Samad Ajak KPK tidak Gentar dengan Berbagai Ancaman yang Datang
Selasa, 11 April 2017 16:08 WIB
Mantan ketua KPK Abraham Samad (ANTARA News/Try Reza Essra)
Jakarta (ANTARA News) - Mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Abraham Samad mengatakan teror atau serangan kepada orang-orang di
lembaga antirasuah merupakan hal yang kerap terjadi.
"Teror bagi KPK itu seperti sarapan pagi sebenarnya. Kalau saya banyak, bahkan setelah saya berhenti jadi ketua KPK," katanya usai menjenguk penyidik KPK Novel Baswedan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading di Jakarta Utara, Selasa.
Ketua KPK pada tahun 2011 hingga 2015 itu pun mengajak KPK untuk tidak gentar dengan berbagai ancaman yang datang silih berganti.
"Apapun yang terjadi, kita tidak boleh takut dengan adanya kejadian ini, kita tidak boleh gentar, tetapi kejadin ini justru memotivasi kita bahwa korupsi tetap dilawan, tidak boleh takut," kata Abraham.
Menurut dia, teror sebenarnya tidak perlu dibesar-besarkan karena akan membuat para pelaku merasa menang.
"Tetapi itu tidak perlu dibesar-besarkan, karena kalau dibesar-besarkan, orang yang meneror kita itu menjadi merasa berhasil. Kita tunjukkan tidak takut," ujar Abraham.
Pada hari ini sekitar pukul 05.10 WIB, penyidik KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya.
Saat itu Novel baru saja selesai menunaikan shalat subuh dan akan kembali ke rumahnya. Siraman air keras itu mengenai mata Novel dan karena tidak dapat melihat jelas dahinya membentur pohon pasca kejadian.
Novel lalu dilarikan ke RS Mitra Keluarga Kelapa Gading untuk diberikan pertolongan.
"Teror bagi KPK itu seperti sarapan pagi sebenarnya. Kalau saya banyak, bahkan setelah saya berhenti jadi ketua KPK," katanya usai menjenguk penyidik KPK Novel Baswedan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading di Jakarta Utara, Selasa.
Ketua KPK pada tahun 2011 hingga 2015 itu pun mengajak KPK untuk tidak gentar dengan berbagai ancaman yang datang silih berganti.
"Apapun yang terjadi, kita tidak boleh takut dengan adanya kejadian ini, kita tidak boleh gentar, tetapi kejadin ini justru memotivasi kita bahwa korupsi tetap dilawan, tidak boleh takut," kata Abraham.
Menurut dia, teror sebenarnya tidak perlu dibesar-besarkan karena akan membuat para pelaku merasa menang.
"Tetapi itu tidak perlu dibesar-besarkan, karena kalau dibesar-besarkan, orang yang meneror kita itu menjadi merasa berhasil. Kita tunjukkan tidak takut," ujar Abraham.
Pada hari ini sekitar pukul 05.10 WIB, penyidik KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya.
Saat itu Novel baru saja selesai menunaikan shalat subuh dan akan kembali ke rumahnya. Siraman air keras itu mengenai mata Novel dan karena tidak dapat melihat jelas dahinya membentur pohon pasca kejadian.
Novel lalu dilarikan ke RS Mitra Keluarga Kelapa Gading untuk diberikan pertolongan.
Pewarta : Try Reza Essra
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Abraham Samad: Jika revisi UU KPK disetujui, koruptor harus dikeluarkan
12 September 2019 17:21 WIB, 2019
"TGPF Penting, karena Kasus Novel Terkatung-Katung," kata Abraham Samad
31 October 2017 11:58 WIB, 2017
Presiden Ingin Peroleh Laporan Lengkap dari Jaksa Agung Kasus Novel, Samad dan Bambang
03 February 2016 16:18 WIB, 2016
Samad Berpesan KPK tidak Boleh Takut dan Kendor dalam Memberantas Korupsi
21 November 2015 9:08 WIB, 2015