Solo, ANTARA JATENG - Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Soloraya positif, yaitu di kisaran 5,3-5,9 persen seiring dengan perkembangan ekonomi di Jawa Tengah.

"Angka pertumbuhan ini hampir sama dan diharapkan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Soloraya pada Tahun 2016 yaitu 5,39 persen," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Solo Bandoe Widiarto di Solo, Rabu.

Ia memperkirakan untuk pertumbuhan ekonomi saat ini ditopang oleh sektor utama, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor pertanian, dan sektor konstruksi.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut juga dibarengi dengan inflasi yang terjaga.

Berdasarkan data, inflasi Kota Surakarta pada Juli 2017 tercatat 0,10 persen "month to month" (mtm) atau 3,58 persen "year on year" (yoy).

"Angka ini lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 3,88 persen (yoy). Adapun inflasi di kabupaten lainnya di Soloraya juga tercatat rendah dan terjaga," katanya.

Menurut dia, pencapaian tersebut tidak lepas dari berbagai program pengendalian harga yang dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Soloraya.

Sebagai apresiasi atas kinerja tersebut, katanya, pada 2016 TPID Kota Surakarta memperoleh penghargaan "TPID Kota Terinovatif" dari Presiden Republik Indonesia.

"Disusul dengan penghargaan `TPID Berprestasi` yang diterima TPID Kabupaten Boyolali pada Tahun 2017," katanya.

Selain pertumbuhan ekonomi dan inflasi, katanya, hal lain yang juga mendapat perhatian penting Bank Indonesia terkait dengan kesejahteraan masyarakat adalah soal pengembangan UMKM.

"Berbagai langkah telah dilakukan oleh Bank Indonesia secara nasional maupun secara kewilayahan, dalam hal ini adalah program `Local Economy Development` yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo," katanya.

Ia mengatakan program tersebut telah menjangkau produsen keripik jamur di Kabupaten Sragen dan pembuat mebel rotan di Kabupaten Sukoharjo.

Ia mengatakan produk keripik jamur telah dikirim ke Washington DC untuk mengikuti pameran internasional, sedangkan produk mebel rotan telah diekspor ke berbagai negara.

"Selain itu, kami juga menjangkau para perajin batik yang produknya telah dipasarkan secara nasional maupun internasional. Semua ini merupakan bagian dari upaya Bank Indonesia mendukung pengembangan UMKM di Indonesia," katanya.

Pihaknya berharap melalui upaya tersebut proyeksi pertumbuhan ekonomi Soloraya pada tahun ini dapat tercapai.