Semarang, ANTARA JATENG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap pemanfaatan beragam jenis rempah-rempah saat ini bisa lebih optimal demi kepentingan pengobatan di masyarakat.

"Meskipun ragam rempah-rempah melimpah, tapi sampai saat ini kita baru memanfaatkan 4 persen dari 7.000 jenis rempah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 90 persen pengelolaannya dilakukan petani," katanya di Semarang, Senin.

Ganjar menyayangkan kondisi itu karena kalau ribuan jenis rempah bisa dimanfaatkan secara benar dan optimal maka hasilnya memuaskan, apalagi rempah Indonesia sangat diperlukan orang di seluruh dunia, baik untuk pengobatan maupun keperluan lainnya.

Menurut dia, produksi komoditas rempah Indonesia, khususnya di Provinsi Jateng yang mulai surut karena tergantikan oleh komoditas lain, seharusnya dapat mengangkat perekonomian bangsa dan menyejahterakan masyarakat.

"Ini menjadi tanggung jawab kita semua, diperlukan sinergitas antara pemerintah, para pemangku kepentingan terkait, serta masyarakat," ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono menambahkan, pihaknya mendukung pengembangan dan peningkatan produktivitas rempah.

"Hal itu sebagai upaya mengembalikan kejayaan rempah-rempah dari Indonesia," ucapnya.

Berbagai upaya kerja sama dengan instansi atau lembaga lain, kata dia, telah dilakukan seperti kesepakatan antara Pemprov Jateng, Perhutani, serta masyarakat dalam pemanfaatan lahan perhutani untuk penanaman hortikultura dan rempah-rempah.

"Petani sudah ada kerja sama sehingga semua harus dijaga, khususnya kualitas, kuantitas, serta kontinyuitas karena kekurangan kita, kalau sudah laku lalu kualitas dibaikan sehingga pabrik ada jaminan pasokan bahan baku, sedangkan petani mempunyai jaminan pemasaran," ujarnya.