Warga dari Desa Gupit, Celep, dan Plesan mendatangi pabrik tekstil PT RUM tersebut menanyakan soal dampak limbah yang dibuang sehingga menimbulkan bau menyengat.
Menurut Purwadi, Bayan Desa Plesan Sukoharjo, ada ratusan warga yang datang ke pabrik melakukan aksi, mereka memiliki keluhan yang sama terhadap dampak limbah pabrik PT RUM.
"Bau limbah pabrik itu menyengat, membuat warga pusing dan mual," kata Purwadi.
Dampak buangan limbah pabrik tersebut menyebabkan kehidupan warga tidak nyaman karena mereka tidak bisa tidur sehingga mereka memilih mengungsi ke rumah kerabatnya di tempat yang lebih aman.
Warga sudah tidak bisa menahan lalu berkumpul dan mendatangi pabrik untuk menanyakan penyelesaian aatas dampak dari limbah tersebut.
Warga sebenarnya tidak mempermasalahkan berdirinya pabrik PT RUM di Desa Gupit tersebut. Mereka selama pembangunan pabrik juga tidak bergejolak seperti ini, tetapi akibat limbah sudah sangat menganggu warga kemudian memprotes.
Jumbadi selaku Bayan Desa Gupit mengatakan warga sudah tidak dapat menahan dampak limbah, karena mereka merasakan tidak nyaman dengan bau yang menyerupai telur busuk.
Brian Antoni Rangga selaku koordinator aksi mengatakan sebanyang 300 orang warga yang mengikuti aksi unjuk rasa di pabrik PT RUM.
"Warga menunut agar pabrik PT RUM untuk sementara tidak beroprasi sebelum penanganan limbah terselesaiakan. Mereka mempertanyakan izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) pabrik, dan meminta untuk menindaklanjuti keluhan warga ini," katanya.
Bahkan, warga meminta perusahaan menjamin kesehatan masyarakat yang terdampak dari limbah tersebut.
Perwakilan dari warga kemudian melakukan audiensi dengan pihak pabrik untuk membicarakan penyelesaian dampak limbah pabrik yang mengganggu lingkungannya.
(U.B018/B/B008/B008) 26-10-2017 14:04:47