Ganjar Minta Pendidikan Dasar Mahasiswa Tanpa Kekerasan
Kamis, 26 Januari 2017 15:07 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menyampaikan materi kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Magelang, Jawa Tengah, Rabu (5/10/2016). Di hadapan ratusan mahasiswa Ganjar menyampaikan pentingnya kejujuran dan transparansi keuangan di semua ins
Semarang, ANTARA JATENG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pendidikan dasar mahasiswa dilaksanakan tanpa diwarnai berbagai bentuk tindak kekerasan yang dapat membahayakan nyawa seseorang.
"Saya kecewa jika unsur kekerasan dilakukan oleh mahasiswa pecinta alam, apalagi hal itu dilakukan saat kegiatan pelatihan dasar," katanya di Semarang, Kamis.
Mantan Ketua Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada itu mengakui jika dulu memang ada kekerasan pada pelaksanaan pendidikan dasar.
"Hari gini gak cocok (pendidikan dasar disertai kekerasan), saya dulu pas waktu latsar keras, tapi gak dipukul," ujarnya.
Menurut Ganjar, kekerasan dalam pendidikan dasar harus mengacu pada standarisasi tertentu, mulai dari tahapan, ukuran pelatihan hingga kesiapan fisik peserta didik.
Pendidikan dasar, kata Ganjar, juga harus benar-benar melihat kondisi kesehatan peserta didik apakah yang bersangkutan siap untuk latihan tertentu di lapangan.
"Aturan sudah cukup baik, namun terkadang hal itu dipraktikkan dengan cara berlebihan, salah satu kasus bahwa latihan itu dilakukan dengan menguras waktu hingga berkesan pemaksaan," tuturnya.
Sebelumnya, puluhan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dilaporkan menggelar diksar di lereng Gunung Lawu, Tlogodlingo, Tawangmangu, Karanganyar, pada 13-20 Januari 2017, dan tiga di antaranya meninggal dunia di puskesmas dan rumah sakit.
Ketiga mahasiswa pencinta alam yang meninggal dunia itu, yakni Muhammad Fadli (20), asal Tibanbaru, Sekupang Batam, Syaits Asyam (19), asal Sleman, dan Ilham Nurfadmi Listia Adi (19), asal Lombok.
Muhammad Fadhli meninggal saat hendak dibawa ke Puskesmas Tawangmangu, Karanganyar karena diduga hipotermia pada Jumat (20/1), Syaits Asyam di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, Sabtu (21/1), dan Ilham Nurfadmi Listia Adi di RS Bethesda, Senin (23/1) dini hari.
Sementara itu, tim investigasi Kepolisian Resor Karanganyar telah memeriksa 21 saksi untuk mengungkap kasus meninggalnya tiga mahasiswa UII Yogyakarta dalam pendidikan dasar di kawasan Gunung Lawu di Logodringo, Gondosuli, Tawangmangu.
"Saya kecewa jika unsur kekerasan dilakukan oleh mahasiswa pecinta alam, apalagi hal itu dilakukan saat kegiatan pelatihan dasar," katanya di Semarang, Kamis.
Mantan Ketua Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada itu mengakui jika dulu memang ada kekerasan pada pelaksanaan pendidikan dasar.
"Hari gini gak cocok (pendidikan dasar disertai kekerasan), saya dulu pas waktu latsar keras, tapi gak dipukul," ujarnya.
Menurut Ganjar, kekerasan dalam pendidikan dasar harus mengacu pada standarisasi tertentu, mulai dari tahapan, ukuran pelatihan hingga kesiapan fisik peserta didik.
Pendidikan dasar, kata Ganjar, juga harus benar-benar melihat kondisi kesehatan peserta didik apakah yang bersangkutan siap untuk latihan tertentu di lapangan.
"Aturan sudah cukup baik, namun terkadang hal itu dipraktikkan dengan cara berlebihan, salah satu kasus bahwa latihan itu dilakukan dengan menguras waktu hingga berkesan pemaksaan," tuturnya.
Sebelumnya, puluhan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dilaporkan menggelar diksar di lereng Gunung Lawu, Tlogodlingo, Tawangmangu, Karanganyar, pada 13-20 Januari 2017, dan tiga di antaranya meninggal dunia di puskesmas dan rumah sakit.
Ketiga mahasiswa pencinta alam yang meninggal dunia itu, yakni Muhammad Fadli (20), asal Tibanbaru, Sekupang Batam, Syaits Asyam (19), asal Sleman, dan Ilham Nurfadmi Listia Adi (19), asal Lombok.
Muhammad Fadhli meninggal saat hendak dibawa ke Puskesmas Tawangmangu, Karanganyar karena diduga hipotermia pada Jumat (20/1), Syaits Asyam di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, Sabtu (21/1), dan Ilham Nurfadmi Listia Adi di RS Bethesda, Senin (23/1) dini hari.
Sementara itu, tim investigasi Kepolisian Resor Karanganyar telah memeriksa 21 saksi untuk mengungkap kasus meninggalnya tiga mahasiswa UII Yogyakarta dalam pendidikan dasar di kawasan Gunung Lawu di Logodringo, Gondosuli, Tawangmangu.
Pewarta : Wisnu Adhi N.
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Bagikan KIP, Presiden: Kalau Seragam masih Bagus, Uangnya Ditabung Saja
27 January 2017 19:04 WIB, 2017