Logo Header Antaranews Jateng

Dinas Pertanian antisipasi penyebaran PMK pada ternak di Cilacap

Jumat, 10 Januari 2025 16:18 WIB
Image Print
Ketua Koperasi Peternak "Akar Rumput" Putut Dwi Prasetyo menjelaskan upaya antisipasi penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak kambing di kandang yang berlokasi di Desa Tayem Timur, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (10/1/2025). ANTARA/Sumarwoto

Cilacap (ANTARA) - Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak menyusul adanya sapi di wilayah itu teridentifikasi PMK.

Pelaksana Tugas Kepala Dispertan Kabupaten Cilacap Achmad Nurlaeli di Cilacap, Jumat, mengatakan berdasarkan pendataan hingga Kamis (9/1), 82 sapi yang sakit, 43 ekor di antaranya telah sembuh, satu ekor telah mati, dan empat ekor dipotong bersyarat.

"Sehingga masih tersisa 34 kasus," katanya.

Pihaknya hingga saat ini belum menemukan kasus PMK pada ternak lainnya, seperti kambing, domba, kerbau, dan babi.

Kendati demikian, pihaknya terus meningkatkan koordinasi dengan petugas di lapangan serta menyediakan disinfektan untuk mengantisipasi penyebaran PMK pada ternak lainnya.

Selain itu, melakukan pendataan rutin serta meminta peternak untuk membatasi orang yang boleh masuk kandang ternak.

"Jadi tidak sembarang orang boleh masuk kandang. Kami juga meningkatkan kewaspadaan terhadap ternak sapi dari luar daerah yang dibawa masuk ke Cilacap oleh pedagang," katanya.

Ia menjelaskan sapi rentan terhadap PMK karena dapat mengakibatkan kematian.

"Kalau kambing relatif cukup tahan terhadap PMK, biasanya hanya mengakibatkan penurunan berat badan," kata Nurlaeli.

Ketua Koperasi Peternak "Akar Rumput" Putut Dwi Prasetyo mengatakan pihaknya telah membatasi mobilisasi ternak sebagai antisipasi penyebaran PMK meskipun kambing relatif lebih tahan terhadap serangan penyakit itu.

Menurut dia, pembatasan mobilisasi ternak kambing tersebut di antaranya ketika dilakukan perpindahan antarkandang wajib melalui pintu disinfektan.

"Kemudian tidak memasukkan kambing dari komunitas lain. Kambing di sini ya hanya kambing dari anggota 'Akar Rumput', hanya geser (pindah, red.) kandang saja," katanya di Desa Tayem Timur, Kecamatan Karangpucung, Cilacap, Jumat.

Pihaknya juga bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian melakukan vaksinasi terhadap seluruh ternak kambing milik anggota Koperasi Peternak "Akar Rumput" yang mencapai kisaran 3.600 ekor.

Selain itu, kata dia, mengampanyekan kepada seluruh anggota koperasi bahwa kebersihan kandang, lingkungan, dan kecukupan makan menjadi hal yang wajib.

"SOP (Standar Operasional Prosedur) penyemprotan kandang wajib dilakukan dua hari sekali karena saat ini PMK sedang muncul kembali, dan tidak ada kunjungan dari peternak lain. Kalau bukan peternak, kami perbolehkan masuk kandang, tapi kalau peternak tidak boleh," katanya.

Menurut dia, larangan tersebut diberlakukan karena manusia dapat menjadi perantara penyebaran virus Aphthovirus yang menyebabkan PMK.

Ia mengatakan larangan kunjungan peternak lain diberlakukan karena dikhawatirkan ada virus PMK di kandang milik yang bersangkutan.

"Kalau di kandangnya ada masalah, virus itu luar biasa, hari ini kena, besok kena semua," katanya.

Saat terjadi kasus PMK sebelumnya, katanya, banyak ternak kambing di beberapa kandang milik anggota koperasi di Kecamatan Cimanggu yang terkena penyakit tersebut karena sebelah kanannya merupakan kandang sapi milik peternak besar dan belakangnya merupakan pedagang sapi.

Dia mengatakan jumlah ternak kambing yang terkena PMK saat itu di bawah 50 ekor dan dapat sembuh setelah diobati serta diberi vitamin.

"Alhamdulillah angka kematian mendekati zero. Kalau kambing terkena PMK, produksinya turun, bisa kehilangan produksi sampai 40 persen di periode itu, kalau sapi itu hilang produksinya dan selamanya hilang," katanya.

Putut mengatakan kambing yang terkena PMK jika biasanya laktasi hingga 2 liter akan mengalami penurunan, namun setelah diistirahatkan dan dikawinkan kembali hingga bunting, ternak tersebut akan pulih.

Baca juga: Peternak besar di Temanggung diharapkan vaksin PMK mandiri



Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025