Polrestabes Semarang Gelar Simulasi "Panic Botton"
Senin, 23 Januari 2017 16:48 WIB
Personel Resmob Polrestabes Kota Semarang memerankan diri sebagai perampok nasabah bank dalam simulasi "panic botton" di depan Kantor BRI Pandanaran Semarang, Senin. Foto: ANTARAJATENG.COM/Icas
Semarang, ANTARA JATENG - Polrestabes Semarang, Jawa Tengah, menggelar simulasi tindak pidana perampasan di jalan raya sebagai bagian dari kesiapan atas penerapan aplikasi "Panic Button".
Simulasi perampasan itu sendiri digelar di depan Kantor BRI Pandanaran, Kota Semarang, Senin.
Simulasi tersebut melibatkan anggota Resmob Satreskrim dan Sabhara Polrestabes Semarang.
Skenario perampasan itu sendiri bermula ketika dua nasabah baru saja mengambil sejumlah uang di BRI.
Ketika meninggalkan bank dengan mengendarai sepeda motor, korban dicegat oleh empat pelaku berboncengan dua sepeda motor.
Dua tembakan dilepaskan oleh salah seorang perampok sebelum akhirnya bisa membawa kabur tas milik korban.
Korban kemudian langsung membuka aplikasi "Panic Botton" untuk meminta bantuan polisi.
Tak berselang lama, dua anggota polisi yang sedang beroperasi mendatangi korban untuk meminta keterangan dan meneruskan laporan kejahatan itu agar segera ditindaklanjuti.
"Panic botton" merupakan salah satu teknologi infomasi kembangan Polda Jawa Tengah yang merupakan bagian dari Sistem Manajemen Informasi Layanan Elektronik Kepolisian.
Masyarakat cukup mengunduh aplikasi tersebut melalui telepon pintarnya.
Dengan tiga sentuhan pada "Panic botton", petugas kepolisian terdekat dari lokasi kejadian akan langsung menghampiri untuk memberi bantuan.
Simulasi perampasan itu sendiri digelar di depan Kantor BRI Pandanaran, Kota Semarang, Senin.
Simulasi tersebut melibatkan anggota Resmob Satreskrim dan Sabhara Polrestabes Semarang.
Skenario perampasan itu sendiri bermula ketika dua nasabah baru saja mengambil sejumlah uang di BRI.
Ketika meninggalkan bank dengan mengendarai sepeda motor, korban dicegat oleh empat pelaku berboncengan dua sepeda motor.
Dua tembakan dilepaskan oleh salah seorang perampok sebelum akhirnya bisa membawa kabur tas milik korban.
Korban kemudian langsung membuka aplikasi "Panic Botton" untuk meminta bantuan polisi.
Tak berselang lama, dua anggota polisi yang sedang beroperasi mendatangi korban untuk meminta keterangan dan meneruskan laporan kejahatan itu agar segera ditindaklanjuti.
"Panic botton" merupakan salah satu teknologi infomasi kembangan Polda Jawa Tengah yang merupakan bagian dari Sistem Manajemen Informasi Layanan Elektronik Kepolisian.
Masyarakat cukup mengunduh aplikasi tersebut melalui telepon pintarnya.
Dengan tiga sentuhan pada "Panic botton", petugas kepolisian terdekat dari lokasi kejadian akan langsung menghampiri untuk memberi bantuan.
Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
Kemenkum Jateng bertekad wujudkan birokrasi bersih, bebas KKN, dan melayani
16 January 2025 12:38 WIB