kamis.
Menurut Priagung, thermo scanner tersebut mampu mendeteksi suhu tubuh penumpang dengan jumlah yang banyak melalui monitor dengan batas suhu 38 derajat celcius.
"Jika ada penumpang suhu tubuhnya terdeteksi dimonitor lebih dari 38 derajat celcius, maka yang bersangkutan harus diperiksa untuk diisolasi kemudian dibawa ke rumah sakit rujukan di RSUD Dr Moewardi Solo," kata Priagung.
Selain itu, kata Priagung, juga menurunkan petugas untuk melakukan sosialisasi dengan membagikan brosur kepada penumpang penerbangan untuk lebih waspada terhadap penyebaran virus zika.
"Alat itu, difungsikan setelah ada suatu daerah di nengara lain terjangkit virus zika yakni Singapura. Daerah ini tercatat dengan 40 kasus, sehingga Indonesia segera melakukan kewaspadaan," kata Priagung.
Bahkan, kata Priagung, hingga per tanggal 31 Agustus 2016 tercatat sudah mencapai 115 kasus terjangkit virus zika, di Singapura. Dan, satu pasien dinyatakan positif terkena virus zika.
Menurut dia, virus tersebut yang dikhawatirkan terhadap wanita hamil karena bisa menyebabkan kepada bayi jika lahir menjadi mengecil.
Priagung mengatakan di Indonesia yang dikhawatirkan dengan virus zika karena ada serangga penularnya yakni nyamuk aedes aegypti. Oleh karena itu, pihaknya melakukan pengendalian termasuk wilayah bandara jangan sampai ada menularan virus zika.
Kendati demikian, pihaknya hingga kini belum menemukan adanya penularan virus zika di wilayah ini atau masuk Indonesia melalui nyamuk.
"Jika ada peningkatan indokator yakni nyamuk, maka langsung dapat kita atasi dengan menyeprotan," katanya.
Menurut dia, kewaspadaan ditingkatkan termasuk Bandara Adi Soemarmo yang digunakan untuk pemberangkatan jamaah haji Embarkasi Surakarta.
Ia menjelaskan sejarah munculnya virus zika berawal di ada kawasan hutan bernama zika di Afrika pada 1947. Virus ini, sebenarnya dari monyet yang menular kepada manusia sekitar 1958. Hal ini, yang disebarkan melalui nyamuk.
"Kita di Indonesia saat ini, dengan melakukan pengendalian dengan indokatornya, yakni nyamuk," katanya.
"Alat 'thermo scanner' itu baru dioperasikan tiga hari ini, di terminal lantai dua ruang kedatangan penumpang penerbangan dari luar negeri," kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Semarang, Priagung Adhi Bawono di sela mengecekan alat, di Bandara Adi Soemarmo Boyolali, Kamis.
Menurut Priagung, thermo scanner tersebut mampu mendeteksi suhu tubuh penumpang dengan jumlah yang banyak melalui monitor dengan batas suhu 38 derajat celcius.
"Jika ada penumpang suhu tubuhnya terdeteksi dimonitor lebih dari 38 derajat celcius, maka yang bersangkutan harus diperiksa untuk diisolasi kemudian dibawa ke rumah sakit rujukan di RSUD Dr Moewardi Solo," kata Priagung.
Selain itu, kata Priagung, juga menurunkan petugas untuk melakukan sosialisasi dengan membagikan brosur kepada penumpang penerbangan untuk lebih waspada terhadap penyebaran virus zika.
"Alat itu, difungsikan setelah ada suatu daerah di nengara lain terjangkit virus zika yakni Singapura. Daerah ini tercatat dengan 40 kasus, sehingga Indonesia segera melakukan kewaspadaan," kata Priagung.
Bahkan, kata Priagung, hingga per tanggal 31 Agustus 2016 tercatat sudah mencapai 115 kasus terjangkit virus zika, di Singapura. Dan, satu pasien dinyatakan positif terkena virus zika.
Menurut dia, virus tersebut yang dikhawatirkan terhadap wanita hamil karena bisa menyebabkan kepada bayi jika lahir menjadi mengecil.
Priagung mengatakan di Indonesia yang dikhawatirkan dengan virus zika karena ada serangga penularnya yakni nyamuk aedes aegypti. Oleh karena itu, pihaknya melakukan pengendalian termasuk wilayah bandara jangan sampai ada menularan virus zika.
Kendati demikian, pihaknya hingga kini belum menemukan adanya penularan virus zika di wilayah ini atau masuk Indonesia melalui nyamuk.
"Jika ada peningkatan indokator yakni nyamuk, maka langsung dapat kita atasi dengan menyeprotan," katanya.
Menurut dia, kewaspadaan ditingkatkan termasuk Bandara Adi Soemarmo yang digunakan untuk pemberangkatan jamaah haji Embarkasi Surakarta.
Ia menjelaskan sejarah munculnya virus zika berawal di ada kawasan hutan bernama zika di Afrika pada 1947. Virus ini, sebenarnya dari monyet yang menular kepada manusia sekitar 1958. Hal ini, yang disebarkan melalui nyamuk.
"Kita di Indonesia saat ini, dengan melakukan pengendalian dengan indokatornya, yakni nyamuk," katanya.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Buyut Bupati Ke-7 Purbalingga optimistis didukung 3 parpol di Pilkada Purbalingga
31 May 2024 3:42 WIB