Trump Tunjuk Miliarder Icahn Jadi Penasihat Khusus Regulasi
Kamis, 22 Desember 2016 10:15 WIB
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump memberikan sambutan kepada pendukungnya dalam malam pemilihan di Manhattan, New York, Amerika Serikat, Rabu (9/11/2016). (REUTERS/Mike Segar)
Washington, Antara Jateng - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump menunjuk miliarder Carl Icahn, pengkritik vokal regulasi pemerintah, menjadi penasihat khusus untuk merombak "peraturan-peraturan yang mencekik."
Icahn (80), yang dikenal sebagai investor aktivis dan agresif di perusahaan-perusahaan yang dia terlibat di dalamnya, tidak akan menjadi pegawai pemerintah, tidak akan menerima gaji dan tidak akan terikat oleh aturan etika yang mengharuskan dia mendivestasi penanaman modalnya.
Icahn dilaporkan membantu Trump memilih kandidat untuk mengisi kabinetnya, termasuk di Badan Perlindungan Lingkungan.
"Carl bersama saya sejak awal dan dengan dia merupakan salah satu pengusaha hebat di dunia, itu sesuatu yang sangat saya hargai," kata Trump dalam sebuah pernyataan pada Rabu (21/12).
"Dia bukan hanya perunding cemerlang, tapi juga seseorang yang secara fitrah mampu memprediksi masa depan, terutama yang berkaitan dengan keuangan dan ekonomi. Bantuannya untuk (mengatasi) peraturan mencekik yang dihadapi negara kita akan sangat berharga," kata dia sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Icahn mengatakan "Di bawah kepemimpinan Presiden Obama, pengusaha Amerika menderita kerugian lebih dari satu triliun dolar AS (sekitar Rp13,4 kuadriliun) dalam peraturan baru dan lebih dari 750 miliar jam berurusan dengan dokumen. Ini saatnya membebaskan diri dari peraturan yang berlebihan dan biarkan pengusaha kita melakukan apa yang menjadi keahlian mereka: membuka lapangan pekerjaan dan mendukung masyarakat."
Sama seperti Trump, Icahn berasal dari New York. Dia memulai karier di Wall Street pada 1961 dan selama bertahun-tahun memegang posisi penting di berbagai perusahaan Amerika seperti RJR Nabisco, Texaco, Philips Petroleum, Western Union, Gulf & Western, Viacom, Revlon, Time Warner, Motorola, Chesapeake Energy, Dell, Netflix, Apple dan eBay. (mr)
Icahn (80), yang dikenal sebagai investor aktivis dan agresif di perusahaan-perusahaan yang dia terlibat di dalamnya, tidak akan menjadi pegawai pemerintah, tidak akan menerima gaji dan tidak akan terikat oleh aturan etika yang mengharuskan dia mendivestasi penanaman modalnya.
Icahn dilaporkan membantu Trump memilih kandidat untuk mengisi kabinetnya, termasuk di Badan Perlindungan Lingkungan.
"Carl bersama saya sejak awal dan dengan dia merupakan salah satu pengusaha hebat di dunia, itu sesuatu yang sangat saya hargai," kata Trump dalam sebuah pernyataan pada Rabu (21/12).
"Dia bukan hanya perunding cemerlang, tapi juga seseorang yang secara fitrah mampu memprediksi masa depan, terutama yang berkaitan dengan keuangan dan ekonomi. Bantuannya untuk (mengatasi) peraturan mencekik yang dihadapi negara kita akan sangat berharga," kata dia sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Icahn mengatakan "Di bawah kepemimpinan Presiden Obama, pengusaha Amerika menderita kerugian lebih dari satu triliun dolar AS (sekitar Rp13,4 kuadriliun) dalam peraturan baru dan lebih dari 750 miliar jam berurusan dengan dokumen. Ini saatnya membebaskan diri dari peraturan yang berlebihan dan biarkan pengusaha kita melakukan apa yang menjadi keahlian mereka: membuka lapangan pekerjaan dan mendukung masyarakat."
Sama seperti Trump, Icahn berasal dari New York. Dia memulai karier di Wall Street pada 1961 dan selama bertahun-tahun memegang posisi penting di berbagai perusahaan Amerika seperti RJR Nabisco, Texaco, Philips Petroleum, Western Union, Gulf & Western, Viacom, Revlon, Time Warner, Motorola, Chesapeake Energy, Dell, Netflix, Apple dan eBay. (mr)
Pewarta : Antaranews
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
SGM Eksplor bersama mitra ritel lokal salurkan dukungan akses nutrisi anak
31 January 2023 15:05 WIB, 2023
SGM Eksplor hadirkan Gerakan Tunjuk Tangan untuk Generasi Maju Indonesia
14 December 2022 18:40 WIB, 2022
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017