Mahasiswa STMIK Duta Bangsa Didorong Jadi Wirausahawan
Selasa, 3 Oktober 2017 16:47 WIB
Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo pada acara seminar kewirausahaan yang dilaksanakan oleh STMIK Duta Bangsa (Foto: ANTARAJATENG.COM/Aris Wasita Widiastuti)
Solo, ANTARA JATENG - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Duta Bangsa Surakarta mendorong mahasiswa menjadi wirausahawan agar mampu bersaing di tengah ketatnya persaingan global.
"Selain itu makin sempitnya peluang kerja membuat generasi muda harus mencoba membekali diri dengan materi kewirausahaan," kata salah satu dosen kewirausahaan STMIK Duta Bangsa Bangun Prajadi Cipto Utomo pada acara seminar nasional kewirausahaan dengan tema mengubah mindset menjadi wirausaha kreatif di Gedung Pertemuan Orient Solo, Jawa Tengah, Selasa.
Ia mengatakan melalui pembekalan diri dengan materi kewirausahaan, para mahasiswa bisa berkembang menjadi lebih mandiri, kreatif, dan inovatif.
"Unsur-unsur inilah yang memberikan peran pada kesuksesan kepada seorang wirausahawan," katanya yang juga bertindak sebagai ketua panitia tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo mengatakan memasuki era global dan perdagangan bebas, selain peluang, seorang wirausahawan juga butuh kompetensi.
"Pada kompetisi yang makin berat perlu strategi tepat dalam seluruh proses produksi dan manajemen usaha. Untuk bisa punya strategi jitu kuncinya harus belajar, di antaranya melakukan kajian, panjajakan, dan serang secara praktis," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, strategi tersebut tidak selamanya berhasil karena pesaing juga akan melakukan strategi. Oleh karena itu, menurut dia, inovasi dan kreasi tidak boleh berhenti pada setiap elemen bisnis.
"Untuk menjadi wirausahawan sukses harus punya sikap, komitmen, dan konsisten pada jiwa enterpreneurship. Tidak boleh mudah kalah dan menyerah. Harus selalu maju dan berkreasi," katanya.
Ia juga berpesan agar mahasiswa jangan hanya melakukan tugas pokok, yaitu belajar karena kehidupan selama menjadi mahasiswa sangat berarti untuk mengembangkan jiwa enterpreneurship.
Mahasiswa diharapkan tidak ragu untuk ikut kegiatan kemahasiswaan, partisipasi kelompok kecil diskusi, bukan hanya berdiskusi mengenai pelajaran tetapi juga isu, masalah sekitar.
"Sedini mungkin jiwa kewirausahaan dilatih sejak awal. Buatlah kegiatan yang efisien, produktif sehingga hasilnya bisa dimanfaatkan dan perhitungkan dengan baik," katanya.
"Selain itu makin sempitnya peluang kerja membuat generasi muda harus mencoba membekali diri dengan materi kewirausahaan," kata salah satu dosen kewirausahaan STMIK Duta Bangsa Bangun Prajadi Cipto Utomo pada acara seminar nasional kewirausahaan dengan tema mengubah mindset menjadi wirausaha kreatif di Gedung Pertemuan Orient Solo, Jawa Tengah, Selasa.
Ia mengatakan melalui pembekalan diri dengan materi kewirausahaan, para mahasiswa bisa berkembang menjadi lebih mandiri, kreatif, dan inovatif.
"Unsur-unsur inilah yang memberikan peran pada kesuksesan kepada seorang wirausahawan," katanya yang juga bertindak sebagai ketua panitia tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo mengatakan memasuki era global dan perdagangan bebas, selain peluang, seorang wirausahawan juga butuh kompetensi.
"Pada kompetisi yang makin berat perlu strategi tepat dalam seluruh proses produksi dan manajemen usaha. Untuk bisa punya strategi jitu kuncinya harus belajar, di antaranya melakukan kajian, panjajakan, dan serang secara praktis," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, strategi tersebut tidak selamanya berhasil karena pesaing juga akan melakukan strategi. Oleh karena itu, menurut dia, inovasi dan kreasi tidak boleh berhenti pada setiap elemen bisnis.
"Untuk menjadi wirausahawan sukses harus punya sikap, komitmen, dan konsisten pada jiwa enterpreneurship. Tidak boleh mudah kalah dan menyerah. Harus selalu maju dan berkreasi," katanya.
Ia juga berpesan agar mahasiswa jangan hanya melakukan tugas pokok, yaitu belajar karena kehidupan selama menjadi mahasiswa sangat berarti untuk mengembangkan jiwa enterpreneurship.
Mahasiswa diharapkan tidak ragu untuk ikut kegiatan kemahasiswaan, partisipasi kelompok kecil diskusi, bukan hanya berdiskusi mengenai pelajaran tetapi juga isu, masalah sekitar.
"Sedini mungkin jiwa kewirausahaan dilatih sejak awal. Buatlah kegiatan yang efisien, produktif sehingga hasilnya bisa dimanfaatkan dan perhitungkan dengan baik," katanya.
Pewarta : Aris Wasita Widiastuti
Editor :
Copyright © ANTARA 2024