Untidar Selenggarakan "Borobudur Conference on Publik Administration"
Kamis, 24 November 2016 17:38 WIB
Suasana "Borobudur Conference on Publik Administration" diselenggarakan Unversitas Tidar Kota Magelang di Hotel Manohara, Kompleks Candi Borobudur Kabupaten Magelag, Kamis (24/11). (Foto: Kusumo Wardani/Humas Untidar).
Borobudur, Antara Jateng - Universitas Tidar (Untidar) menyelenggarakan "Borobudur Conference on Publik Administration", di Hotel Manohara, kompleks Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 24-25 November 2016, dengan peserta perwakilan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
"Konferensi ini dengan latar belakang terjadinya perubahan paradigma praktik administrasi negara yang membawa implikasi terhadap penyelenggaraan peran administrasi negara," kata ketua panitia konferensi Eny Boedi Orbawati di Borobudur, Kamis.
Ia menjelaskan kegiatan diikuti kalangan akademisi, pakar, dan praktisi administrasi negara, antara lain dari UGM, Unpad, UT, Unair, Undip, Unsri, Unesa, Unsa, UI, Stiami, UWMY, Umrah Kepri, Unmuh Sidoarjo, Universitas BSI Bandung, Universitas Manado, Unpar, Akmil, Lembaga Administrasi Negara, Kementerian Sosial, Asosiasi Analisis Kebijakan Publik, dan Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara.
Utusan dari sejumlah negara, seperti Filipina, Thailand, dan Afrika, ujar Eny yang juga pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untidar Kota Magelang itu, juga mengikuti konferensi dengan tema "From Medieval to Contemporary Tought" tersebut.
Untidar yang berstatus perguruan tinggi negeri di Magelang itu dengan dukungan Akmil Magelang, katanya, dalam penyelenggaraan acara tersebut sebagai fasilitaror bagai para akademisi untuk mengembangkan aspirasi terkait dengan praktik administrasi negara.
"Kegiatan ini memperoleh respons yang baik dari banyak kalangan akademisi," ujarnya.
Ia mengemukakan implikasi atas perubahan paradigma administrasi negara menentukan corak dan ragam dalam penyelenggaraan pemerintahan.
"Implikasi tersebut akan sangat menentukan corak dan ragam dalam penyelenggaraan pemerintahan atau negara yang dapat kita lihat sejauh mana administrasi negara dalam suatu pemerintahan dapat menyesuaikan diri dengan paradigma yang ada," katanya.
Konferensi itu, katanya, juga menjadi wadah kalangan akademisi untuk saling tukar menukar ilmu tentang adminitrasi negara.
Ia mengatakan seluruh makalah yang dikirim dalam kegiatan itu akan menjadi jurnal ilmiah dalam edisi khusus BCPA pertama.
"'Output' konferensi ini bukan hanya tumpukan makalah tetapi juga pemanfaatan prosiding yang akan diproses menjadi jurnal ilmiah," katanya.
"Konferensi ini dengan latar belakang terjadinya perubahan paradigma praktik administrasi negara yang membawa implikasi terhadap penyelenggaraan peran administrasi negara," kata ketua panitia konferensi Eny Boedi Orbawati di Borobudur, Kamis.
Ia menjelaskan kegiatan diikuti kalangan akademisi, pakar, dan praktisi administrasi negara, antara lain dari UGM, Unpad, UT, Unair, Undip, Unsri, Unesa, Unsa, UI, Stiami, UWMY, Umrah Kepri, Unmuh Sidoarjo, Universitas BSI Bandung, Universitas Manado, Unpar, Akmil, Lembaga Administrasi Negara, Kementerian Sosial, Asosiasi Analisis Kebijakan Publik, dan Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara.
Utusan dari sejumlah negara, seperti Filipina, Thailand, dan Afrika, ujar Eny yang juga pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untidar Kota Magelang itu, juga mengikuti konferensi dengan tema "From Medieval to Contemporary Tought" tersebut.
Untidar yang berstatus perguruan tinggi negeri di Magelang itu dengan dukungan Akmil Magelang, katanya, dalam penyelenggaraan acara tersebut sebagai fasilitaror bagai para akademisi untuk mengembangkan aspirasi terkait dengan praktik administrasi negara.
"Kegiatan ini memperoleh respons yang baik dari banyak kalangan akademisi," ujarnya.
Ia mengemukakan implikasi atas perubahan paradigma administrasi negara menentukan corak dan ragam dalam penyelenggaraan pemerintahan.
"Implikasi tersebut akan sangat menentukan corak dan ragam dalam penyelenggaraan pemerintahan atau negara yang dapat kita lihat sejauh mana administrasi negara dalam suatu pemerintahan dapat menyesuaikan diri dengan paradigma yang ada," katanya.
Konferensi itu, katanya, juga menjadi wadah kalangan akademisi untuk saling tukar menukar ilmu tentang adminitrasi negara.
Ia mengatakan seluruh makalah yang dikirim dalam kegiatan itu akan menjadi jurnal ilmiah dalam edisi khusus BCPA pertama.
"'Output' konferensi ini bukan hanya tumpukan makalah tetapi juga pemanfaatan prosiding yang akan diproses menjadi jurnal ilmiah," katanya.
Pewarta : M Hari Atmoko
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024