Panglima: Media Redam Gejolak Politik dalam Pemilu
Selasa, 13 Juni 2017 7:28 WIB
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (ANTARA /M Agung Rajasa)
Jakarta, ANTARA JATENG - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo mengatakan media "mainstream" atau media arus utama
memiliki tugas besar dalam pemilu, salah satunya menjadi peredam gejolak
politik untuk menciptakan suasana kondusif.
"Sejak enam bulan terakhir, riuh politik terjadi. Walaupun sekarang sudah reda, tapi sebentar lagi akan mulai naik kembali karena akan ada Pilkada serentak 2018, kemudian Pemilu serentak 2019 juga," kata Gatot Nurmantyo di Balai Sudirman, Jakarta, Senin.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini menjelaskan dari pengalaman Pilkada DKI Jakarta 2017, dapat dilihat menguatnya gejolak politik salah satunya disebabkan karena penggunaan media sosial yang keliru.
"Media sosial sangat berperan, bahkan sangat mencemaskan. Dalam kondisi kekinian, kita jadi sulit membedakan produk jurnalistik dan opini," tutur dia.
Terkait dengan itu, Panglima TNI menilai dalam konteks kepemiluan, media arus utama kemudian perlu bersaing dengan media sosial, untuk menjadi "pendingin" bagi masyarakat.
"Selama ini yang dilakukan medsos itu membuat suasana panas, dan yang bisa mengimbangi hanya media mainstream. Ini harus sama-sama kita sikapi dengan arif dan bijak," kata dia.
Gatot meyakini dengan tetap menghadirkan berita-berita yang aktual dan dapat dipertanggungjawabkan, media arus utama akan tetap menjadi rujukan utama bagi masyarakat, dalam mencari kebenaran informasi.
"Sejak enam bulan terakhir, riuh politik terjadi. Walaupun sekarang sudah reda, tapi sebentar lagi akan mulai naik kembali karena akan ada Pilkada serentak 2018, kemudian Pemilu serentak 2019 juga," kata Gatot Nurmantyo di Balai Sudirman, Jakarta, Senin.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini menjelaskan dari pengalaman Pilkada DKI Jakarta 2017, dapat dilihat menguatnya gejolak politik salah satunya disebabkan karena penggunaan media sosial yang keliru.
"Media sosial sangat berperan, bahkan sangat mencemaskan. Dalam kondisi kekinian, kita jadi sulit membedakan produk jurnalistik dan opini," tutur dia.
Terkait dengan itu, Panglima TNI menilai dalam konteks kepemiluan, media arus utama kemudian perlu bersaing dengan media sosial, untuk menjadi "pendingin" bagi masyarakat.
"Selama ini yang dilakukan medsos itu membuat suasana panas, dan yang bisa mengimbangi hanya media mainstream. Ini harus sama-sama kita sikapi dengan arif dan bijak," kata dia.
Gatot meyakini dengan tetap menghadirkan berita-berita yang aktual dan dapat dipertanggungjawabkan, media arus utama akan tetap menjadi rujukan utama bagi masyarakat, dalam mencari kebenaran informasi.
Pewarta : Agita Tarigan
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kisah Warung Makan Selera Jenderal di Demak, berawal dari celetukan pelanggan
31 October 2024 10:27 WIB
FPIK-Pascasarjana Unsoed jalin kerja sama dengan dua universitas di Korea Selatan
17 April 2024 15:00 WIB