Peneliti: Pengunjuk Rasa Mewaspadai Penyusup
Kamis, 3 November 2016 16:03 WIB
Sejumlah anggota Brimob melakukan penjagaan di halaman kantor Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta, Selasa (1/11/2016). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta Antara Jateng - Peneliti senior dan pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris meminta pengunjuk rasa yang akan melakukan aksinya pada 4 November mewaspadai penyusup yang ingin mengambil keuntungan.
"Dikhawatirkan ada penumpang gelap maupun terang-terangan," kata Syamsuddin Haris saat diskusi Keprihatinan Anak Bangsa Terhadap Ancaman Kebinekaan, di Jakarta, Kamis.
Diskusi itu antara lain dihadiri pula oleh Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Mulyadi P. Tamsir, Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Chrishman Damanik, Bambang Sulistomo pengamat sosial yang juga anak Bung Tomo, aktivis Emmy Hafild dan wartawan senior Budiarto Shambazy.
Syamsuddin mengatakan para penyusup tersebut ingin mengambil keuntungan untuk diri atau kelompoknya.
Apalagi, Syamsuddin yakin, hampir sebagian besar para pengunjuk rasa tidak mengetahui akar persoalan aksi unjuk rasa tersebut. "Sebagian besar yang demo tidak tahu akar masalahnya," katanya.
Ia juga mengatakan, unjuk rasa memang dibolehkan namun tidak boleh memaksakan kehendak karena bisa membuat masyarakat menjadi trauma. Masyarakat bisa berpendapat perlu unjuk rasa untuk mencapai sesuatu keinginan.
Kepada para elit politik, Syamsuddin meminta untuk menghilangkan sikap saling curiga karena sewaktu-waktu bisa memicu persoalan. Sikap saling curiga tersebut, katanya, karena persaingan di antara para elit terus terjadi.
Sementara itu Mulyadi P. Tamsir mengatakan toleransi dibangun untuk saling menghargai. Ia mengatakan aksi besok bukan merupakan masalah politik namun ketidakadilan hukum.
Sedangkan Chrishman Damanik mengatakan kebinekaan harus tetap dijaga. Saat ini, katanya, Pancasila sudah mulai ditinggalkan. Ia meminta masyarakat kembali menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Dikhawatirkan ada penumpang gelap maupun terang-terangan," kata Syamsuddin Haris saat diskusi Keprihatinan Anak Bangsa Terhadap Ancaman Kebinekaan, di Jakarta, Kamis.
Diskusi itu antara lain dihadiri pula oleh Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Mulyadi P. Tamsir, Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Chrishman Damanik, Bambang Sulistomo pengamat sosial yang juga anak Bung Tomo, aktivis Emmy Hafild dan wartawan senior Budiarto Shambazy.
Syamsuddin mengatakan para penyusup tersebut ingin mengambil keuntungan untuk diri atau kelompoknya.
Apalagi, Syamsuddin yakin, hampir sebagian besar para pengunjuk rasa tidak mengetahui akar persoalan aksi unjuk rasa tersebut. "Sebagian besar yang demo tidak tahu akar masalahnya," katanya.
Ia juga mengatakan, unjuk rasa memang dibolehkan namun tidak boleh memaksakan kehendak karena bisa membuat masyarakat menjadi trauma. Masyarakat bisa berpendapat perlu unjuk rasa untuk mencapai sesuatu keinginan.
Kepada para elit politik, Syamsuddin meminta untuk menghilangkan sikap saling curiga karena sewaktu-waktu bisa memicu persoalan. Sikap saling curiga tersebut, katanya, karena persaingan di antara para elit terus terjadi.
Sementara itu Mulyadi P. Tamsir mengatakan toleransi dibangun untuk saling menghargai. Ia mengatakan aksi besok bukan merupakan masalah politik namun ketidakadilan hukum.
Sedangkan Chrishman Damanik mengatakan kebinekaan harus tetap dijaga. Saat ini, katanya, Pancasila sudah mulai ditinggalkan. Ia meminta masyarakat kembali menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Satu pelajar pengunjuk rasa di Magelang dinyatakan reaktif setelah dilakukan tes cepat
15 October 2020 4:56 WIB, 2020
47 pengunjuk rasa di Jakarta dinyatakan reaktif saat dilakukan tes cepat
14 October 2020 15:12 WIB, 2020
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017