Purbalingga, Antara Jateng - Hingga saat ini, Pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong minat masyarakat di Tanah Air dalam meningkatkan budaya membaca.

Pasalnya, hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa lembaga menunjukkan bahwa minat membaca masyarakat di sebagian wilayah masih tergolong rendah.

Karena itu, sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, maka pemerintah terus mendorong budaya membaca melalui gerakan nasional gemar membaca.

Gerakan tersebut difasilitasi dan dilaksanakan oleh pemerintah dan juga pemerintah daerah.

Fasilitasi tersebut di antaranya dilakukan melalui penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau, murah dan bermutu dengan melibatkan masyarakat.

Perpustakaan Nasional RI, hingga saat ini terus menciptakan program peningkatan budaya baca melalui peningkatan kualitas dan kuantitas perpustakaan.

Antara lain dengan melaksanakan simulasi sarana mobil perpustakaan keliling, perpustakaan terapung atau kapal perpustakaan dan lain sebagainya.

Berbagai upaya tersebut dilakukan guna memperluas jangkauan layanan untuk masyarakat terpencil.

Selain itu, perpustakaan nasional juga membantu koleksi dan sarana untuk masyarakat komunitas, taman bacaan, pelabuhan, daerah perbatasan, rumah tahanan serta pulau pulau kecil terluar dan desa pesisir juga daerah tertinggal.

Seluruh upaya tersebut dilakukan guna meningkatkan minat baca menjadi gemar membaca kemudian menjadi kebiasaan dan akhirnya mewujudkan budaya membaca.

Menindaklanjuti hal tersebut, Bupati Purbalingga, Tasdi, mengatakan pihaknya juga ingin mendorong minat baca masyarakat di daerah tersebut.

Tidak tanggung-tanggung, pemerintah kabupaten berencana membangun perpustakaan di 239 desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

"Targetnya, cakupan perpustakaan tidak hanya di kabupaten atau kecamatan saja, nantinya di 239 desa dan kelurahan di Purbalingga harus memiliki perpustakaan," katanya.

Tujuannya, agar masyarakat semakin mudah mengakses perpustakaan di wilayahnya masing-masing.

Bupati berharap, nantinya semakin banyak acara yang digagas untuk memajukan perpustakaan dan juga mendorong minat baca masyarakat.

"Dengan demikian, keberadaan perpustakaan dapat semakin bermanfaat bagi seluruh masyarakat Purbalingga," katanya.


Buta Huruf
Bupati juga menambahkan, di Kabupaten Purbalingga, hingga saat ini ada sekitar empat persen atau kurang lebih 6.000 penduduk tidak dapat membaca dan menulis atau buta huruf.

Dari jumlah tersebut, rata-rata adalah orang-orang yang berusia tua.

"Berdasarkan data dan juga hasil peninjauan di dilapangan, ternyata kita masih ada empat persen atau sekitar 6.000 orang penduduk yang tidak bisa baca tulis atau buta huruf, dari jumlah tersebut kebanyakan orang usia tua," katanya.

Meski kebanyakan adalah orang berusia tua, kata dia, hal tersebut tetap menjadi pekerjaan rumah yang harus diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga.

Dia menambahkan, selain menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah kabupaten, adanya masyarakat buta huruf memengaruhi rendahnya nilai indeks pembangunan manusia (IPM) Purbalingga.

Menurut bupati, ada tiga hal yang dapat memengaruhi nilai IPM di antaranya adalah masalah pendidikan, kesehatan dan juga ekonomi.

Di bidang pendidikan, menurut dia, rata-rata pendidikan sekolah masyarakat yang hanya 7,6 tahun ikut menyumbang rendahnya IPM di wilayah tersebut.

Bidang lain yang memengaruhi rendahnya IPM, tambah dia, adalah bidang kesehatan di mana angka harapan hidup menurun dari 72 tahun menjadi 71 tahun.

Sementara, pada bidang ekonomi, hal yang memengaruhi IPM di wilayah tersebut, adalah rendahnya pendapatan per kapita.

"Pendapatan per kapita hanya sekitar Rp1 juta dari 301.000 kepala keluarga (KK)," katanya.

Untuk memajukan dan meningkatkan semua hal tersebut, kata dia, harus ada pemberdayaan dan peningkatan sumber daya manusia.

"Salah satunya adalah melalui upaya membudayakan gemar membaca dan ajakan untuk terus belajar, walaupun sudah tua harus tetap belajar," katanya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) Kabupaten Purbalingga, Sidik Purwanto mengatakan, bagi sebagian masyarakat khususnya anak-anak, membaca belum dianggap sebagai suatu kebutuhan.

Untuk itu, pemerintah daerah terus melakukan berbagai upaya untuk menjadikan kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan.

"Karenanya, pemerintah daerah membuat gerakan agar meningkatkan minat baca dan mendorong masyarakat untuk menjadikan membaca sebagai prioritas utama dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Dia menambahkan, upaya Pemerintah Kabupaten Purbalingga sesuai dengan program dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Sementara itu, Perpustakaan Nasional RI pada saat ini memiliki program untuk terus meningkatkan koleksi dan sarana perpustakaan umum kabupaten/kota, desa/kelurahan di seluruh Indonesia.

Selain itu, penguatan dan pengembangan sarana akses layanan e-library.

Hal tersebut dilakukan dalam rangka mempermudah akses layanan bagi masyarakat untuk membaca, juga perluasan akses mebaca melalui layanan mobil keliling elektronik keliling.

Perpustakaan Nasional RI juga membentuk berbagai forum perpustakaan dalam rangka peningkatan kuantitas pembudayaan gemar membaca.

Selain itu memilih dan menetapkan Duta Baca Indonesia untuk periode 2016-2020 dan melaksanakan berbagai lomba di sejumlah wilayah di Tanah Air.