Semangat Kebinekaan Kunci Menjaga NKRI
Senin, 28 November 2016 20:13 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. ANTARA FOTO: R. Rekotomo.
Semarang, Antara Jateng - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan semangat kebhinekaan di semua kalangan menjadi kunci dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Jika masyarakat memegang teguh toleransi, apa pun dan kapan saja ancaman perpecahan datang, persatuan, dan kesatuan bangsa tidak akan goyah," katanya di Semarang, Senin.
Ganjar menyayangkan adanya kecenderungan di kalangan masyarakat yang suka mencaci maki, termasuk melalui berbagai media sosial.
"Saat ini kita mencaci maki kawan sendiri, bangsa sendiri, pemimpin sendiri tidak apa-apa. Media sosial jadi tempat mengumpat dan memaki, apakah kita masih punya budi pekerti. Apakah kita masih saling menghormati. Akankah kita masih terus cekcok dengan saudara kita sendiri," ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Ganjar di hadapan tokoh ulama lintas agama dan tokoh masyarakat pada acara silaturahim kebangsaan untuk merawat kebhinnekaan dan NKRI yang bertajuk "Memaknai Konstruksi Kebhinnekaan dan NKRI Berbasis Kedewasaan Beragama dan Berkeyakinan".
Ganjar menyebutkan bahwa berbagai permasalahan bangsa, seperti tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi, kualitas pendidikan yang belum sepenuhnya memadai, kekerasan terhadap perempuan dan anak, hingga pungutan liar, meninggalkan pekerjaan rumah tidak hanya bagi pemerintah, namun seluruh elemen masyarakat.
Menurut dia, berbagai permasalahan bangsa tersebut memerlukan perhatian dan keseriusan berbagai pihak untuk segera diselesaikan.
"Kita bicara penduduk miskin dan pengangguran yang masih tinggi, problem sekolah, masalah pungli, orang kesulitan buat KTP sampai hari ini karena blangkonya masih kosong. Mari kita berdiskusi dan bergandeng tangan untuk kebaikan," katanya.
"Jika masyarakat memegang teguh toleransi, apa pun dan kapan saja ancaman perpecahan datang, persatuan, dan kesatuan bangsa tidak akan goyah," katanya di Semarang, Senin.
Ganjar menyayangkan adanya kecenderungan di kalangan masyarakat yang suka mencaci maki, termasuk melalui berbagai media sosial.
"Saat ini kita mencaci maki kawan sendiri, bangsa sendiri, pemimpin sendiri tidak apa-apa. Media sosial jadi tempat mengumpat dan memaki, apakah kita masih punya budi pekerti. Apakah kita masih saling menghormati. Akankah kita masih terus cekcok dengan saudara kita sendiri," ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Ganjar di hadapan tokoh ulama lintas agama dan tokoh masyarakat pada acara silaturahim kebangsaan untuk merawat kebhinnekaan dan NKRI yang bertajuk "Memaknai Konstruksi Kebhinnekaan dan NKRI Berbasis Kedewasaan Beragama dan Berkeyakinan".
Ganjar menyebutkan bahwa berbagai permasalahan bangsa, seperti tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi, kualitas pendidikan yang belum sepenuhnya memadai, kekerasan terhadap perempuan dan anak, hingga pungutan liar, meninggalkan pekerjaan rumah tidak hanya bagi pemerintah, namun seluruh elemen masyarakat.
Menurut dia, berbagai permasalahan bangsa tersebut memerlukan perhatian dan keseriusan berbagai pihak untuk segera diselesaikan.
"Kita bicara penduduk miskin dan pengangguran yang masih tinggi, problem sekolah, masalah pungli, orang kesulitan buat KTP sampai hari ini karena blangkonya masih kosong. Mari kita berdiskusi dan bergandeng tangan untuk kebaikan," katanya.
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Kliwon
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Jabatan Gubernur Jateng diserahterimakan ke Ahmad Luthfi tanpa didampingi Taj Yasin
21 February 2025 7:25 WIB
Novita Wijayanti yakin Luthfi - Gus Yasin bawa perubahan signifikan bagi Jateng
20 February 2025 15:32 WIB