"Sampah bisa kita Lihat sebagai Kawan atau Lawan, Bermanfaat atau Bahaya," kata Wapres
Selasa, 28 Februari 2017 13:01 WIB
Wapres Jusuf Kalla (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Surabaya, Jatim ANTARA JATENG - Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengajak
seluruh masyarakat untuk ikut mengelola dan menyelesaikan persoalan
sampah.
"Karena sampah hasil dari masyarakat, maka masyarakat harus juga ikut menyelesaikannya. Minimal ikut mengurangi atau mengolahnya," kata Wapres M Jusuf kalla pada peringatan Hari Peduli Sampah di pantai Kenjeran Surabaya Jatim, Selasa.
Acara itu juga dihadiri menteri kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menkop Puspa Yoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan Yohana Yambesi, Gubernur Jatim Sukarwo serta walikota Surabaya Tri Risma Harini.
Lebih lanjut Wapres menjelaskan bahwa tidak mungkin untuk menghilangkan sampah. Yang paling mungkin hanyalah mengurangi atau mengolahnya agar bermanfaat.
"Sampah bisa kita lihat sebagai kawan atau lawan. Bermanfaat atau berbahaya," kata Wapres.
Dalam kesempatan itu Wapres juga meminta pemda-pemda bisa mewajibkan para pedagang kaki lima dan masyarakat membersihkan sampah di sekitar lapak atau rumahnya. Dengan demikian lingkungan akan bersih dan ringan melakukannya.
"Tidak bisa pengelolaan sampah hanya dibebankan kepada Pemda. Masyarakat juga punya tanggungjawab," kata Wapres.
Wapres menjelaskan bahwa peringatan hari peduli sampah justru diilhami oleh terjadinya bencana longsornya TPA Leuwi Gajah yang menelan korban 157 orang.
Menurut Wapres musibah itu terjadi karena salah dalam pengelolaan sampah. Karena peristiwa tersebut tambah Wapres maka mulai diubah pola pengelolaan sampah.
"Dan peringatan hari peduli sampah ini sebagai pengingat agar musibah seperti itu tidak terulang lagi," kata Wapres.
"Karena sampah hasil dari masyarakat, maka masyarakat harus juga ikut menyelesaikannya. Minimal ikut mengurangi atau mengolahnya," kata Wapres M Jusuf kalla pada peringatan Hari Peduli Sampah di pantai Kenjeran Surabaya Jatim, Selasa.
Acara itu juga dihadiri menteri kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menkop Puspa Yoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan Yohana Yambesi, Gubernur Jatim Sukarwo serta walikota Surabaya Tri Risma Harini.
Lebih lanjut Wapres menjelaskan bahwa tidak mungkin untuk menghilangkan sampah. Yang paling mungkin hanyalah mengurangi atau mengolahnya agar bermanfaat.
"Sampah bisa kita lihat sebagai kawan atau lawan. Bermanfaat atau berbahaya," kata Wapres.
Dalam kesempatan itu Wapres juga meminta pemda-pemda bisa mewajibkan para pedagang kaki lima dan masyarakat membersihkan sampah di sekitar lapak atau rumahnya. Dengan demikian lingkungan akan bersih dan ringan melakukannya.
"Tidak bisa pengelolaan sampah hanya dibebankan kepada Pemda. Masyarakat juga punya tanggungjawab," kata Wapres.
Wapres menjelaskan bahwa peringatan hari peduli sampah justru diilhami oleh terjadinya bencana longsornya TPA Leuwi Gajah yang menelan korban 157 orang.
Menurut Wapres musibah itu terjadi karena salah dalam pengelolaan sampah. Karena peristiwa tersebut tambah Wapres maka mulai diubah pola pengelolaan sampah.
"Dan peringatan hari peduli sampah ini sebagai pengingat agar musibah seperti itu tidak terulang lagi," kata Wapres.
Pewarta : Jaka Suryo
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terbukti bermanfaat bagi rakyat, milenial Jateng dukung Ganjar jadi Presiden 2024
24 July 2022 23:50 WIB, 2022
Pemkab Temanggung dorong pegawai kreatif bermanfaat untuk masyarakat
30 November 2021 6:52 WIB, 2021
Terpopuler - NASIONAL
Lihat Juga
Menteri ATR/BPN bantah sertifikat pagar laut Tangerang milik Kapuk Niaga Indah
20 January 2025 14:00 WIB