539 Warga Pekalongan Terisolasi karena Tanah Longsor
Kamis, 2 Februari 2017 14:27 WIB
Ilustrasi - Warga berjalan kaki melewati lokasi jalan longsor di Dusun Tlogowungu, Muncar, Gemawang, Temanggung, Jateng, Senin (11/4). Sejak lima hari terakhir warga Tlogowungu terisolasi akibat jalan utama desa tertimbun tanah longsor. Banyaknya tim
Pekalongan, ANTARA JATENG - Sebanyak 539 warga Desa Klesem, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, masih terisolisasi karena tanah longsor memutus akses jalan desa.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi di Pekalongan, Kamis, menetapkan status darurat bencana atas bencana longsor yang terjadi belum lama ini.
"Longsor yang memutuskan jalan desa setempat mengakibatkan ratusan warga terisolisasi. Untuk itu, kami akan membuatkan jalur alternatif agar akses jalan dapat dilalui warga yang merupakan jalur perekonomian," katanya.
Menurut dia, jalan baru sepnjang tiga kilometer ini ditargetkan selesai sepekan ini dengan melibatkan unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan masyarakat.
"Saat ini, pengerjalan pembangunan jalan baru ini terus dikebut agar jalur akses perekonomian warga kembali pulih," katanya.
Ia mengatakan selain menutup jalan desa, tanah longsor ini juga mengancam tujuh rumah warga Desa Klasem.
"Oleh karena itu, kami telah menetapkan tanggap darurat bencana. "Dusun Pringamba, Desa Klasem memang masuk dalam zona merah sehingga perlu dicarikan lahan alternatif guna melakukan relokasi," katanya.
Sekretaris Desa Klesem, Muhamad Winto mengatakan ratusan warga kini hidup dalam kondisi khawatir saat hujan deras turun," katanya.
"Kalau hujan terus menerus melanda desaetempat, warga langsung bergegas mengungsi, terlebih rumah warga yang berdekatan dengan tanah yang longsor," katanya.
Kendati demikian, kata dia, warga di dusun setempat memilih tetap bertahan dan hanya mengungsi, sebagai antisipasi adanya bencana tanah longsor susulan.
"Kami berharap masyarakat dapat senantiasa waspada. Terlebih saat intensitas hujan masih tinggi," katanya.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi di Pekalongan, Kamis, menetapkan status darurat bencana atas bencana longsor yang terjadi belum lama ini.
"Longsor yang memutuskan jalan desa setempat mengakibatkan ratusan warga terisolisasi. Untuk itu, kami akan membuatkan jalur alternatif agar akses jalan dapat dilalui warga yang merupakan jalur perekonomian," katanya.
Menurut dia, jalan baru sepnjang tiga kilometer ini ditargetkan selesai sepekan ini dengan melibatkan unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan masyarakat.
"Saat ini, pengerjalan pembangunan jalan baru ini terus dikebut agar jalur akses perekonomian warga kembali pulih," katanya.
Ia mengatakan selain menutup jalan desa, tanah longsor ini juga mengancam tujuh rumah warga Desa Klasem.
"Oleh karena itu, kami telah menetapkan tanggap darurat bencana. "Dusun Pringamba, Desa Klasem memang masuk dalam zona merah sehingga perlu dicarikan lahan alternatif guna melakukan relokasi," katanya.
Sekretaris Desa Klesem, Muhamad Winto mengatakan ratusan warga kini hidup dalam kondisi khawatir saat hujan deras turun," katanya.
"Kalau hujan terus menerus melanda desaetempat, warga langsung bergegas mengungsi, terlebih rumah warga yang berdekatan dengan tanah yang longsor," katanya.
Kendati demikian, kata dia, warga di dusun setempat memilih tetap bertahan dan hanya mengungsi, sebagai antisipasi adanya bencana tanah longsor susulan.
"Kami berharap masyarakat dapat senantiasa waspada. Terlebih saat intensitas hujan masih tinggi," katanya.
Pewarta : Kutnadi
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Pelajari Pengelolaan Cagar Budaya, Pemkot Sawahlunto Datangi Semarang
10 February 2017 20:42 WIB, 2017