Menhub: Kekerasan Bukan "Lifestyle" Taruna
Kamis, 12 Januari 2017 22:03 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (Rivan Awal Lingga)
Semarang, Antara Jateng - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan "lifestyle" pendidikan taruna pelayaran bukan kekerasan, melainkan kekeluargaan dan cinta kasih.
"Kami akan perbaiki standar operasional prosedur (SOP), perbaiki 'lifestyle'-nya yang paling penting," katanya di Semarang, Kamis, menanggapi kasus kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Maruda.
"Lifestyle" dalam pendidikan ketarunaan pelayaran, kata dia, adalah kekeluargaan, cinta kasih, dan sebagainya, termasuk unsur senioritas harus dihilangkan dari pola pikir.
Hal itu diungkapkannya usai meresmikan Gedung Serbaguna Mas Pardi di Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang dan Peluncuran Pendidikan Vokasi PIP, Undip Semarang, dan UGM Yogyakarta.
Nama Mas Pardi diambil dari tokoh pendiri sekaligus pemimpin Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut Pusat yang merupakan cikal bakal TNI Angkatan Laut, dan ikut merintis berdirinya PIP Semarang.
Budi mengaku sangat menyesali dan mengutuk tindakan kekerasan di STIP Marunda yang menyebabkan satu taruna bernama Amirullah Adityas Putra (18) meregang nyawa setelah dianiaya kakak angkatannya.
"Saya juga sudah sampaikan melalui Twitter, saya sangat menyesali dan mengutuk tindakan itu. Itu tindakan tidak terpuji dan menjadi nila setitik yang merusak susu sebelanga," katanya.
Oknum dalam peristiwa kekerasan di STIP Marunda yang menyebabkan taruna tewas, lanjut dia, berdampak pada pandangan masyarakat terhadap lembaga pendidikan di bawah Kementerian Perhubungan.
"Karenanya, kami akan bersikap tegas tanpa harus ngomong berbusa-busa dengan banyak orang. Kami akan tegas, seperti secara teknis akan perbaiki SOP-nya, perbaiki 'lifestyle'nya," tegasnya.
Selain itu, Menhub berpesan pula kepada taruna-taruna pelayaran, termasuk yang menempuh pendidikan di PIP Semarang untuk meninggalkan pola pikir senioritas atau senior lebih hebat.
"Tinggalkan cara-cara yang seolah-olah senior lebih hebat, kemudian melakukan zalim dan kekerasan. Tinggalkan semua. Apabila ada, tanpa melalui peradilan akan kami usut. Bisa diberhentikan," pungkasnya.
Dalam kasus kekerasan di STIP Marunda yang menewaskan satu taruna, Polres Metro Jakarta Utara telah menetapkan empat tersangka yang diduga terlibat dalam penganiayaan terhadap Amirullah.
Keempat taruna senior yang menjadi tersangka penganiayaan Amirullah, taruna angkatan I STIP Marunda itu merupakan siswa tingkat dua berinisial SM (19), WH (20), I (21) dan AR (19).
"Kami akan perbaiki standar operasional prosedur (SOP), perbaiki 'lifestyle'-nya yang paling penting," katanya di Semarang, Kamis, menanggapi kasus kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Maruda.
"Lifestyle" dalam pendidikan ketarunaan pelayaran, kata dia, adalah kekeluargaan, cinta kasih, dan sebagainya, termasuk unsur senioritas harus dihilangkan dari pola pikir.
Hal itu diungkapkannya usai meresmikan Gedung Serbaguna Mas Pardi di Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang dan Peluncuran Pendidikan Vokasi PIP, Undip Semarang, dan UGM Yogyakarta.
Nama Mas Pardi diambil dari tokoh pendiri sekaligus pemimpin Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut Pusat yang merupakan cikal bakal TNI Angkatan Laut, dan ikut merintis berdirinya PIP Semarang.
Budi mengaku sangat menyesali dan mengutuk tindakan kekerasan di STIP Marunda yang menyebabkan satu taruna bernama Amirullah Adityas Putra (18) meregang nyawa setelah dianiaya kakak angkatannya.
"Saya juga sudah sampaikan melalui Twitter, saya sangat menyesali dan mengutuk tindakan itu. Itu tindakan tidak terpuji dan menjadi nila setitik yang merusak susu sebelanga," katanya.
Oknum dalam peristiwa kekerasan di STIP Marunda yang menyebabkan taruna tewas, lanjut dia, berdampak pada pandangan masyarakat terhadap lembaga pendidikan di bawah Kementerian Perhubungan.
"Karenanya, kami akan bersikap tegas tanpa harus ngomong berbusa-busa dengan banyak orang. Kami akan tegas, seperti secara teknis akan perbaiki SOP-nya, perbaiki 'lifestyle'nya," tegasnya.
Selain itu, Menhub berpesan pula kepada taruna-taruna pelayaran, termasuk yang menempuh pendidikan di PIP Semarang untuk meninggalkan pola pikir senioritas atau senior lebih hebat.
"Tinggalkan cara-cara yang seolah-olah senior lebih hebat, kemudian melakukan zalim dan kekerasan. Tinggalkan semua. Apabila ada, tanpa melalui peradilan akan kami usut. Bisa diberhentikan," pungkasnya.
Dalam kasus kekerasan di STIP Marunda yang menewaskan satu taruna, Polres Metro Jakarta Utara telah menetapkan empat tersangka yang diduga terlibat dalam penganiayaan terhadap Amirullah.
Keempat taruna senior yang menjadi tersangka penganiayaan Amirullah, taruna angkatan I STIP Marunda itu merupakan siswa tingkat dua berinisial SM (19), WH (20), I (21) dan AR (19).
Pewarta : -
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
USM seminarkan "Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Pendidikan"
09 October 2024 9:19 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB