3.700 Sapi Indukan Impor Asal Australia Tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Jatim
Minggu, 25 Desember 2016 15:18 WIB
Jakarta, Antara Jateng - Sebanyak 3.700 sapi indukan impor asal Australia yang didatangkan oleh PT Japfa melalui PT Santori tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Minggu.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita di Surabaya, mengatakan menyambut baik pemasukan sapi indukan impor asal Australia ke Jawa Timur yang pengapalannya dilakukan pada 21 Desember 2016 tersebut.
Menurut Ketut, melalui keterangan tertulisnya, pemasukan sapi indukan itu merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi indukan dalam negeri guna mempercepat pencapaian swasembada daging sapi yang ditargetkan tahun 2026. Dengan demikian hal itu akan mendorong pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional.
"Kami menyambut positif inisiatif impor sapi indukan yang dilakukan oleh Japfa melalui Santori. Apa yang dilakukan Japfa sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi di tanah air untuk mempercepat peningkatan populasi sapi di Indonesia, khususnya di Jawa Timur," katanya.
Ia menyatakan upaya kemitraan dengan lembaga perbankan dan peternak rakyat, koperasi-koperasi berbadan hukum memungkinkan percepatan terjadinya alih pengalaman atau transformasi ilmu pengetahuan. Selain itu diharapkan juga untuk percepatan alih keterampilan dalam pengelolaan usaha peternakan secara professional untuk para peternak rakyat kita.
"Untuk itu saya barharap upaya ini dapat diikuti oleh perusaha lain yang bergerak di bidang peternakan dan Kesehatan hewan, karena ini adalah langkah konkret yang harus terus didorong dan ditumbuhkan dan dilakukan secara berkesinambungan," ujarnya.
Selain itu, lanjut Ketut, pemasukan sapi indukan impor Ini juga merupakan salah satu upaya pelaku positif usaha di Tanah Air untuk petani ternak lokal.
"Kami berharap hal ini tidak hanya dilakukan para feedloter sapi potong, tetapi juga dilakukan oleh para Integrator IPS - Sapi Perah kita," tuturnya.
Menurut Ketut, kontribusi atau peran para Integrator IPS tersebut dapat ikut membangun desa binaan sapi perah. Di sisi lain dapat juga ikut membina petani peternak sapi perah di Indonesia sehingga para peternak bergairah.
"Tidak sampai di situ, tapi akan juga meningkatkan produksi yg dihasilkan oleh petani dan diserap dengan harga yang pantas," tambah Diarmita.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita di Surabaya, mengatakan menyambut baik pemasukan sapi indukan impor asal Australia ke Jawa Timur yang pengapalannya dilakukan pada 21 Desember 2016 tersebut.
Menurut Ketut, melalui keterangan tertulisnya, pemasukan sapi indukan itu merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi indukan dalam negeri guna mempercepat pencapaian swasembada daging sapi yang ditargetkan tahun 2026. Dengan demikian hal itu akan mendorong pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional.
"Kami menyambut positif inisiatif impor sapi indukan yang dilakukan oleh Japfa melalui Santori. Apa yang dilakukan Japfa sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi di tanah air untuk mempercepat peningkatan populasi sapi di Indonesia, khususnya di Jawa Timur," katanya.
Ia menyatakan upaya kemitraan dengan lembaga perbankan dan peternak rakyat, koperasi-koperasi berbadan hukum memungkinkan percepatan terjadinya alih pengalaman atau transformasi ilmu pengetahuan. Selain itu diharapkan juga untuk percepatan alih keterampilan dalam pengelolaan usaha peternakan secara professional untuk para peternak rakyat kita.
"Untuk itu saya barharap upaya ini dapat diikuti oleh perusaha lain yang bergerak di bidang peternakan dan Kesehatan hewan, karena ini adalah langkah konkret yang harus terus didorong dan ditumbuhkan dan dilakukan secara berkesinambungan," ujarnya.
Selain itu, lanjut Ketut, pemasukan sapi indukan impor Ini juga merupakan salah satu upaya pelaku positif usaha di Tanah Air untuk petani ternak lokal.
"Kami berharap hal ini tidak hanya dilakukan para feedloter sapi potong, tetapi juga dilakukan oleh para Integrator IPS - Sapi Perah kita," tuturnya.
Menurut Ketut, kontribusi atau peran para Integrator IPS tersebut dapat ikut membangun desa binaan sapi perah. Di sisi lain dapat juga ikut membina petani peternak sapi perah di Indonesia sehingga para peternak bergairah.
"Tidak sampai di situ, tapi akan juga meningkatkan produksi yg dihasilkan oleh petani dan diserap dengan harga yang pantas," tambah Diarmita.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Sedekah Sampah Memotivasi Masyarakat lebih Mencintai Lingkungan dan Beramal
12 February 2017 14:35 WIB, 2017
Emil: Subuh Waktu Optimal Sampikan Pesan, Karena Otak Manusia belum Termanipulasi Hal Negatif
12 February 2017 14:29 WIB, 2017
Ketinggian Air Bendung Katulampa Naik Namun Masih Siaga Tiga Banjir
12 February 2017 14:06 WIB, 2017
Istiqlal Tak Mampu Tampung, Lautan Massa 112 Meluap ke Lapangan Banteng
11 February 2017 12:30 WIB, 2017