Emas Berjangka Catat Kenaikan Kuartalan 8,4 Persen
Sabtu, 1 April 2017 7:13 WIB
Seorang karyawan menunjukkan emas batangan Antam 100 gram untuk investasi di sebuah toko emas di Pasar Besar, Malang, Jawa Timur, Senin (18/5). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Chicago, ANTARA JATENG - Harga emas berjangka di Divisi COMEX New York
Mercantile Exchange mencatat kenaikan kuartalan 8,4 persen pada Jumat
waktu setempat (Sabtu pagi WIB), menandai kuartal terbaik dalam satu
tahun terakhir.
Harga emas menguat karena ketidakpastian rencana kebijakan pajak dan investasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump, serta pemilu di Eropa memicu permintaan emas yang merupakan aset safe haven.
Harga emas berbalik naik dari kerugian awal setelah dolar AS berbalik datar menyusul pernyataan pejabat-pejabat Federal Reserve yang tampak dovish dan data ekonomi Amerika Serikat yang meredakan suasana optimis dari awal pekan ini.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni harganya naik 3,2 dolar AS, atau 0,26 persen menjadi menetap di 1.251,2 dolar AS per ounce.
Tren kenaikan perdagangan logam mulia terjadi ketika indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang rival, diperdagangkan sedikit berubah untuk sesi Jumat (31/3), tapi turun sekitar 1,8 persen untuk kuartal pertama.
Komoditas-komoditas yang dihargakan dalam dolar AS sering diperdagangkan berbanding terbalik dengan dolar AS, sehingga pergerakan dalam unit AS dapat mempengaruhi daya tarik komoditas tersebut bagi pemegang mata uang lainnya.
Yang paling penting pengaruhnya pada kenaikan harga emas adalah "pemilu Prancis yang kian dekat, inflasi di tertinggi lima tahun dan kekecewaan investor dengan Federal Reserve," kata Adrian Ash, kepala penelitian di BullionVault, sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
Sementara perak untuk pengiriman Mei naik 5,0 sen atau 0,27 persen menjadi ditutup pada 18,256 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 3,3 dolar AS atau 0,35 persen menjadi ditutup pada 952,40 dolar AS per ounce.
Harga emas menguat karena ketidakpastian rencana kebijakan pajak dan investasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump, serta pemilu di Eropa memicu permintaan emas yang merupakan aset safe haven.
Harga emas berbalik naik dari kerugian awal setelah dolar AS berbalik datar menyusul pernyataan pejabat-pejabat Federal Reserve yang tampak dovish dan data ekonomi Amerika Serikat yang meredakan suasana optimis dari awal pekan ini.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni harganya naik 3,2 dolar AS, atau 0,26 persen menjadi menetap di 1.251,2 dolar AS per ounce.
Tren kenaikan perdagangan logam mulia terjadi ketika indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang rival, diperdagangkan sedikit berubah untuk sesi Jumat (31/3), tapi turun sekitar 1,8 persen untuk kuartal pertama.
Komoditas-komoditas yang dihargakan dalam dolar AS sering diperdagangkan berbanding terbalik dengan dolar AS, sehingga pergerakan dalam unit AS dapat mempengaruhi daya tarik komoditas tersebut bagi pemegang mata uang lainnya.
Yang paling penting pengaruhnya pada kenaikan harga emas adalah "pemilu Prancis yang kian dekat, inflasi di tertinggi lima tahun dan kekecewaan investor dengan Federal Reserve," kata Adrian Ash, kepala penelitian di BullionVault, sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
Sementara perak untuk pengiriman Mei naik 5,0 sen atau 0,27 persen menjadi ditutup pada 18,256 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 3,3 dolar AS atau 0,35 persen menjadi ditutup pada 952,40 dolar AS per ounce.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Pjs Wali Kota Magelang : Kenaikan pangkat memotivasi ASN tingkatkan kinerja
18 November 2024 22:23 WIB
Pertamina Patra Niaga JBT catat kenaikan konsumsi BBM dan LPG di libur Maulid Nabi
19 September 2024 15:43 WIB