Osman Sapta: Indonesia dalam Ancaman Intervensi Asing
Senin, 24 Juli 2017 11:41 WIB
Ketua DPD Oesman Sapta Odang (ANTARA /M Agung Rajasa)
Jakarta, ANTARA JATENG - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Oesman Sapta Odang mengingatkan seluruh pemuda untuk terus menerus
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa karena saat ini Indonesia dalam
ancaman intervensi asing agar tidak menjadi negara besar.
"Sekarang ini negara kita sedang dalam ancaman intervensi asing. Mereka tidak senang, kalau kita menjadi kuat dan besar," kata Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang pada sosialisasi Empat Pilar berbangsa dan bernegara di Labuhan Bajo, Nusa Tengah Timur, Senin.
Sosialisasi Empat Pilar yang diselenggarakan Laskar Muda Hanura (Lasmura) Manggarai Barat, ini diikuti oleh 500 peserta yang terdiri dari pelajar SMA, SMEA dan organisasi masa.
Lebih lanjut Oesman Sapta mengingatkan para generasi muda untuk merawat persatuan dan kesatuan bangsa.
Menurut Oesman Sapta hanya dengan adanya persatuan bangsa akan mampu melawan segala bentuk intervensi asing.
"Kita kaya akan sumber daya alam. Di NTT terkenal penghasil kopinya, tetapi selama ini hanya dijual mentah. Di ekspor ke luar negeri sehingga tidak ada nilai tambah bagi petaninya," kata Oesman Sapta.
Oleh karena itu Oesman Sapta meminta para generasi muda untuk belajar agar bisa mengolah kekayaan alam itu sehingga memiliki nilai tambah.
"Kita punya presiden Jokowi yang cerdas. Di zaman Presiden Jokowi dipaksa agar tidak hanya jual mentahnya saja, tetapi barang setengah jadi," kata Oesman Sapta.
Oesman Sapta menjelaskan bahwa baru di zaman Presiden Jokowi ini dilakukan pembangunan infrastruktur yang masif di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, tambahnya, baru di era Jokowi ini harga bensin di seluruh Indonesia bisa sama. Dimana sebelumnya harga bensin di Papua hingga mencapai Rp80 ribu.
"Presiden Jokowi perintahkan harga BBM di seluruh Indonesia harus sama dan ternyata bisa. Padahal berpuluh- puluh tahun pemimpin yang lalu tak mampu," katanya.
Dalam sosialisasi tersebut turut hadir sebagai pembicara anggota DPD RI Zainut T, Andreanus Garu Abraham Paulianto dan Ibrahim Aguatinus Meda.
"Sekarang ini negara kita sedang dalam ancaman intervensi asing. Mereka tidak senang, kalau kita menjadi kuat dan besar," kata Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang pada sosialisasi Empat Pilar berbangsa dan bernegara di Labuhan Bajo, Nusa Tengah Timur, Senin.
Sosialisasi Empat Pilar yang diselenggarakan Laskar Muda Hanura (Lasmura) Manggarai Barat, ini diikuti oleh 500 peserta yang terdiri dari pelajar SMA, SMEA dan organisasi masa.
Lebih lanjut Oesman Sapta mengingatkan para generasi muda untuk merawat persatuan dan kesatuan bangsa.
Menurut Oesman Sapta hanya dengan adanya persatuan bangsa akan mampu melawan segala bentuk intervensi asing.
"Kita kaya akan sumber daya alam. Di NTT terkenal penghasil kopinya, tetapi selama ini hanya dijual mentah. Di ekspor ke luar negeri sehingga tidak ada nilai tambah bagi petaninya," kata Oesman Sapta.
Oleh karena itu Oesman Sapta meminta para generasi muda untuk belajar agar bisa mengolah kekayaan alam itu sehingga memiliki nilai tambah.
"Kita punya presiden Jokowi yang cerdas. Di zaman Presiden Jokowi dipaksa agar tidak hanya jual mentahnya saja, tetapi barang setengah jadi," kata Oesman Sapta.
Oesman Sapta menjelaskan bahwa baru di zaman Presiden Jokowi ini dilakukan pembangunan infrastruktur yang masif di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, tambahnya, baru di era Jokowi ini harga bensin di seluruh Indonesia bisa sama. Dimana sebelumnya harga bensin di Papua hingga mencapai Rp80 ribu.
"Presiden Jokowi perintahkan harga BBM di seluruh Indonesia harus sama dan ternyata bisa. Padahal berpuluh- puluh tahun pemimpin yang lalu tak mampu," katanya.
Dalam sosialisasi tersebut turut hadir sebagai pembicara anggota DPD RI Zainut T, Andreanus Garu Abraham Paulianto dan Ibrahim Aguatinus Meda.
Pewarta : Jaka Suryo
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Bupati sebut sektor pariwisata Banjarnegara harus kedepankan Sapta Pesona
28 February 2021 14:01 WIB, 2021
SAPTA: Pemerintah bisa digugat bila tidak merevisi PP Pengendalian Tembakau
18 August 2020 16:07 WIB, 2020
Terpopuler - NASIONAL
Lihat Juga
Ketum PPM bersama Wamendes bahas pemberdayaan anggota Veteran RI di daerah
15 December 2024 12:13 WIB