Koalisi AS: ISIS Sudah Kehilangan 95 Persen Daerah Kekuasaan
Jumat, 17 November 2017 14:14 WIB
Pasukan koalisi Arab-Kurdi yang tergabung dalam Koalisi Demokratik Suriah (SDF) bergerak untuk menguasai ibu kota ISIS di Raqqa. (Reuters)
Amman, Yordania, ANTARA JATENG - Kelompok ISIS telah kehilangan 95 persen
daerah kekuasaan dalam "kekhalifahan" lintas perbatasan yang mereka
deklarasikan tiga tahun lalu di Irak dan Suriah, kata koalisi Amerika
Serikat (AS) yang memeranginya.
"Sejak koalisi kami dibentuk pada 2014, ISIS telah kehilangan 95 persen dari wilayah yang mereka kuasai di Irak dan Suriah," kata utusan Washington untuk koalisi, Brett McGurk, pada Rabu malam setelah sebuah pertemuan di Yordania.
Kelompok ekstremis itu merebut sejumlah wilayah di Suriah dan Irak pada tahun yang sama, mendeklarasikan "kekhalifahan" lintas perbatasan di wilayah yang luasnya hampir sama dengan Inggris dan menarik ribuan petempur asing.
Namun serangan-serangan militer, termasuk yang didukung koalisi AS, telah ISIS kehilangan sebagian besar daerah kekuasaannya sejak saat itu.
"Lebih dari 7,5 juta orang sudah dibebaskan dari ISIS." kata McGurk dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa keuangan kelompok itu sekarang "berada di level terendah".
Perhatian Barat sekarang tertuju pada peningkatan upaya untuk menghalangi petempur asing ISIS kembali ke negara asal guna melancarkan serangan.
McGurk menegaskan bahwa aliran petempur asing ISIS ke Suriah sudah "hampir berhenti" dan bahwa anggota kelompok itu banyak yang terjaring saat melintasi perbatasan.
"Kami meningkatkan kerja sama dan pengamanan perbatasan, penerbangan, penegakan hukum, sanksi finansial, penanganan kiriman pesan dan pembagian informasi intelijen untuk mencegah ISIS melancarkan serangan di tanah air kita," kata dia sebagaimana dikutip AFP.
"Sejak koalisi kami dibentuk pada 2014, ISIS telah kehilangan 95 persen dari wilayah yang mereka kuasai di Irak dan Suriah," kata utusan Washington untuk koalisi, Brett McGurk, pada Rabu malam setelah sebuah pertemuan di Yordania.
Kelompok ekstremis itu merebut sejumlah wilayah di Suriah dan Irak pada tahun yang sama, mendeklarasikan "kekhalifahan" lintas perbatasan di wilayah yang luasnya hampir sama dengan Inggris dan menarik ribuan petempur asing.
Namun serangan-serangan militer, termasuk yang didukung koalisi AS, telah ISIS kehilangan sebagian besar daerah kekuasaannya sejak saat itu.
"Lebih dari 7,5 juta orang sudah dibebaskan dari ISIS." kata McGurk dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa keuangan kelompok itu sekarang "berada di level terendah".
Perhatian Barat sekarang tertuju pada peningkatan upaya untuk menghalangi petempur asing ISIS kembali ke negara asal guna melancarkan serangan.
McGurk menegaskan bahwa aliran petempur asing ISIS ke Suriah sudah "hampir berhenti" dan bahwa anggota kelompok itu banyak yang terjaring saat melintasi perbatasan.
"Kami meningkatkan kerja sama dan pengamanan perbatasan, penerbangan, penegakan hukum, sanksi finansial, penanganan kiriman pesan dan pembagian informasi intelijen untuk mencegah ISIS melancarkan serangan di tanah air kita," kata dia sebagaimana dikutip AFP.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Siswi SMKN 3 Semarang yang hilang saat mendaki Gunung Slamet sudah ditemukan
09 October 2024 5:30 WIB
Pemprov Jateng: Penyesuaian HET LPG 3Kg sudah pertimbangkan perkembangan ekonomi
30 September 2024 9:11 WIB