Mantan Dirut Gendhis Multi Manis Jadi Tersangka Penimbunan
Senin, 19 Juni 2017 8:47 WIB
Dirkrimsus Polda Jateng Kombes Pol Lukas Akbar Abriari mengecek tumpukan karung berisi puluhan gula pasir tak ber-SNI yang diamankan dari sebuah gudang pabrik pengolahan kayu lapis di Kendal. (Foto:ANTARAJATENG.COM/I.Citra Senjaya)
Semarang, ANTARA JATENG - Polda Jawa Tengah menetapkan mantan Direktur Utama PT Gendhis Multi Manis Blora Kamajaya sebagai tersangka penimbunan ribuan ton gula pasir tak memiliki standar nasional Indonesia (SNI).
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah Kombes Pol Lukas Akbar Abriari di Semarang, Minggu membenarkan penetapan tersangka pemilik 1.400 ton gula pasir bermerek Gendhis, produksi Gendhis Multi Manis Blora tersebut.
Kamajaya ditetapkan sebagai tersangka setelah sebelumnya diperiksa sebagai saksi.
"Sudah ditetapkan sebagai tersangka, masih dalam penyidikan," katanya.
Kamajaya sendiri, lanjut dia, dijerat dengan pasal berlapis.
Tersangka dijerat dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Selain itu, polisi juga mengenakan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2004 tentang Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian.
Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, polisi belum menahan mantan Direktur Utama GMM itu.
Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah mengungkap dugaan penimbunan lebih dari seribu ton gula putih tidak ber-SNI di beberapa gudang di wilayah Kendal dan Blora.
Dari keterangan saksi-saksi, gula tersebut merupakan milik mantan Direktur Utama Gendhs Multi Manis Blora Kamajaya.
Gula-gula tersebut disimpan di gudang yang disewa atau dimiliki tersangka, salah satunya gudang pabrik kayu lapis di Kendal.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah Kombes Pol Lukas Akbar Abriari di Semarang, Minggu membenarkan penetapan tersangka pemilik 1.400 ton gula pasir bermerek Gendhis, produksi Gendhis Multi Manis Blora tersebut.
Kamajaya ditetapkan sebagai tersangka setelah sebelumnya diperiksa sebagai saksi.
"Sudah ditetapkan sebagai tersangka, masih dalam penyidikan," katanya.
Kamajaya sendiri, lanjut dia, dijerat dengan pasal berlapis.
Tersangka dijerat dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Selain itu, polisi juga mengenakan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2004 tentang Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian.
Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, polisi belum menahan mantan Direktur Utama GMM itu.
Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah mengungkap dugaan penimbunan lebih dari seribu ton gula putih tidak ber-SNI di beberapa gudang di wilayah Kendal dan Blora.
Dari keterangan saksi-saksi, gula tersebut merupakan milik mantan Direktur Utama Gendhs Multi Manis Blora Kamajaya.
Gula-gula tersebut disimpan di gudang yang disewa atau dimiliki tersangka, salah satunya gudang pabrik kayu lapis di Kendal.
Pewarta : I.C. Senjaya
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
HLN ke-79, Dirut PLN tegaskan komitmen sebagai fondasi pembangunan nasional
29 October 2024 19:44 WIB
Isu elpiji langka di Solo, Dirut Pertamina turun langsung cek ketersediaan
06 September 2024 15:28 WIB
Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang diadili dalam kasus korupsi dana pensiun
14 August 2024 21:49 WIB
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
Kos-kosan di Kelurahan Mewek Purbalingga jadi lokasi prostitusi daring, polisi tangkap dua orang
13 November 2024 15:16 WIB